Chereads / Menjinakkan Suamiku Yang Nakal / Chapter 16 - lelaki sama saja!

Chapter 16 - lelaki sama saja!

Aku melihat ke arah pemandangan pantai yang sangat indah dan menenangkan. Xavier tiba-tiba saja berdiri di sampingku sambil membawakan minuman dingin, aku menerima dengan baik pemberian darinya. Bagaimana bisa aku menolak? Wajahnya yang begitu datar dan penuh dengan banyak maksud itu sudah membuatku merinding hebat.

"Apakah kau tak punya pekerjaan? Bisa berlibur disini seperti pengangguran?" Aku bertanya dengan nada pelan padanya, dia hanya tersenyum dan mengeluarkan satu batang rokok.

Dia menyalakan rokok tersebut dan menghisap dengan perlahan, aku tak tahu kenapa dia tampak sangat frustasi.

"Bukankah kau yang punya banyak pekerjaan?" Dia menaikan sebelah alisnya sambil melirik ke arahku, aku tak paham apa maksudnya?

"Aku?" Tanyaku memastikan

"Iya, dirimu. Perusahaan sudah jadi milikmu lagi, bukankah semua tanggung jawab sudah aku berikan padamu lagi?"

Sialan!

Aku berdecak kesal karena mendengar ucapannya yang sangat santai itu! Dia benar! Ya.. dia benar! Karena perusahaan sudah jadi milikku, itu tandanya aku akan punya banyak pekerjaan lagi!

Ahhh!!! Aku mau memukul kepalanya saat ini.

"Kapan kita bisa pulang?" Aku bertanya dengan nada malas, mau marah padanya tapi aku tak punya keberanian sama sekali.

"Nanti saja, lagi pula uangmu tak akan habis jika membolos sehari saja kan?" Pertanyaan yang penuh ejekan itu membuatku semakin tak suka padanya.

"Ya.." jawabku seadanya.

"Kenapa wajahmu sangat suntuk? Padahal ini masih siang. Apakah bercinta denganku tidak membuatmu senang?"

"Aku sering bercinta dengan siapapun, sex hanya sex. Tak ada yang spesial bagiku." Ujarku seadanya, sebenarnya sex dari Xavier sangat hebat! Tapi aku tak mungkin mengakui hal seperti itu kan?

Bisa malu aku mengakui bahwa lelaki yang aku benci ini sebenarnya sudah membuatku klimaks berkali-kali, dan aku ingin sekali melihatnya telanjang lagi!

Tapi?

Ahhh.. buang pikiran kotor itu Stella!

"Baguslah kalau begitu, aku senang jika kau berpikir bahwa Sex hanya sekedar sex. Jadi aku tak akan menyakiti dirimu, jika kau berpikir sex adalah bentuk cinta."

"Cih! Cinta? Menjijikan sekali! Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Tak ada cinta di dalam kamusku!" Kataku padanya.

"Tak ada cinta? Aku tak yakin kau benar-benar berpikir seperti itu selama hidupmu." Dia menghisap rokoknya sekali lagi, lalu menghembuskan dengan perlahan-lahan.

"Memang tidak ada! Jadi jangan berpikir aku akan jatuh cinta padamu, walaupun aku akan melahirkan anakmu. Tapi aku tak akan memberikan cintaku padamu. Perjanjian hanya perjanjian. Oke?" Aku berusaha menekankan apa yang aku inginkan saat ini.

"Kita lihat saja, apakah kau tak akan pernah mencintaiku?" Dia berkata seperti itu sambil berbisik sensual di samping telingaku, suaranya yang serak dan sangat berat itu mampu membuat seluruh tubuhku merinding.

Astaga! Aku jadi mau merasakan penis besarnya lagi!

"Ya, kita lihat saja nanti. Aku pastikan tak akan jatuh cinta padamu. Lagipula, lelaki sepertimu tak pantas mendapatkan cinta dariku!" Kataku dengan sangat sombong, dia kembali tersenyum dan mengangguk seperti tak sakit hati sama sekali dengan apa yang aku katakan.

Kenapa? Kenapa dia bertindak seperti itu? Apakah dia memang tak punya hati?

Aku mau melihatnya sakit hati pada apa yang aku katakan, tapi dia terlihat baik-baik saja saat ini.

"Lelaki sepertiku memang tak pantas mendapatkan cinta." Dia berucap sangat pelan, hampir tak terdengar.

Aku langsung membungkam bibirku rapat-rapat, mencoba untuk melihat ke arah lautan indah di depan kami. Suara debur ombak dan angin laut membuat keadaan sedikit lebih baik.

Aku salah bicara ya? Apakah wajahnya yang tak terlihat sakit hati itu, ternyata hanya topeng?

"Apakah kau pernah jatuh cinta?" Dari banyaknya pertanyaan, aku berani bertanya hal bodoh seperti ini!

"Aku pernah jatuh cinta, tapi wanita itu tak mencintai aku." Jawabannya benar-benar diluar perkiraanku, apakah aku percaya bahwa ada wanita yang tak akan mencintai lelaki sepertinya?

Maksudku, dia tampan? Ya. Seksi? Ya. Kaya raya? Aku rasa dia sedikit punya uang. Hebat di atas ranjang? Jangan ditanya! Dia sangat hebat! Penuh perhatian? Sedikit perhatian!

Lalu?

Apakah ada wanita tak waras yang tak mungkin mencintai lelaki seperti ini? Maksudku, jika wanita itu tahu ada lelaki seperti Xavier jatuh cinta padanya. Masa iya wanita itu menolak?

Tunggu dulu!

Aku juga tak mau menerima Xavier, seandainya dia mencintai aku! Ahhh..! Bodoh kau Stella! Jadi wanita tak waras selanjutnya itu bisa jadi dirimu! Jangan! Jangan berpikir bodoh! Jangan berpikir macam-macam!

Gara-gara sex dari Xavier, otakku makin kacau!

Dia sepertinya harus benar-benar bertanggung jawab padaku!

"Wajahmu merah sekali, Stella." Suara Xavier kembali terdengar, aku buru-buru langsung menggelengkan kepalaku agar bisa bersikap dengan baik.

"Tidak, itu.. aku.. aku hanya berpikir siapa wanita yang menolak dirimu." Aku berusaha untuk bersikap tak berlebihan.

"Wanita yang sangat hebat, cantik, menyenangkan, luar biasa, cerdas dan sangat indah. Wanita itu punya segalanya di dalam dirinya. Aku jatuh cinta dengan segala hal yang ada di dirinya." Mendengar ucapan manis dari bibir Xavier saat ini, membuatku jadi sedikit tidak suka.

Apakah dia sedang memuji wanita lain di depan calon istrinya sendiri?

Ya..! Katakan saja aku calon istrinya! Lalu apa? Dia tak seharusnya menceritakan betapa dia mencintai wanita lain!

Ish!! Semua lelaki memang sama saja! Bisanya hanya menyakiti hati wanita!

"Wajahmu makin merah, Stella." Xavier kembali bertanya, aku langsung melirik sinis ke arahnya dan berdecak kesal.

"Kenapa memangnya kalau wajahku memerah? Apa urusannya denganmu?! Ahhh.. udara disini benar-benar panas!" Aku langsung melangkah pergi dari hadapannya, aku malas dengan lelaki yang suka membicarakan masa lalu!