Terjebak cinta tetangga gila

oyisby
  • 405
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 123.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1

Kring..kring..terdengar suara alarm jam wakerku .

Tersontak aku terbangun dan memutar bola mataku ke arah jam weker yang

menunjukkan pukul 07.10 WIB

"Haaa?kesiangan! " omelku dengan

kesal sambil beranjak dari atas ranjang empukku, berusaha mandi secepat kilat yang ku bisa .

Aku bekerja sebagai seorang manager perusahan terbesar di kota tempat tinggalku. Aku di promosikan langsung oleh CEO perusahaan.

mungkin penilaiannya bagus terhadap kinerjaku di kantor atau mungkin ada penilaian lain tentunya aku senang berada di posisiku sekarang.

yang paling penting aku sekarang sudah ada di posisi yang aku impikan sejak dulu.

aku merasa bersyukur atas semuanya, menurutku orang lain berlomba-lomba ingin menduduki jabatanku sekarang .

Setelah mandi, Aku pun bergegas mengenakan pakaian yang telah aku persiapkan, kemeja putih dan rok abu-abu serta mamakai blazer abu-abu sebagai pelengkap penampilanku

dan tak lupa aku memakai High heels yang menurutku cantik dan anggun.

karena aku tau ini hari di mana aku harus menghadiri rapat yang penting dengan petinggi-petinggi lainnya.

".Ma ...,aku berangkat! " teriakku.

"Kamu gak sarapan dulu Nay? "sahut mama membalas teriakanku

" Gak sempat ma takut terlambat, soalnya ada meeting penting di kantor" sambil bergegas mengambil kunci mobil yang terletak di atas meja dan aku terus berlari kecil menuju mobil jazz berwarna merah muda kesayanganku.

Mulaiku hidupkan mobilku, ku injak gas secara perlahan, sesekali ku melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan kecilku.

Jam Alexandre cristy yang terlihat mewah, ku beli dari gaji pertama yang ku terima memang sudah usang modelnya namun banyak terselip kenangan.

" Masih ada waktu setengah jam lagi " bisikku dalam hati.

Dengan santai laju mobilku membelah keramaian kota di pagi hari.

Pagi itu cukup ramai, karena semua orang baru memulai aktifitas seperti biasa.

Hari Senin, ya mungkin menurut sebagian orang hari yang berat tapi menurutku, Senin merupakan hari yang dimana aku bisa mewujudkan semua mimpiku. Jadi, aku selalu bersemangat menghadapinya.

Ku putar lagu lama yang ada di mobil, lagu yang selalu menemaniku setiap pagi. Karena terlalu asyik akupun sambil ikut bernyanyi mengikuti irama musik

Tak terasa mobil memasuki area parkiran kantor. ku parkirkan mobilku tepat disudut kupikir tempat itu adalah tempat ternyaman untuk mobil kesayanganku.

Aku berjalan pelan menuju lobby kantor.

Langkah anggunku membuat semua orang yang memandang merasa kagum.

"Selamat pagi pak" sapaku sambil tersenyum kepada security yang sigap berjaga di loby.

"Pagi juga bu' Ranaya" sahutnya.

Agak canggung bagiku, dengan umur ku yg belum terlalu tua, sudah di panggil bu' oleh seorang yang mungkin usianya jauh lebih tua dariku tapi tak mengapa mungkin itu sebagai bentuk penghormatan darinya.

Saat tiba d ruangan, aku segera menelpon Dewi untuk menyiapkan semua bahan meeting hari ini. meeting kali ini akan di hadiri CEO dan petinggi setara lainnya.

" Hallo Dew, apakah kamu sudah menyiapkan semua bahan-bahan untuk meeting kita? " perintah ku di telpon

Dewi merupakan bawahanku di kantor.

Dia yang selalu meringankan semua pekerjaanku.

" Oh ya bu' semuanya sudah saya persiapkan". Sambil menutup telfon dariku.

Senyap- senyap terdengar ada yang mengetok pintu ruangan kerja ku

"Permisi buk, pak Agung dan pimpinan dari lainnya sudah datang." Jawab Rini salah satu staff di kantor ini

Dengan sedikit menghela nafas Aku pun mulai merapikan blazzer yang ku kenakan sambil sedikit merapikan rambutku.

"Baiklah lah Rin, persilahkan mereka masuk ke dalam ruangan meeting" Aku memerintahkan Rini untuk mempersilahkan semua pimpinan dari divisi lain untuk memasuki ruang meeting.

Dengan langkah pasti aku menuju ruangan meeting.

"Selamat pagi semua " sapa ku dengan hormat kepada orang yang ada di ruangan.

"Selamat pagi juga bu' Ranaya"

suara beberapa orang menjawab salam dariku.

"Perkenalkan saya manajer di perusaahan Wira buana" sapaku pada mereka.

Aku menghela nafas untuk mencoba menutupi rasa gugup ku.

Dan berbincang layak nya seorang manajer pimpinan kepada divisi lain.

Ada sepasang bola mata terus memandangiku, seakan-akan terus melihat gerak gerik bibir ku melontar.

"Baiklah untuk hari ini kita cukupkan sampai di sini saja. Saya harap kita semua bisa bekerja sama dengan baik kedepannya" ucapku mengakhiri rapat pagi ini

"Aaaahh....akhirnya selesai juga" lengahku sambil merenggangkan otot-otot yang ku rasa sudah kaku karena berdiri.

Dan tak sadar ada yang menepuk bahuku, aku pun tersontak terkejut, memutar bola mataku ke arah tangan yang berkulit putih bersih.

Yang tak lain adalah Dewi teman dekat ku sewaktu kecil dan merangkap bawahan ku di kantor.

" Ih kamu Dewi, ngagetin aja"

"Kamu udah makan Nay?, kita makan di tempat biasa yuk".sambil mencolek tangan ku sebagai isyarat mengiyakan tawaran darinya.

Aku pun tak bisa menolak tawaran dari Dewi karena cacing d perutku sudah mulai beirama.

"Iya..iya.... Tempat biasa ya??" aku pun mengiyakan tawaran Dewi

"Tunggu aku di depan"

Aku akan mengambil mobil, perintah Dewi seakan menyuruhku bergegas.

Setelah beberapa menit aku pun berada d parkiran di mana Dewi menunggu ku.

Kami pun mulai beranjak meninggalkan kantor dan menuju restoran yang tak cukup jauh dari kantor .

Terdengar sayup- sayup teriakan seseorang memanggilku.

" Hay Ranaya " sapa seorang pria yang tampak sedang duduk seorang diri di pojokan kafe.

Yah lelaki itu nama nya Jastin manager keuangan dari divisi lain,

"Hah, itu kan pria yang terus memandangiku di ruang meeting tadi" gumam ku bertanya dalam hati .

" Hay juga pak Jastin"sahut ku membalas sapaan pak Jastin sambil ku melirik Dewi yang sedang asyik dengan handphone nya

"Jangan pak, panggil saja Jastin"

Seolah Jastin inggin mencuri perhatian dari ku,

" Sepertinya dia menyukaimu,?" tanya Dewi dengan nada yang seperti orang kebingungan.

Setelah berbincang aku pun memanggil pelayan dari ujung sana, untuk segera memberikan buku menu.

Pelayan itu mulai datang dan menghampiri kami.

"Ada yang bisa saya bantu nona, nona mau pesan apa?"ucap pelayan itu kepada ku pelayan itu mulai menyodorkan buku menu.

ya seperti itulah pelayanan di kafe ini, sangat berkelas dan elegan.

Aku pun segera menunjuk pesanan apa yang akan kami pesan.

"Kau pesan apa?" Tanyaku kepada Dewi

"Sama yang kau pesan aja" ujar Dewi sambil melirik-lirik ke arah kafe.

Mataku mulai tertuju pada makanan kami, yang mulai di sajikan d atas meja.

"Cepat habiskan makanan nya" ujar Dewi kepadaku" aku tak mau pulang terlalu malam," Dewi mulai menyenggol tangan ku seolah memberi isyarat."

Aku pun menganggukkan jawaban Dewi dan segera menyantap dan menghabiskan makanan yang ada di hadapanku.