Selesai menyantap hidangan tadi aku pun langsung berdiri dan Dewi mulai mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dan membuka dompet merah jambu miliknya, di dalam sana tersusun rapi uang yang bergambarkan pahlawan Soekarno Hatta,
yang membuat mataku seakan ingin keluar dari cangkang nya jika memandang.
"Aku aja yang traktir" sahut Dewi
"Ih kamu udah gajian ya" cicit ku kepada Dewi, dengan hati riang.
"Pelayan" teriak Dewi kencang ke arah pria yang sedang berdiri dekat pintu kasir.
"Berapa, semuanya?" ,
"Total nya Rp 1.500.000 nona" balas pelayan restoran kepada kami. Harga yang cukup fantastis,
dengan menu yang sangat lezat.
sambil Dewi mengulurkan kartu kredit ke tangan pelayan dan Aku pun akhirnya meninggalkan restoran tersebut.
Setelah selesai semua aku pun bergegas pulangl
"Arghh gerah nya"
Celotehku sambil menanggalkan baju yang ku kenakan
Sambil memutar bola mata ku ke arah bath cup dan merendamkan seluruh tubuh ku dengan wangian rileksasi dan sebuah lagu klasik yang menemani.
Setelah ku rasa cukup lama aku berendam, aku pun mulai berdiri tegak di bawah shower.
Ku robohkan badan lelah ku ke kasur yang menurutku nyaman,
Dan memeluk guling ku, yang bewarna pink.
Terlintas terbayang kenangan ku beberapa tahun yang lalu bersama Jems, ya dia mantan pacar ku 3 tahun yang lalu semasa SMA .
Aku pun menjalin hubungan dengan Jems sudah cukup lama, sampai - sampai orang tua ku sangat dekat dengan nya, aku pun sering cemburu melihat kedekatan mama ku, yang sudah menganggap nya seperti anak sendiri.
dia adalah cinta pertamaku, begitulah sebutan yang sering di ucapkan semasa remaja .
Banyak kenangan yang begitu indah telah terukir bersama nya.
Dia begitu romantis, tentu saja banyak wanita yang mengaguminya karena keromantisan nya, aku salah satu wanita yang beruntung memiliki nya kala itu.
"Aku harap kamu jodoh ku, aku sangat mencintai mu sampai kapan pun"
Begitulah ucapan Jems, terngiang-ngiang janji yang dulu terucap.
Lalu ku tampar pipi ku ke kanan dan kekiri dengan pelan
"Aaaahhh"..." Bodoh...bodohhhh..bodoh nya aku" teriak ku pelan .
mencoba menyadarkan diri dari lamunanku .
" Aku harus melupakannya, belum tentu dia masih punya rasa yang sama kepada ku" Aku pun mencoba melupakan semua dan membuka lembaran baru .
Bagaimana tidak kejadian berapa waktu yang silam hampir membuat ku gila.
Beberapa hari berlalu aku pun bergegas memulai aktifitas ku sebagai manager di perusahaan Wira buana.
Aku pun memasuki ruang kerja ku,
dan kebetulan pagi ini akan kedatangan
direktur utama di perusahan d mana tempatku berkerja yang kebetulan ruangan nya akan bersebelahan dekat dengan ruang kerjaku.
Hatiku pun meronta girang
"Hemmm" mulai ku mengernyitkan keningku mengela nafas seakan tak percaya diri.
"Aku kan cuma sebagai manager" gumam ku sedih.
" Waah " benar memang sangat tampan direktur pemilik perusahan.
Begitulah segelintir percakapan para wanita di kantor ini, berlomba- lomba memuji, seolah olah ingin berusaha menjadi kekasih nya.
Lalu pria itu terus menolehkan bola matanya kepadaku. Akupun tertunduk dan tertegun malu, oleh sikapnya.
Meetingpun di mulai, aku pun memerintah kan semua bawahan. Untuk mempersiapkan semuanya.
" Haaloooo, Rendi tolong siap kan ruang meeting, perintahku kepada salah satu bawahanku.
"Siap buk" jawab Rendi dengan nada hormat kepadaku .
Setelah meeting berhasil, aku di tugaskan oleh pak di rektur untuk pindah ke luar negri dengan tawaran gaji yang cukup besar.
Aku akan melakukan keberangkatan Minggu depan aku akan berangkat ke kota Jerman.
Aku pulang dengan raut wajah yang gembira dan memberitahu kepada keluargaku.
"Maaaaa" panggil ku
Sambil mencari-cari keberadaan mama
" Ma aku akan di pindah kan sementara ke kota Jerman " dengan bangga aku mengatakan kepada mamaku.
Mama mendengarnya sudah cukup bahagia "Kapan kamu berangkat" tanya mama ku yang sebenarnya sedih mendengar berita kepergian ku .
"Minggu depan ma" aku menjawab pertanyaan mama.
" Secepat itukah? " kata mama yang memulai menampakkan wajah sedih nya. Namun ada rasa bahagia dan bangga melihat keberhasilan putri nya.
"Iya ma, mama jangan sedih aku akan baik - baik saja selama di negri orang"
Kata ku sambil meyakinkan dan memegang tangan mama.
Aku pun Akhirnya pergi menuju rumah Dewi, yang tak lain juga sahabatku.
Tok... Tok..
sembari tangan ku sambil mengetuk pintu rumah Dewi
" Ranaya " jawab Dewi yang langsung memeluk ku.
" Kamu kenapa " tanya Dewi yang merasa heran.
" Seminggu lagi aku akan berangkat ke Jerman " jawab Ranaya sambil bercerita.
---------
"Sebaiknya kamu melupakan semuanya" ujar Dewi.
"Iya tenang saja, aku sudah melupakan semuanya" jawab ku.
Dewi pun akhirnya memeluk ku, sambil menguatkan ku.
Kemudian aku pun pulang.
Di rumah aku berusaha tegar, dan memulai cerita kepada mama kalau hubungan ku bersama Jems telah berakhir.
Dalam diam air mata ku menetes.
Mama menanyakan perihal permasalahan kenapa hubungan kami bisa berakhir, secara hubungan kami sudah cukup lama
akupun tidak memberi tau alasannya.
" Tidak apa-apa ma, mungkin aku dan Jems belum berjodoh".
"Kenapa bisa seperti itu, perasaan kemarin baik-baik saja "mama menanyakan kepadaku .
Aku pun berusaha tegar di hadapan mama.
" Sudah ya ma jangan tanya kan lagi tentang Jems " Aku berusaha menenangkan mama.
Akhirnya hari keberangkatan ku ke Jerman sudah tiba.
Mama dan Dewi sahabatku mengantarkanku kebandara. Aku pun memeluk mama
" Jaga dirimu baik - baik honey, mama pasti akan merindukan mu " sahut mama seakan tak rela melepaskan kepergian ku dan aku mencium pipi mama.
"Pasti ma, aku akan menjaga diriku dengan baik" Jawab ku
"Mama jaga kesehatan ya, tidak usah terlalu memikirkan ku karena aku akan baik - baik saja selama berada di Jerman."
Mama menganggukkan kepala sebagai tanda mempercayai keputusan ku.
Raut wajah kesedihan mama nampak jelas ketika melepaskan kepergian ku.
Tapi mama tetap harus melepaskan ku demi meraih cita-cita ku.
"Kamu baik- baik di sana ya Nay, kalo ada waktu aku akan menyusul mu kesana" teriak Dewi yang dari tadi memegang tangan ku.
Aku pun memeluk Dewi sebagai tanda perpisahan ku.
" Baik Dew, kamu juga jaga diri baik -baik disini aku titip mamaku. Aku tunggu kedatangan mu menyusul ku di kota Jerman.
Aku pun perlahan demi perlahan meninggalkan Dewi dan mama, menuju pesawat aku pun melambai - lambai kan tanganku .
Sebelum memasuki pesawat aku di sapa sama pramugari, yang cantik dan anggun
"Selamat datang di pesawat Garuda" sapa pramugari cantik itu.
Pesawat yang akan membawa ku ke kota yang ku tuju.
Aku pun menyembunyikan kesedihan ku hingga akhirnya aku sampai di kursi pesawat.