Chapter 3 - Bab 3

Setelah aku sampai di kota Jerman.

Aku mendapatkan seorang teman satu apartemen dengan ku, hanya saja kami berbeda kamar di adalah Jessika

biasa teman- teman dekat nya memanggil nya Cika , ya panggilan sayang yang di ucapkan untuk orang yang sangat mengenal nya.

Bahkan Cika berencana menyuruh ku mengikuti kencan buta yang di saran kan nya kepada ku.

Sebenar nya aku takut, karena tak mengetahui pria yang di ceritakan Cika,

Tapi Cika memaksa untuk mengenal kan nya ke pada ku.

"Ayo dong Nay, kedua tangan Cika memegang tangan ku sambil bersimpuh.

"Ck..ck..ck..Apaa aku harus berlutut ke pada mu seperti tuan putri?" Cika berusaha menggoda ku untuk mengikuti kencan buta yang dia tawar kan.

"Taaa .... tapi aku takut Cik" ujar ku ke pada Cika sambil mengernyitkan kening.

"Apa salah nya kamu mencoba Ranaya" jawab Cika seakan menyakin kan ku .

" Baiklah, ini karna kamu memaksa ku. aku turuti kemauan mu" Celoteh ku lagi sambil memasang wajah agak sedikit masam.

"Nanti dia akan menunggu mu di kafe Malabro dia akan datang pukul 19.00 wib

Aku akan mengantar mu sebelum jam 19.00".

" Kamu harus udah siap "

Gertak nya ke kepadaku seakan bola mata nya ingin keluar.

" Jangan sampe lupa "

Jawab nya mengingatkan ku kembali kepada Dewi.

" Ih..iya..iyaa bawel banget sih ." Jawab ku

Aku pun menoleh ke belakang dan memutar bola mata ke arah jam dinding yang berada di samping pintu.

Jam 18.30 wib .

Dring..dring...aku mencari sumber arah handphone ku.

,

"Jesika putri" yang tertulis dalam layar hp ku.

"Hhaalooo, Apakah kau sudah siap Ranaya?" aku menjauh kan handphone dari telinga ku suara nyaring Jesika membuat telinga ku berdenging.

" Bisa kah kau tidak usah berteriak Cika "

Aku pun tersontak kaget, karna belum mandi dan bersiap-siap.

" Iya-iya aku baru selesai mandi" jawab ku sedikit membohongi Cika.

Cepat buruan dandan yang cantik, jangan sampe telat, jangan biarkan dia menunggu terlalu lama.

Aku pun segera terburu - buru membuka pintu lemari dan memilih baju yang menurut ku pantas dan kelihatan anggun.

Kebetulan hari ini adalah musim panas.

Aku pun menggunakan rok mini dan blouse dengan warna soft pink yang kurasa cukup cantik ketika aku berkaca di depan cermin kamar ku

Tak lupa aku hiasi kalung liontin kecil yang berinisial R di leher dengan kalung yang melingkar indah di leher ku

dengan blouse yang sedikit terbuka di dada yang agak sedikit besar

membuat menarik mata setiap mata yang tertuju

Aku menggunakan high heels sebagai penunjang penampilan ku

Yaah huruf R pada liontin itu inisial nama ku.

Aku pun berangkat tergesa gesa menuju lokasi yang di beritahu Cika.

Selama dalam perjalanan akhirnya aku sampai di kafe yang ku tuju.

Deg..deg..deg..seeer jantung ku beirama mengikuti langkah kaki pria yang mulai berjalan menuju pada ku.

Pria itu pun duduk di samping ku

Sambil memperkenalkan diri

"Haayy aku Mixel " sapa lelaki itu sambil mengulurkan tangan nya ke pada ku

Pria tampan bertubuh tinggi semampai dan berkulit putih bersih .

Membuat aku terpesona melihat paras wajah nya.

"Sempurna nya pria ini" bisik ku dalam hati .

Aku pun ter sontak dalam lamunan

Dan tersenyum manja

" Hayy juga, aku Ranaya " sambil membalas uluran tangan nya.

Aku pun merasa canggung dan suasana menjadi hening seketika .

"Ngomong - ngomong kamu berasal dari mana" Mixel berusaha mencairkan suasana yang hening.

"Heeem ...aku berasal dari Jakarta tempat kerja ku yang lama menawarkan ku jabatan yang baru di Jerman ini.

Jawab ku sambil memulai percakapan.

Aku pun mulai basa-basi menanyakan perihal kenapa dia mau berkenalan dengan ku,

Sesekali bola mata ku memandangi ketampanan paras wajah nya

" Aku sedang mencari calon istri ? Untuk aku nikahi secepat nya" jawab Mixel

" Haaaaah " aku pun spontan terkejut mendengar jawaban Mixel seperti itu padaku

" Aku udah capek dalam kesendirian aku ingin lebih serius dalam berhubungan tanpa main - main. Ku rasa aku sudah cukup dewasa dalam membina rumah tangga" lanjut Mixel

" Hoooooh " Aku pun terkejut kembali dengan jawaban Mixel, dan aku spontan menanyakan pertanyaan ulang

"Kenapa kamu mau mengikuti biro jodoh ini, bukannya biro jodoh ini baru tahap perkenalan.

Dan Untuk mencari seorang istri butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui setiap karakter seseorang dan pertimbangan yang cukup matang

Bukan kah untuk memahami seseorang tidak cukup sehari atau dua hari untuk mengenal nya" cericit ku kepada mixel

" Iya kamu benar, Banyak orang di luar sana baru mengenal langsung menikah,bahkan banyak juga orang yang sudah mengenal bertahun tahun bisa putus di tengah jalan.

Selagi kita mempunyai komitmen dan tujuan yang sama semua nya bisa di coba"

Jawaban Mixel, yang akhir nya membuat ku terlamun dan memikirkan kan nya.

" Bagaimana nanti nya kalo kamu di khianati?" aku menanyakan pada Mixel dengan ragu-ragu

"Menurut mu?" Mixel menanyakan kembali pertanyaan ku

" Aku akan kecewa dan terluka, aku tak mau di khianati" jawab ku sambil menampakkan wajah sedih.

" Jangan pernah takut untuk mencoba

Karena dengan mencoba kita mengetahui jatuh bangunnya seperti apa jangan pernah takut untuk terluka, karena dengan luka mengajarkan kita untuk kuat, dan jangan pernah takut untuk kecewa karna dengan kecewa mengajarkan kedewasaanya. Percaya lah usaha yang kuat tidak akan mengkhianati hasil"

ucapan Mixel yang keluar dari bibir nya

Deg....deg..seer jantung ku berdetak kencang seakan mengikuti irama musik yang sedang berdendang dari dalam kafe.

" Pria ini sungguh sangat luar biasa dewasanya, setiap kata mengandung makna " gumam ku dalam hati

Mixel pun terus menatap ke arah ke kedua bola mata ku dengan tajam

Aku pun merasa canggung dan gugup dengan tatapan Mixel kepada ku

" Keee.kee..napa pria ini menatap ku seperti itu " gumam ku dalam hati

akupun salah tingkah jadi nya

" Lihat pria itu sangat tampan" dengan menonjolkan badan sispek dan berkulit putih bersih.

Begitulah percakapan yang ku dengar dengan segelintir para wanita wanita yang sedang duduk

sambil melihat ke arah ku dan Mixel

Aku pun menoleh ke arah pojokan sambil mencari cari sumber arah suara

" Dasar wanita aneh, seperti tidak pernah melihat pria tampan apa ?"

" Apa mereka tidak pernah berkencan dengan pria tampan ?" ,aku pun yang masih saja mengupat dan

sembari melanggkah kan kaki ku ke arah mobil Mixel yang sedang terparkir di luar kafe, mixel pun mengantarkan ku pulang.