Rasa basah dan aroma anyir membuatku tersenyum manis, dia tak pernah merasa mual dengan aroma apapun yang keluar dari kelamin atau bibirku. Dia seperti menyukai setiap hal yang ada di tubuhku.
Ciumannya yang perlahan-lahan sangat lembut, mulai terasa aneh dan terburu-buru. Dia menggigit bibir bawahku dan membuatku membuka mulut untuk memberikan akses pada lidahnya. Dia membuatku tak bisa bernafas dengan benar, tak membuatku bisa bergerak ataupun memproses apa yang terjadi saat ini.
Kedua tangannya dengan kasar meremas kedua payudaraku, mencubit dan menampar dengan sangat tidak sopan!
Tapi ketidaksopanan itu malah membuatku senang!
Ciumannya turun dari bibirku ke area leher, dari leher ke area payudara, dia mengabsen satu demi satu titik yang tepat dan membuatku terlena lagi. Aku tak akan pernah bisa menolak atas semua hal yang dia lakukan. Katakan saja bahwa setan terkutuk sedang membisikan kata-kata busuk lainya, yang mengatakan bahwa kami harus mencapai puncak kejayaan bersama-sama!
Kecupan, jilatan, hisapan dan semua hal yang terasa saat ini mampu membuatku benar-benar tak mau kembali ke dunia nyata.
Dimitri, berhasil memporak-porandakan duniaku. Aku mau dia, bisakah dia memberikan tubuhnya padaku?
Mata kami saling bertemu, dia mengelus lembut sisi wajahku. Aku mengecup telapak tangannya. Wajahnya yang masih tersenyum itu membuatku kembali merinding, sebelah tangannya yang lain menggeser sedikit pahaku agar bergerak ke atas. Dengan sekali hentakan, penisnya masuk tanpa bisa dihindari.
Sialan!
Kenapa? Kenapa sesuatu yang kasar ini malah aku sukai?
"Aku tidak akan berhenti, walaupun kamu berteriak dan menangis kencang." Dia berbisik seperti itu dengan sangat lembut, tapi gerakan pinggulnya tak selembut suaranya. Dia terus menghantam inti terdalamku, merobek seluruh lubang yang tadinya terhimpit, mengoyak setiap lapisan daging yang memerah.
Dia mengguncang tubuhku tanpa kelembutan sama sekali, membuatku langsung berteriak kencang. Bagaimana bisa aku diam saja? Saat penisnya yang kekar dan panjang, menghujam dengan sangat luar biasa hebat! Aku suka! Aku suka! Itulah yang ada di dalam kepalaku saat ini
Rasa nyeri, sakit, perih, bercampur menjadi satu kesatuan yang bisa dikatakan 'NIKMAT'
Jangan tanya bagaimana hal-hal seperti itu bisa menjadi nikmat, saat kalian menemukan seseorang yang tepat dan mampu memberikan kepuasan dalam sex, walaupun semuanya terasa kasar, tapi tetap saja akan menciptakan kenikmatan yang tiada tanding!
Dimitri menatap mataku, saat dia terus memompa penisnya di dalam vaginaku, aku hanya bisa pasrah, air mataku mengalir tanpa bisa tertahankan. Tangan dan kakiku yang ingin sekali bergerak, tapi tak bisa karena diikat sangat kencang.
Dia mencekik leherku untuk memberikan rasa sakit yang lain, semakin aku kesakitan, maka itu semakin membuat penisnya keras dan semakin sesak di dalam sana.
"Aku tidak akan mengampuni dirimu! Bella! Aku akan membunuh akal sehatmu! Aku akan membunuh dirimu…ahhhh.. biarkan aku membunuhmu!" Katanya benar-benar seperti iblis bukan?
Dia mau membuatku lemas hingga mati dalam kenikmatan. Urusan ranjang memang sebuah hal yang menakjubkan, saat kalian dan pasangan saling mengerti satu sama lain, maka keduanya akan terpuaskan tanpa merasa menyesal sama sekali.
Aku selalu memberikan seluruh diriku pada Dimitri, apalagi disaat seperti ini. Aku akan membiarkan dia menghancurkan aku, aku akan membiarkan dia membuat vaginaku terus berkedut dan bergetar hebat.
Tak ada gaya lain yang Dimitri lakukan, tapi dia tak berhenti mengguncang tubuhku. Tubuhnya kuat, nafasnya teratur, walaupun keringat berjatuhan di setiap sisi wajahnya, tapi dia tak mengeluh, dia terus saja membuat gerakan yang membawa kami pada kenikmatan masing-masing. Jangan tanya berapa kali aku mengejang dan bergetar, dia tak membiarkan aku berlama-lama menikmati semuanya sendiri. Dia terus bergerak, terus bergerak, terus menghancurkan semuanya.
Pada titik tertentu, dia meremas payudaraku. Menampar dengan sangat kasar, menggigit dengan gemas. Hal itu menandakan dia akan sampai pada puncaknya, gerakannya semakin cepat, dia menancapkan semakin dalam, membuatku sudah benar-benar tak kuat dengan semua kesakitan itu.
Dan…
Melebur sudah seluruh isi di dalam dirinya ke dalam diriku.
Rasa hangat dan getaran singkat membuat seluruh tubuhku mengejang tak karuan. Nafas kami saling bersahutan, dia mengecup keningku dengan lembut, lalu membuka ikatan di tanganku. Dia juga membuka ikatan di kedua kakiku. Dia memeluk diriku dari samping, mengecup kembali kedua payudaraku secara bergantian. Kami tak banyak bicara, aku merasa lemas dan dia merasa sedikit lelah.
Kami kembali berciuman, keringat membanjiri setiap inci tubuh kami. Beberapa saat Dimitri tertawa, dia mengelus pelan pipiku.
"Punya tenaga untuk menghancurkan aku, Nona Bella?" Pertanyaan itu adalah sebuah permintaan.
Dia mau aku memimpi percintaan selanjutnya dengan caraku, tatapan mata kami bertemu. Aku mendorong tubuhnya dan sekarang sudah duduk dengan di atas tubuhnya yang indah.
Dia kembali tersenyum dan tertawa tanpa beban, menyentuh rambutku yang tergerai bebas. Aku memegang penisnya yang langsung menegang lagi, memasukan ke dalam vaginaku tanpa perlu memberikan pelumas sama sekali, karena rasanya masih sangat basah.
"Kamu siap untuk berteriak kencang? Tuan Dimitri?" Aku bertanya sambil menaikan sebelah alis, rasa sesak langsung terasa di dalam seluruh inti terdalamku.
Ahhhh…
Posisi ini memang sangat aku sukai, memimpin percintaan adalah hal yang menyenangkan!
"Selalu siap dibawa terbang dan melayang olehmu, sayang." Dia kembali menyentuh payudaraku, sepertinya dia tak mau berpaling dari dua buah manis di depannya.
Aku bergerak secara perlahan, mencari titik yang nikmat agar bisa merasakan jalur kebahagiaan melalui titik tersebut. Dia menatap mataku, saat ini tatapan matanya saja mampu merontokkan keraguan dalam diriku, dia percaya bahwa aku bisa memberikan puncak kenikmatan pada permainan kali ini, dia selalu percaya pada apapun yang aku lakukan.
Dimitri!!! Aku mencintaimu!!
Saat aku berteriak dalam hati dengan kata-kata itu, barulah aku memulai permainan dengan caraku sendiri! Aku menghancurkan dirinya dan diriku dalam gerakan yang sama!
Kami benar-benar bercinta hingga lupa diri, hingga lupa waktu. Aku tak tahu berapa kali aku merasakan klimaks, yang aku tahu bahwa aku merasa seluruh persendian mati rasa dan tubuhku benar-benar pegal. Belum lagi vaginaku yang pastinya sudah sangat lecet dan kuyakini akan bengkak dalam beberapa hari.
Tapi apa salahnya memberikan cinta lewat sex yang kasar dan nikmat? Aku tak pernah menyesal, saat melakukan sex dengan Dimitri. Aku mencintainya, dan sampai kapanpun akan seperti itu!