Mbak warung sampe geleng geleng kepala liat kelakuan mereka berdua, yang awalnya seru seruan ketawa bareng sampe akhirnya cekcok hingga punggung punggungan kayak gini, kan aneh.
"Masa muda memang selalu berbeda" gumam mbak warung sambil menghela napas panjang.
"Za!" Dhita menghela napasnya sampe terlihat bahunya menurun saat memanggil Zayyan yang masih memalingkan wajah darinya.
"Emm" jawab Zayyan sesingkat mungkin tanpa menoleh sedikitpun kearah Dhita.
"Gimana sih? katanya mau bantuin gue!" gumam Dhita dengan kesal..
Padahal awalnya pengen bahas bagaimana biar mereka gak bertengkar lagi, tapi kok malah pembahasan itu yang di jadikan pertengkaran.
"Jadi gue harus bantu gimana nih?" tanya Zayyan sambil menolehkan kembali wajahnya ke hadapan Dhita.
"Ya pokoknya kita gak boleh berantem berantem lagi, apalagi di sekolah! oke?" sebenarnya ini bukanlah tipenya untuk bicara seperti ini, tapi karena dia udah terlalu terganggu dengan sikap Gilang belakangan ini, ia harus melakukannya.
"Oke deh! paling kalau lo mancing mancing gue banyakin sabar aja kali ya?" Zayyan kembali bercanda.
"Isss gue gak pernah mancing mancing ya!" Dhita cemberut, gak enak banget di tuduh tuduh kayak gini, sumpah!
Mereka kembali akrab lagi setelah sedikit berdebat sebelumnya, pada saat yang sama Zayyan pun menghabiskan gorengannya dan Dhita menghabiskan misonya.
Zayyan mentraktir Dhita kali ini karena ia yang membawa cewek ini ke basecampnya!
"Gimana misonya?" tanya Zayyan di perjalanan pulang.
Ia membawa motornya cukup pelan karena tau Dhita takut kalau dia bawa kencang kencang.
"Lumayan," jawab Dhita yang duduk di belakang.
"Za! ngomong ngomong, waktu lo ketemuan dengan Gilang malam malam itu kalian bahas apaan?" tiba tiba Dhita menanyakan sesuatu yang terlintas dalam pikirannya.
Sebenarnya hal ini sudah lama mengganggu dalam pikirannya tapi ia gak punya kesempatan buat bertanya, makanya ia segera menanyakannya saat ia teringat.
Itu adalah tentang pertemuan Zayyan dan Gilang yang gak sengaja ia dengar ceritanya saat Zayyan bicara sama Farrel.
"Ketemuan sama Gilang? tunggu dulu, lo tau dari mana gue pernah ketemuan sama Gilang?" Zayyan sedikit terkejut mendengar itu, karena kayaknya dia gak pernah cerita hal ini ke Dhita.
"Kenapa memangnya? gak boleh gitu kalau gue tau?" Dhita menautkan alis.
Apa salahnya coba gue nanya? dan dari mana gue tau hal ini memangnya penting banget untuk dibicarakan apa? pikir Dhita dalam hati.
"Bukan gitu Ta, gue kaget aja soalnya gak ada yang tau dan gue gak pernah cerita!" dia juga yakin kalau Gilang pasti juga gak bakal ceritain ini ke orang lain.
memang sih gak ada salahnya jika orang lain tau, tapikan itu bukan sesuatu hal yang penting jadi gak mungkin Gilang mengumbar umbar hal itu ke teman teman kelasnya, apalagi dia yang meminta untuk bertemu malam itu.
"Gue gak sengaja denger!" jawab Dhita dengan jutek, jadi badmood dia gara gara ditanyain dari mana dia tau soal ini!
"Siapa yang cerita memangnya?" Zayyan jadi penasaran. Siapa yang suka banget urusin urusan orang sampe nyeritain dia kayak gitu.
"Dih pake nanya lagi! ya dari lo lah! pas lo cerita sama Farrel di kantin kan gue duduk di belakang lo ego!" Jadi emosi kan gue! lagian ngapain sih harus nanya nanya kayak gitu segala?
Memangnya pertemuan itu harus dirahasiakan ya? atau itu memang pertemuan rahasia yang gak boleh ada orang lain yang tau kecuali geng gengnya aja!
"Yaampun! bego banget dah gue!" tawa Zayyan tiba tiba pecah, ia teringat saat ia lagi bicarain pertemuan dengan Gilang malam itu si Yuda tiba tiba bilang kalau Dhita ada di belakangnya.
"Kenapa kok sampe segitunya lo nanya dari mana gue tau itu? emangnya itu rahasia?" Dhita bertanya, jangan sampe dia curiga kalau ada hal lain yang terjadi dalam pertemuan itu.
"Nggak! gue Cuma gak suka aja kalau ada yang terlalu kepo dengan urusan gue!" ini adalah salah satu prinsip Zayyan.
Dia paling gak suka kalau ada orang yang terlalu menggali gali apa urusannya, apalagi sampe kepo kepoin kehidupannya.
"Yaudah kalau gitu jawab dulu kenapa lo bisa ketemuan sama Gilang? perasaan kalian gak deket deket banget kan?" tambah Dhita sekali lagi.
"Harus banget gue jawab nih?" tanya Zayyan.
Sebenarnya dia males banget ceritain ini kecuali sama kawan dekatnya, apalagi pertemuan itu memang gara gara dia deket sama Dhita. Masak iya dia ceritain ke Dhita?
"Gue kepoan orangnya! udah ah ceritain!"
"Waktu itu gue lagi duduk sama anak anak kan, terus tiba tiba Gilang chat gue ajak ketemuan malannya!" Zayyan memilih untuk cerita.
Daripada ni cewek ngomel ngomel di sepanjang jalan nanti lebih baik ia selesaikan sekarang biar dia diem.
"Yaudah kan gue datang ke tempat yang dia bilang terus ketemuan sama dia!"
"Bahas apaan? itu pertanyaan gue!" Dhita gak puas sama jawabannya, lagipula pertanyaan yang ia berikan di awal adalah bahas apa di pertemuan itu?
"Ribet banget sih," gumam Zayyan.
"Gue udah lupa detailnya, tapi yang jelas dia pengen gue jauh dari lo atau putus lah pokoknya! sempat emosi juga dia tapi gak gue ladenin." Zayyan menceritakan.
"Parah banget ya anak itu! yang seharusnya menjauh dari kehidupan gue itu sebenarnya dia!" Dhita dengan emosinya menambahkan.
Zayyan yang bercerita kenapa jadi dia yang kesal? aneh memang cewek yang satu ini.
"Oh jadi gue gak perlu menjauh kan?" pantang ada cela buat gangguin Dhita Zayyan gak pernah melewatkannya dan langsung memanfaatkannya sebaik mungkin.
"Hmmm! nggak juga sih!" Dhita melihat ke atas sambil berpikir, ia menggembungkan sedikit pipinya membuat wajahnya terlihat begitu imut saat Zayyan melirik di spion kirinya.
"kalau Gilang udah benar benar jauh dari kehidupan gue dan gak ganggu ganggu gue lagi baru lo yang pergi! risih juga gue lama lama!" tambah Dhita sambil tersenyum lebar.
Dan Zayyan terus memandangi wajah manis Dhita dari sepion itu! entah kenapa ada ketenangan dalam hatinya saat menatap cewek ini dalam damai.
"Parah banget ih! cowok sendiri Cuma jadi alat doang? kalau gitu gak mau gue baikan sama lo biar Gilang terus confes ke lo!" Zayyan menarik bibirnya dan membentuk senyum datar.
"Jangan dong! kita harus kerja sama biar dia berhenti mikirin gue! eh tapi seinget gue tangan Gilang bengkak lho pas dateng ke sekolah pas malamnya lo ketemuan sama dia! lo yakin gak berantem sama dia?" Dhita teringat lagi kalau hari itu tangan Gilang bengkak dan dibalut.
"Iya Farrel juga ada bilang sama gue, tapi ya mana gue tau itu gara gara apa! kalau gue beneran berantem sama dia bukan tangan yang bengkak tapi wajahnya!" dengan percaya diri Zayyan menjawab.
Seakan akan Gilang gak ada tandingannya sama dia!