Chereads / Segel Cinta Zayyan / Chapter 33 - OH – MY – GOD

Chapter 33 - OH – MY – GOD

Zayyan dan bunda bicara cukup lama sebelum akhirnya bunda turun karena harus menyiapkan makan malam.

Sebelum bunda menyiapkan makan malam Zayyan langsung mengatakan kalau dia akan makan malam di luar agar bundanya tidak menyiapkan terlalu banyak.

Bunda sedikit terkejut ketika Zayyan mengatakan kalau dia diundang makan malam di rumahnya Dhita, dugaannya tentang perasaan anaknya pada gadis itu semakin kuat.

***

"Apa gue beneran harus datang ya?" Zayyan menatap langit yang mulai memantulkan sinar senja tanda malam hari akan segera tiba.

"Tapi tadi kata bunda datang aja," sambil memejamkan matanya Zayyan memutuskan untuk memenuhi undangan itu.

Setelah menikmati langit yang begitu indah saat matahari mulai menenggelamkan dirinya, Zayyan turun dan langsung bersiap.

dalam waktu setengah jam dia sudah siap menyulap dirinya menjadi bersih dan rapi sekali lagi, dia menggunakan setelan santai dan sopan malam ini.

Dengan kemeja lengan pendek berwarna biru yang ditutupi dengan jaket bomber polos berwarna hitam dan celana hitam yang cukup longgar membuatnya terlihat cukup rapi malam ini.

Kalau ke sekolah dengan setelan kayak gini udah jelas di kerumunin sama Fans si Zayyan ini.

"Etsss, mau kemana rapi rapi gini?" kata Clara, kakaknya Zayyan.

"Kepo banget sih lo!" Zayyan membalas dengan senyuman.

Dia malas kasi tau kakaknya, nanti mulutnya ga bisa diam karena nanya ini dan itu. Jadi daripada buat dia pusing bagusan ga usah dikasih tau, palingan nanti tau sendiri dari bunda.

"Bun! Zayyan rapi banget mau kemana ni?" karena Zayyan menolak menjawab, Clara mencoba senjata lain untuk mencari tau.

Manggil bunda biar bunda nanyain kemana anaknya pergi kok setelannya rapi banget gini.

"Mana bunda tau, main bareng Yuda kali! macem ga pernah liat adeknya pake baju rapi aja." teriak bunda dari dapur.

Dia tau kalau Zayyan males kasih tau kakaknya karena takut di usilin plus di kepoin.

"Entah tu! emang biasanya gue gembel banget apa sampek lo bilang kali ini setelan gue rapi banget," sahut Zayyan.

Padahal biasanya Zayyan kalau mau keluar ya selalu rapi setelannya, walaupun malam ini memang sedikit tampil beda.

Itupun karena biasanya dia pake kaos didalam bombernya dan malam ini pake kemeja, hanya itu yang membuatnya tampil beda.

"Ga pernah sejarahnya gue liat lo pake kemeja kecuali pas hari lebaran sama kondangan," Clara melirik adiknya dengan ekor mata.

"Makanya sering sering di rumah jangan ngampus aja!" jawab Zayyan dengan ketus sambil meninggalkan kakaknya yang super kepo itu.

Kalau lebih lama lagi di ladenin bisa bisa gak jadi pergi ke rumah Dhita dia malam ini.

"Bun, Zayyan pergi dulu." Zayyan pamit sebelum menyalakan motornya dan langsung meninggalkan rumah.

"Mau kemana sih dia bun? gak biasanya buru buru gitu kalau mau pergi main." Masih belum puas dengan jawaban adiknya tadi Clara mulai mencari jawaban dari bunda.

"Ke rumah teman ceweknya, di undang makan malam mamanya," jawab bunda sambil tersenyum.

Dia sendiri masih gak nyangka kalau anaknya bakal di undang makan malam gitu.

"Diundang makan malam sama mama temen ceweknya? maksudnya gimana ni?" Clara melebarkan matanya terkejut.

"Ya bunda juga ga tau, pokoknya mama temannya ngundang dia makan malam bareng keluarganya gitu." Kalau di suruh jelasin ya bunda juga ga bisa, dia juga ga paham kenapa mama Dhita ngundang Zayyan.

"Hmmm, menarik!" Clara tersenyum sinis. 'Akhirnya ada yang bisa menarik perhatian adik gue!'

***

Sementara itu Dhita masih harap harap cemas dalam kamarnya.

Dia mondar mandir gak jelas di samping kasur dengan handuk yang masih membalut rambutnya yang basah itu.

Sampai sekarang ia masih belum mengganti baju handuk yang sudah ia pakai sejak satu jam yang lalu setelah ia selesai mandi.

Ini semua karena undangan yang diberikan mamanya pada Zayyan. Dia cemas apakah Zayyan benar benar akan datang atau tidak.

"Duh dia datang gak ya?" gumam Dhita pelan, jujur dia deg degan banget makan malam kali ini.

"Apa gue chat dulu aja ya? tanya dia dateng atau engga." Dhita menimang nimang ponsel di tangannya, pengen chat tapi gengsi.

"Ah nanti di sangka berharap lagi, tunggu aja kali ya? kalau gak datang juga ga masalah kok." Berhenti di depan cermin ia mulai menatap dirinya yang masih mengenakan setelan kamar mandi itu, dan ia baru sadar kalau dia belum ganti baju.

"OH – MY – GOD! gue belum ganti baju?" seketika dia panik dan langsung berlari ke lemari.

Bisa bisanya mau pake baju aja lupa, untung belum keluar kamar. Kalau udah keluar kamar dan Zayyan ternyata udah datang apa gak malu banget nih.

'Dhita lo kenapa sih? mikirin apa sih Dhita sayang?' dewi batinnya mempertanyakan apa yang sedang ia gelisahkan.

Entah kenapa malam ini dia sangat tidak fokus dan ini semua karena undangan makan malam yang mamanya berikan pada Zayyan.

"Duh pake baju apa ya?" gumamnya kesal saat tangannya sibuk mengulik pakaian yang ada di lemarinya, baru kali ini ia bingung mau pake baju apa padahal cuma mau makan malam aja di rumah.

Tidak lama terdengar suara motor yang sangat ia kenal, ya! Zayyan udah sampek di rumahnya!

"Gilee, cepet banget tu orang sampeknya," tau kalau Zayyan udah sampek malah membuat dirinya semakin tidak fokus.

"Dhita! keluar nak! temenin Zayyan nih!" suara mamanya terdengar menggema didalam kamar, sementara dia masih sibuk milih baju sambil panik ga jelas.

"Iya bentar!" karena bingung gatau mau pake baju apa, dia ambil aja baju yang di hanger. Padahal baju baju yang tersusun di sana adalah baju yang biasa ia kenakan kalau mau main keluar.

Tapi dia gak sadar kalau udah milih baju untuk jalan jalan padahal cuma mau makan malam doang di rumah.

Sementara Dhita sedang berdandan didalam kamarnya, Zayyan duduk di ruang tamu bersama Daffa yang menemani.

"Jadi gimana? udah tau mau masuk karate apa Silat?" Zayyan mencoba membangun suasana dalam percakapannya dengan Daffa, biar gak canggung gitu.

"Kayaknya aku masuk silat aja deh, lebih rame juga kan di sana?" setelah mengobrol singkat dengan Zayyan pagi tadi di kantin Daffa langsung cari tau bagusan ekskul karate atau silat.

Dan dari info yang dia dapat anak silat lebih rame daripada karate. Yah, itu semua tidak terlepas dari kepopuleran Zayyan yang menarik banyak siswa untuk memilih silat sebagai jam tambahan mereka, apalagi para siswi.

"Tapi pelatihnya agak keras loh, jadi latihan kalian juga bakal lebih berat dari karate --"

Belum siap lagi Zayyan jelasin masalah karate dan silat di sekolah mereka suara mamanya Daffa tiba tiba terdengar "Eh eh eh anak mama cantik banget, ada rencana keluar lagi emangnya?"

Mama baru aja mau naik ke lantai dua untuk manggil Dhita tapi anaknya ternyata udah mau turun, dan ia sedikit terkejut dengan outfit anaknya yang terlihat sangat cantik malam ini.

Padahalkan cuma mau makan malam.