"Hey, Otto kita mau kemana? Kita sudah semakin masuk ke dalam hutan." Oura berjalan dengan ekspresi gelisah.
"Nanti kamu juga tahu sendiri. Ngomong-ngomong apa aku sekarang terlihat tampan?"
Oura yang awalnya bersikap gelisah, sekarang dia bersikap jijik, dan sedikit berjalan mundur. Hehe ... dia gadis yang peka.
ya aku memang meniru pria rambut legend.
"Otto, hewan hitam!!!" Tunjuk Oura.
"Oura, Starlet!!!"
"Eh ... "
"Otto, ada apa?"
"Kenapa kita bergabung?"
"Hey,Ott–"
Diamlah!!!
Fokus, fokus. Parasit hitam berbentuk kelinci. Kelebihan di kecepatan dan kelincahan, tapi memiliki pola serangan sederhana.
"Ciiittt .... "
Saat aku sedang menganalisis, Kelinci itu tiba-tiba melompat menerjang dari depan.
Cih. Dasar bodoh!!!
Kelinci itu terpental,dan seketika mati setelah menerima pukulanku.
"One Punch Man!!"
"Tidak usah lebay."
"Cuma lawan hewan lemah sombong bange–, hey Otto tunggu!"
Dasar perusak suasana, siapa orang bodoh yang mengajaknya?
•••
"Nah, akhirnya sampai," kataku sambil meregangkan badan.
Oura yang sedang duduk di tepi sungai, memandangi pantulan wajahnya. Entah apa yang dia pikirkan?
Jari telunjuknya menyentuh air, memainkannya seperti sedang menggambar sesuatu. "Hey, Otto apa kamu sering datang kesini?" Tanya Oura
Aku menjawab dengan anggukan kepala. Dia melirik wajahku yang terpantul di permukaan air, dan menyakan apa yang ingin aku katakan.
Aku berjongkok di sebelahnya, dan berkata "hem ..., aku ingin tau keahlianmu yang lain."
Oura tersenyum sombong, seperti ingin berkata, "ho ..., bocah kemarin sore ingin tau soal kekuatanku."
Tapi kenyataannya malah membuatku tercengang.
"Aku bisa meledakan, sekitar daerah sini."
"Ya iya, sepertinya imajinasimu masih berjalan."
Mendengar perkataanku, Oura bergegas berdiri. Bibirnya berkomat kamit seperti membaca mantra,dan tangannya mengarah kedepan. Untaian energi berkumpul ke Oura. Suasana sekitar menjadi dingin,dan butiran es mulai terbentuk.
"Duar ...! Beku ...!"
"Uagh ..."