Pagi ini dengan suasana yang agak sedikit berbeda dari biasanya suasana yang dingin di kota Jerman sungguh sangat berbeda sekali dengan suasana Indonesia. Seperti biasa aku kembali ke rutinitasku.
Kembali bekerja di kantor yang baru
Setelah sampai di kantor baruku
ada karyawan yang telah menyambutku.
" Selamat pagi buk Ranaya " ucap seluruh karyawan sembari menunduk kan kepala nya
Aku di angkat menjadi direktur keuangan dari tempat kerja ku yang lama
" Iya selamat pagi " diikuti anggukan dan senyuman ku.
Aku pun memutar bola mata melihat sekeliling dan mengagumi isi fasilitas ruangan ku yang baru
Kursi yang begitu besar, meja dan jam dinding yang tertata rapi
membuat aku betah di dalam nya dan hiasan dekorasi berlapiskan perak membuat ruangan semakin mewah.
Kurasa setelah aku menikmati ruangan ku yang mewah dan megah.
seperti nya aku ingin menghampiri Cika dan membicarakan kencan buta yang di tawarin Cika semalam bersama Mixel yang ku rasa aku tak menyukai nya karena aku tidak mau terlalu cepat untuk berumah tangga.
Aku pernah mengalami masa lalu sedikit suram dalam berpacaran karena trauma masa lalu yang membuat ku menutup akan mengenali sosok pria.
Terlebih lagi aku berasal dari keluarga broken home. Papa pergi meninggalkan aku dan mama sewaktu kecil
yang membuat aku menutup diri dengan sosok lelaki.
Rasa trauma itu mulai teratasi ketika aku tidak berhubungan lagi dengan masa lalu.
2 tahun aku berada di Jerman dan menjalankan rutinitas ku sebagai direktur keuangan
Aku pun tak sengaja bertemu Zidane dia tetangga ku sewaktu di Indonesia.
Di sinilah cerita cinta ku di mulai Zidane emang sudah terlahir dari keluarga kaya raya
Orang tua nya mempunyai perusahaan di mana-mana sewaktu aku di di Indonesia banyak yang menyukai Zidane dan wanita berlomba berlomba lomba ingin jadi pacarnya dan tak sedikit pula wanita cantik ingin menjadi istrinya.
Secara Zidane pria yang tajir melintir
Tapi wajah nya tak setampan cowok cowok yang ada d novel kebanyakan wajah pas-pasan tapi punya masa depan yang cerah .
Berbanding terbalik dengan ku yang terlahir dari keluarga biasa biasa saja, aku bekerja keras mengandalkan keberuntungan yang menghampiri
Pagi itu aku terburu-buru mengendarai mobil karena aku tak mau terlambat ke kantor aku pun menginjak gas mobil ku semakin dalam
Mobil yang ku pacu semakin melaju kencang
selama dalam perjalanan aku pun tak sengaja menabrak mobil sport yang bewarna kuning.
Brrukkkk ...."astaga" teriak ku terkejut.
akhirnya mobil yang ku bawa menabrak mobil sport bewarna kuning itu, hingga membuat kepala ku agak sedikit pusing
dan aku memutar bola mata ke arah samping mobil yang ku tabrak
Aku terdiam mebisu
"Hayy..Hay..nona apakah kamu bisa menyetir dengan baik?" teriakan pria itu yang sangat marah dari dalam mobil
Oooooww sudah ku duga pasti pria itu sangat ingin memarahi ku, karena aku menabrak mobil nya kata ku sambil perlahan membuka pintu mobil dengan wajah sangat cemas
" Im sory sir " kataku "aku tak sengaja menabrak mobil mu " sambil memasang wajah cemas dan mengangkat tangan sebagai permohonan maaf
"Apa kata mu tak sengaja ?" pria yang memakai mobil sport kuning perlahan membuka pintu mobil dan menghampiri ku.
Bola mata ku langsung membelalak dan melihat ke arah pria tersebut
Deg..deg..deg.. badan ku yang mulai gemetar karena takut pria itu memarahi ku seketika hilang setelah pria itu melihat ke arah ku
Aku pun terkejut Ketika aku melihat pria berkulit hitam manis menggunakan jas hitam, selayak nya bos muda
"Seperti nya aku mengenal nya" bisik ku kaget melihat keberadaan nya. "Ya gak salah lagi itu Zidane " bisik ku seakan mulai meyakin kan sesosok yang ku kenal
" Kamu Zidane kan ?" Aku pun bertanya ke pada pria tersebut .
" Astaga Ranaya " ternyata kamu yang udah menabrak ku tadi, Zidane pun mulai beralih wajah nya menjadi senyuman .
Ya Zidane tetangga ku sewaktu berada di Indonesia, rumah ku dan Zidane tidak cukup jauh hanya berbeda gang saja, Kami sering bersama sama sewaktu kecil dari SD sampai tamat kuliah pun aku dan Zidane satu universitas.
Sahabat ku di Indonesia pernah memberi tahukan kalo Zidane menyukai ku
Tapi aku tidak pernah mengubris nya.
Perbedaan kasta yang membuat aku menyadari nya.
Aku pun tersipu malu kepada Zidane karena sudah melakukan kecerobohan .
" Iiiii....yaaa." aku pun menjawab pertanyaan Zidane dan mengernyitkan kening ku seolah-olah tak melakukan kesalahan.
" Huuuh " aku menghela nafas untuk hari ke apesan ku karena sudah menabrak Zidane. Tapi aku merasa bahagia karna d kota Jerman aku tak merasa sendiri.
" bagaimana kalau kita mampir ke kafe sebentar sambil berbincang-bincang " tawar Zidane mengajakku. sebenarnya aku ingin tetapi aku sedikit terburu-buru. mataku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku, jam sudah menunjukan pukul 17.00 waktu setempat
"haduh, sepertinya aku belum bisa karena ada urusan yang harus aku urus" ucapku sedikit tak enak hati
"haha it's Oke no problem kita bisa bertemu di lain waktu"
Aku pun memutar kan mobil yang tak searah dengan arah mobil Zidane
" See you Good bye Zidane," aku pun melambai-lambaikan tangan ku "kapan- kapan kita akan bertemu lagi" teriak ku kencang sambil meninggalkan Zidane dengan arah yang berlawanan.
Akhirnya aku memutus kan untuk pulang ke apartemen karena sudah cukup lama berbincang-bincang kepada Zidane
Aku pun duduk di atas apartemen dan menghirup udara yang segar, akan hangat jika di temani secangkir black coffe melihat sekeliling pemandangan sore seperti layak nya orang yang sedang berada d taman
Kriuk..kriuk..bunyi cacing dalam perut ku, Setelah aku menghabiskan black coffe yang ada dalam gelas ku, aku pun meraba-raba tempat persediaan makanan yang ada dan hanya sebungkus mie instan yang tersedia.
Seperti nya aku harus ke supermarket untuk membeli persediaan makanan yang habis terlebih aku yang hobi makan akan teramat menyedih kan jika aku tak mempunyai stok makanan.
Aku yang melangkah menuju pintu apartemen dan bersiap-siap ku pikir cukup panas d luar sehingga aku harus memakai pakaian santai dengan jaket pink kesayangan ku dan celana jeans.
Aku pun melaju menggunakan mobil yang terparkir d bawah apartemen menuju super market
Cukup jauh Jarak supermaket dari apartemen ku.
30 menit jarak yang harus ku tempuh untuk bisa sampai supermarket
Sehingga Sesampai nya di supermarket aku tak menyiapkan nyiakan waktu, dan memilih - milih makanan yang terpajang rapi di rak super market, ada makanan instan sayuran buahan dan tak lupa aku mengambil minuman dingin untuk melepas dahaga yang dari tadi blom di basahi setetes pun oleh air.
Setelah aku memilih milih dan akhirnya keranjang yang ku bawa sudah terpenuhi.