Apes banget si Farrel, padahal Dhita yang ngajak dia ngobrol tapi malah dia yang kena balanya.
Baru aja dia mau jawab pak Tio udah negur, dari tadi ia memperhatikan pelajaran pa Tio sama sekali gak notice, emang pilih kasih banget nih pak Tio.
Akibat teguran dari pak Tio obrolan antara dirinya dan Dhita terhambat dan mereka tidak berani lagi bisik bisik sampai pak Tio menyelesaikan penjelasannya.
"Farrel!" panggil Dhita sekali lagi saat pak Tio menyelesaikan penjelasan dan memberikan mereka catatan.
"Apalagi, nanti gue lagi yang di tegur." Wajahnya udah cemberut karena tadi pak Tio menegurnya.
"Kan pak Tio udah selesai," sahut Dhita pelan.
"Jawab dulu lo ada jumpa Zayyan gak hari ini?" tanyanya sekali lagi pada Farrel.
"Yaampun Dhita! kan udah gue jawab tadi, hari ini gue belum ada liat Zayyan!" Farre menggaruk kesal kepalanya.
Jadi tadi gue capek capek jawab pertanyaan gak penting itu sampai di tegur sama pak Tio lo gak dengerin? apes banget dah idup gue! pikir Farrel dalam hati. Kesal banget!
"Seriusan lo gak ada jumpa Zayyan seharian ini?" wajah Dhita kembali cemas seperti ada sesuatu yang ia khawatirkan.
Gilang yang memperhatikan Dhita sejak awal pun jadi bingung dengan tingkah Dhita hari ini karena ia terlihat begitu mengkhawatirkan Zayyan.
"Memangnya ada apa? kok lo kayak khawatir banget sih Ta?" Dina dan Anjani mengangguk setuju dengan pertanyaan yang ditanyakan Farrel, mereka juga menanyakan itu sebelumnya tapi Dhita gak jawab.
"Siapa yang khawatir sih? gue Cuma pengen tau aja!" Dhita memalingkan wajahnya ke arah lain setelah menjawab itu.
ketiganya saling bertukar pandang tidak mengerti, mereka sama sekali gak paham dengan isi pikiran Dhita hari ini. Apalagi Dhita adalah orang yang paling cuek dengan orang lain.
"Kira kira si Zayyan kenapa?" bisik Dina ke Farrel, saking keponya dia sampe nanya ke Farrel padahal Farrel juga gak tau apa yang terjadi.
"Lah lo kok malah nanya sama gue, kan tadi udah gue bilang kalau gue belum jumpa Zayyan hari ini." dengan malas Farrel menjawab. Maklum aja ni cewek memang sering lemot.
"Mungkin dia telat kali!" sahut Anjani. Ya kalau bestie nya sendiri gak ada jumpa sama dia berarti tu orang telat dong! atau bahkan gak datang hari ini.
"Gak dateng kali!" tambah Dina menduga duga. Dhita Hanya menyimak tanpa mengomentari sepatah katapun begitupun dengan Gilang yang sedari tadi menyimak percakapan mereka dari sudut ruang kelas.
"kalo gak dateng kayaknya gak mungkin deh, karena dia biasanya bakal kabari kalau memang ada rencana gak sekolah!" Farrel yang sangat mengenal Zayyan menepis dugaan itu.
Zayyan bukan anak yang males datang ke sekolah walaupun dia adalah tipe murid yang malas belajar.
Ya meskipun kemalasan itu bisa diimbangi dengan kepintarannya yang bahkan bisa saja menandingi Dhita.
Jadi kalau dia gak sekolah itu pasti memiliki alasan yang kuat dan ia pasti akan mengabari Farrel dan Yuda kalau dia gak datang.
"Dhita jawab napa lho! dari tadi lo nanyain Zayyan gak mungkin tanpa alasan kan?" Anjani udah gak sabar menunggu penjelasan dari orang yang memancing percakapan ini.
"Gak ada apa apa, gue ada perlu aja sama dia." jawab Dhita dengan santai, tapi mereka yang mendengar jawabannya tau kalau itu bukan alasan yang sebenarnya.
"Oke anak anak, catatan itu penting untuk ujian kalian nanti jadi pastikan kalian menulisnya dengan baik dan yang terpenting lengkap! bapak mau keluar sebentar." suara pak Tio tiba tiba memenuhi ruangan.
Ia baru aja menyelesaikan penjelasannya dan sekarang ia memandu siswa siswinya untuk menyalin bagian bagian penting yang akan berguna bagi ujian mereka nanti.
"Anak jaman sekarang hobinya berantem saja!" gumam pak Tio saat berjalan keluar dan itu bisa di dengar satu kelas.
"Berantem? siapa yang Berantem?" tanya Anjani setelah mendengar itu.
"Gue belum ada dengar apa apa tuh!" kata Farrel.
"Tapikan biasanya kalau ada masalah perkelahian gitu memang pak Tio yang beresin, jadi kalau pak Tio ngomong kayak gitu pasti memang ada yang berantem tadi." Anjani menambahkan.
"Siapa ya yang berantem pagi pagi gini!" gumam Dina penasaran, udah lama banget gak denger kasus siswa berantem di sekolah jadi dia penasaran.
*****
"Kalo gini kapan selesainya nih!" Zayyan mengomel kesal didalam ruang perpustakaan.
Udah satu jam lebih dia beresin buku buku yang berserakan dan rak rak yang bergeser dari tempatnya tapi belum juga kelar.
"Lagian ni perpus kenapa bisa berserakan kayak gini sih? bikin repot orang aja." terus aja ngomong sendiri, biar gak kerasa banget capeknya.
Ia masih sangat penasaran dengan penyebab berantakannya buku dan rak yang ada didalam ruang perpustakaan yang seharusnya tertata rapi ini.
Dan karena ia adalah orang yang suka menganalisa ia terus memikirkan kira kira apa penyebab dari buku dan rak yang berantakan di satu tempat seperti ini, "Apa ada yang berantem ya di sini?" gumamnya.
Di saat ia sedang sibuk menyusun kembali buku buku kedalam rak tiba tiba pintu perpustakaan terbuka dan seorang guru masuk kedalamnya.
"Zayyan? kamu berantem lagi?" itu adalah Pak Tio guru Biologi.
"berantem? berantem sama siapa pak?" datang datang udah nuduh sembarangan, gak jelas banget!
"Udah kelas 3 lho kamu, masih aja hobi mukulin orang! udah merasa jago banget apa?" tanpa mendengar jawaban Zayyan pak Tio langsung ngomel ngomel gak jelas.
"Bapak ngomong apa sih? saya gak paham pak," Zayyan mengerutkan keningnya bingung, ni guru datang datang nuduh orang gak jelas. Sebenarnya misinya apa sih?
"Mana orangnya? mana?" tanya pak Tio dengan ekspresi marahnya.
"Orang mana pak?" dengan polosnya Zayyan bertanya, orang dia memang gak tau apa apa. Bingung dong di tanyain gak jelas gini!
"Kok malah nanya lagi, lawan kamu! lawan yang pukul pukulan sama kamu mana?" tegas Pak Tio. Dari ekspresi dan intonasinya Zayyan tau kalau pak Tio gak sedang becanda tapi dia juga bingung dengan apa yang sedang terjadi.
"Pak kan udah saya bilang kalau saya tu gak ada berantem sama siapa siapa, kok bapak gak percaya banget sih!" udah gak tau lagi Zayyan mau jawab apa.
"Gak usah ngeles kamu! saya dapat laporan kalau ada yang berantem di perpustakaan, jadi siapa lagi kalau bukan kamu? Cuma kamu yang ada di ruangan ini!" mendengar itu Zayyan lebih bingung lagi.
Dia udah satu jam lebih di dalam ruangan ini dan gak ada melihat perkelahian apapun, kalaupun ada ya perkelahian itu baru aja terjadi ni antara dia dan pak Tio.
Tapi seketika ia tersadar sesuatu, ia tersadar kalau tadi ia sempat memikirkan kalau penyebab dari buku dan rak yang berantakan ini adalah karena pertengkaran, mungkin aja itu benar!