"Ugh ... mem-bo-san-kan .... Hei Otto! Kenapa kamu mengajakku mengerjakan misi yang membosankan ini. Padahal aku masih ingin mengobrol dengan Yoan."
Itulah tujuanku membawamu, jika dibiarkan terus mengobrol dia akan berbicara gosip hal - hal yang tidak berguna. Aku heran, padahal baru 3 hari dia terbangun, tapi sudah banyak yang mengenalnya.
"Apa kalian tidak kebosanan?" Rize menyeruput teh dingin dengan santai.
Eh ... sejak kapan dia menyiapkannya. Apa dia sudah tau kalau ini akan menjadi misi yang membosankan, jadi dia memanfaatkannya untuk piknik.
" ... Eh enaknya. Apa aku boleh bergabung?"
"Tentu saja boleh, tidak ada yang melarang."
Dasar orang yang tidak kompeten. Aku tidak mengerti pikiran Starlet jaman sekarang.
"Lihat siapa yang bergabung?"
"Tidak ada yang melarangnya kan. Ini juga bisa jadi kenangan piknik pertama kita." Aku menjelaskan sambil menuangkan air minum.
Melihat Oura menikmati kue kering, aku jadi terpancing untuk menikmatinya juga. Sudah kuduga kue ini buatan Rize.
Sebuah kotak bekal berukuran sedang, juga menarik perhatianku. Baunya yang harum membuatku tanganku gatal ingin sekali membukanya.
Tepat saat ujung jariku menyentuh bekal, Rize menyambar dengan cepat, dan membuangnya.
"Itu bukan untuk kalian!"
"Eh." 2x
"Kenapa kamu membuangnya senior Rize? Lihat monster itu menikmatinya sendiri!"
"Tenang saja Oura, aku akan mengambilnya." Saat aku mencoba turun dari tebing yang kugunakan untuk mengintai. Rize menahanku dengan mencekram kerah bajuku.
"Lihat itu!"
Aku terkejut bukan main. Monster berjenis Raptor yang terkenal buas, dan merepotkan. Mati dengan mulut berbusa, setelah menyantap makanan yang tadi dibuang.
"Se-senior ... , a-apa makanan lain ada racunnya?" Tanya Oura dengan wajah ketakutan. Rize menjawab dengan senyum jahatnya, "mungkin?"
Oura terdiam, sesaat kemudian dia bergerak untuk menggali tanah kuburannya sendiri.
"Kau lihat binatang hama disana?"
"Iya, kena–,Aa ...!"
Rize meluncur menggunakan tali yang terhubung ke tebing yang lebih rendah.
"Singkiran Hama sialan itu Tuan!"
Aku menjatuhkan sebuah bom yang mengeluarkan asap dan bau yang menyengat.
Sekumpulan anjing liar berjenis Dingo, berlarian menjauhi buruan kami.
Misi pertama selesai, tinggal mencari ayam aneh bernama Eren untuk menyelesaikan misi ke dua.
Lagi - lagi dia menghilang, Sangat menyusahkan.
Saat sedang memikirkan lokasi Eren, terdengar suara teriakan Oura.
"Wa ...."
sangat mengejutkan, Eren meluncur dari tebing menggunakan tali yang kami gunakan tadi. menggendong Oura dengan tangan kirinya, seperti barang bawaan.
Oh, sepertinya semua misi sudah selesai.
"Otto ... selamatkan aku! Aku akan dimak, ah ... tunggu kau memelukku terlalu keras."
"Namanya Eren, ngomong - ngomong .... "
Aku membisikan Eren tentang rencana jahilku.
"Kyoo!!!"
Dia sangat bersemangat, berlarian melewati padang rumput yang menantang.