PART 1
"Selamat pagi!!" ucap salamku menggema di seluruh rumah.
Rize yang mendengar ucapan salam pagi ku, bergegas menghampiriku di pintu masuk dan menyambutku.
"Selamat datang Tuan," sambut Rize dengan membungkuk sopan.
"Lihat Rize! aku membawa keluarga baru."
Rize yang terkejut melihat aku membawa kotak gacha, langsung menghela napas panjang, memegang kening, dan mengomel tentang sifatku yang boros.
Aku yang menghiraukan omelan Rize, langsung bergegas menuju kursi dan meja yang berada di ruang tamu untuk duduk dan meletakan kotak di meja.
"Rize, apa kamu tau kenapa aku membeli kotak?"
"Tidak tau," jawab Rize yang duduk di hadapanku.
"Jawabannya tentu saja untuk menguji keberuntunganku."
"Begini, sehari yang lalu aku terus mendapat kesialan. Jadi aku yakin kesialanku pasti sudah habis, dan hanya menyisakan keberuntungan, jadi aku memberanikan diri ngegacha."
"Aku turut kasihan," kata Rize dengan menyatukan kedua telapak tangan seperti orang berdoa.
Aku yang tak menanggapi Rize, melukai ibu jari dengan jarum lalu menempelkannya di atas kotak.
Kotak itu mulai bereaksi, perlahan kotak itu berubah menjadi debu dan hanya menyisahkan sepasang sarung tangan bewarna putih.
Eh ...?
Rize menepuk-nepuk pundakku dan berkata, "selamat atas keberuntungan anda."
Agh ... sial, uang untuk hidup sebulan, kuhabiskan
untuk sarung tangan murah ini!!
"Otto Van Java, tetap semangat ya."
Agh ... senyum manis, dan kata penyemangat dari seorang dewi menyembuhkanku.
"Untuk bekerja lembur." Senyum Rize berubah, dari senyum manis menjadi senyum jahat.
Iblis, dia iblis dalam bentuk dewi.
"Rize. Lupakan tentang mimpi ini, dan bangunlah dari tidur cantikmu," kataku sambil mengacungkan jempol.
Rize berpindah posisi di sebelahku dan mencubit pipiku dengan keras.
"Bagaimana? Sakit gak. Kalau sakit berati ini bukan mimpi."
"Jangan bermain-main, cepat bangunkan dia." Desak Rize
Untuk membangunkan Starlet, harus memberikannya nama, dan mengoleskan darah untuk mengikat kepemilikan. Tapi masalahnya, harus kunamakan siapa?
Baiklah, atur napas.
Sekarang waktunya.
"Namaku Otto Van Java, aku mengikatmu atas kepemilikanku. Dengan wewenangku aku memberimu Nama Oura. Sekarang bangkitlah dan layani tuanmu."
Gila keren banget aku.