Chereads / Segel Cinta Zayyan / Chapter 57 - Berantem Sama Siapa Lagi?

Chapter 57 - Berantem Sama Siapa Lagi?

'Jadi benar kalau memang ada yang berantem di sini makanya rak buku di sini pada berantakan semua?' pikir Zayyan.

"Pak saya datang aja terlambat pak, gimana saya mau berantem kalau semua orang udah masuk kedalam kelas!" Zayyan membela diri dari tuduhan.

"Pak Tio! bukan Zayyan yang berantem pak, anaknya udah di ruang BK dua duanya, ayo!" Buk Susi tiba tiba nongol kayak hantu.

"Yah kalau bukan Zayyan siapa lagi buk?" pak Tio terkejut karena kedatangan buk Susi yang tiba tiba, lebih terkejutnya lagi Zayyan ternyata tidak terlibat dalam perkelahian ini, padahal biasanya kalau ada yang berantem pasti ada Zayyan disana.

"Bukan pak, ini anak kelas 2! Udah ayo cepetan!" buk Susi terlihat sama sekali gak peduli dengan Zayyan dan ia hanya mendesak pak Tio agar segera ikut dengannya.

"Jadi kamu ngapain di sini Za?" tanya pak Tio.

"Hukuman karena terlambat pak," jawab Zayyan sambil tersenyum pahit. Untung bapak ini guru jadi ia harus sabar.

"Walah walah, sama aja toh!" ucap pak Tio sebelum pergi meninggalkan ruangan bersama buk Susi.

"....." Zayyan.

Ia hanya bisa diam melihat pak Tio menggeleng kepala dan menganggapnya sama saja dengan siswa yang baru aja berantem di ruangan ini.

"Mana udah nuduh orang sembarangan, pak pak! untung aja bapak guru." gumam Zayyan kesal.

Gimana gak kesal coba? bapak itu datang datang ngomelin Zayyan gak jelas dengan tuduhan aneh yang Zayyan sendiri gak mengerti.

Terus saat akan pergi dia menggumamkan kata kata yang mengesankan kalau Zayyan itu memang anak yang penuh dengan masalah. Siapa yang gak kesal coba!

"Tapi ngomong ngomong siapa yang berani berantem di sekolah?" Zayyan mengalihkan pikirannya sambil terus membereskan pekerjaannya agar ia segera keluar dari ruangan ini.

"Gara gara mereka gue yang harus beresin ini semua!" pikirnya.

Kalau mereka gak berantem mungkin hukuman dari buk Hanum akan lebih ringan, tapi karena mereka berantem dan menyebabkan rak buku di perpus berantakan, itu menjadi hukuman baginya.

"Gue harus cari tau siapa yang berani berantem di sekolah!"

***

Setelah setengah jam melanjutkan pekerjaannya, akhirnya Zayyan menyelesaikannya dan ia langsung keluar dari ruang perpustakaan.

Hal pertama yang ia lakukan bukanlah masuk ke dalam kelas, tapi ia sengaja mengambil jalan memusing agar melewati ruang BK.

Tujuannya sudah jelas untuk mencari tau siapa orang yang berantem di dalam perpustakaan dan menyebabkan dia mengerjakan pekerjaan yang begitu membosankan itu selama berjam jam.

Saat melewati ruang BK ia melihat dua orang adik kelas yang sedang duduk menghadap Pak Tio dan buk Susi, dan sialnya mereka membelakangi Zayyan jadi ia tidak bisa mengenali kedua orang itu.

"Duhhh! gimana ni? siapa tu ya?" Zayyan mencuri pandang agar bisa melihat kedalam dan yang lebih penting agar tidak ketahuan oleh buk Susi dan pak Tio.

'Gimana caranya biar mereka menoleh ke belakang ya?' Zayyan tidak putus asa dan berpikir dengan keras.

Setelah beberapa saat melamun di samping ruang BK Zayyan akhirnya menemukan ide, ia menemukan ide bagaimana agar kedua orang itu menoleh ke belakang supaya ia bisa mengenalinya.

Tapi ini sedikit beresiko.

Karena yang harus ia lakukan adalah mengetuk jendela sampai mereka berdua menoleh, ini sangat berbahaya karena ada buk Susi dan pak Tio yang sedang menghadap langsung ke jendela.

Mengulurkan tangannya kesamping sementara tubuhnya ia rapatkan ke dinding, Zayyan mengetuk kaca jendela beberapa kali yang langsung mengundang perhatian keempat orang didalam ruangan BK.

"Siapa itu?" suara buk Susi samar samar terdengar membuat Zayyan belum berani mengintip dari jendela.

"Ranting bunga mungkin buk!" sahut Pak Tio tidak lama kemudian. Kebetulan memang ada Bunga kertas yang berukuran cukup besar di sisi luar jendela.

Setelah suasana kembali tenang, barulah Zayyan berani mengintip sekali lagi dan beruntung salah satu dari siswa itu gak sengaja menoleh lagi ke jendela.

"Oh jadi dia!" misi selesai! Mendapatkan satu saja dari mereka sudah cukup baginya dengan begitu ia langsung kembali ke dalam kelasnya.

Saat ia masuk kedalam kelas, itu bertepatan dengan pergantian jam pelajaran jadi di kelas sedang tidak ada guru yang mengawasi.

"Yaampun Zayyan lo gak apa apa?" Vira tiba tiba mendatangi Zayyan, padahal ia baru aja nyampek.

"Gak apa apa gimana?" jawab Zayyan bingung.

"Gue khawatir banget loh," mengambil posisi tempat duduk di hadapan Zayyan, Vira terus berusaha mengambil perhatian crush nya itu.

"Doi kenapa?" meregangkan tubuhnya di sandaran kursi, ia berbisik pada Yuda yang duduk di sebelahnya.

"Berantem sama siapa lagi lo?" tanpa basa basi Yuda langsung ke inti permasalahan yang ingin ia tanyakan.

"Oh jadi gara gara itu?" Zayyan seketika langsung nyambung, gak pake bingung lagi.

Kan pak Tio sempat salah paham juga tadi.

"Katanya udah tobat tapi masih aja pukul pukulan," tambah Yuda.

"Iya nih, udah kelas 3 loh Za! lo gak takut apa kalau kena sanksi yang parah dari sekolah?" kata Vira.

"Memang yang bisa berantem di sekolah ini cuma gue aja ya?" menggaruk rambutnya dengan kesal, Zayyan bertanya.

Heran banget deh, gak guru gak teman, semuanya langsung nuduh gue yang berantem begitu denger ada yang berantem di sekolah.

Kayak yang lain pada cupu gak bisa berantem.

"Masalahnya, setiap ada kasus perkelahian lo selalu terlibat bre!" jelas Yuda.

Tuduhan yang ia berikan bukannya gak berdasar, tapi karena setiap ada perkelahian Zayyan selalu terlibatlah makanya ia langsung berpikir kalau Zayyan yang berantem.

"Bukan gue! gue gak tau apa apa kali ini!"menghela napas panjang, Zayyan menjawab dengan malas.

"Eh? seriusan?" Yuda sedikit terkejut, begitu juga dengan Vira dan beberapa teman kelas yang lain yang juga mendengar percakapan mereka.

"Gak percaya? datang aja ke ruang BK, noh anaknya sedang di sidang sama buk Susi!" tambahnya.

"Baguslah kalau gitu, berarti lo gak ada masalah apa apa kan?" Vira tersenyum puas setelah mendengar itu.

Sebenarnya ia cukup khawatir kalau Zayyan akan menerima sanksi yang berat dari sekolah karena berantem lagi, tapi syukurlah bukan dia yang berantem pagi tadi.

"Assalamualaikum!" suara guru terdengar didalam kelas, guru mapel berikutnya sudah datang!

"Waalaikumsalam pak!" jawab Zayyan dan teman teman yang lain sambil menghentikan obrolan mereka dan kembali ke pelajaran.

*****

Kring!

Bel istirahat berbunyi tanda jam istirahat sudah tiba.

Dhita dengan cepat memberesi buku buku di atas mejanya dan setelah itu ia langsung mengajak Dina dan Anjani ke kantin.

"Gue laper banget, yuk kantin!" kata Dhita.

"Bentar dulu napa Dhita! kita belum siap nyatat ni!" Anjani dan Dina masih fokus sama catatan di papan tulis.

"Sambung di rumah aja deh, gue udah laper banget tau!" Dhita menambahkan dengan wajah cemberut.

Iyaudah deh! nanti lo kirim potonya ya!" Anjani dengan kesal menutup bukunya.