Chereads / Starlet / Chapter 7 - PART 7

Chapter 7 - PART 7

"Apa mereka akan baik-baik saja? nak Otto."

"Tenang saja tuan Rhys...! mereka pasti akan kembali! Nikmatilah langit senja, selagi masih mewarnai langit."

Aku, dan Tuan Rhys Belgia sedang bersantai menikmati senja, di temani secangkir kopi hangat, selagi menunggu Eren, dan Oura kembali.

"Apa kamu udah betah di sini, nak Otto?"

"Tentu."

Sudah setahun aku tinggal disini, dan ya, aku sudah betah tinggal disini.

Dari kejahuan nampak sebuah bayangan–pastinya bayangan Oura, dan Eren.

Senyum Rize terpancar dari wajahnya, dan tuan Rhys mulai tertawa kencang. Melihat Oura tertidur nyenyak di gendongan Eren, sungguh membuat kejengkelan yang di buatnya saat lalu mulai menurun.

"Whahaha... bulu Eren sangat cocok untuk membuat orang terlelap. Terima kasih, Nak Otto. Membantu orang tua ini mencari monster ayam yang suka kelayapan." Tuan Rhys berterima kasih, sambil memberi sekantung uang.

"Seharusnya aku yang berterima kasih, Tuan Rhys."

Aku sedikit menundukan kepala untuk menunjukan rasa terima kasih.

"Aku duluan ya Nak Otto, Rize, dan Oura. Soalnya banyak besi panas yang harus di tempa!"

Tuan Rhys berpamitan kepada Aku, Rize, dan Oura yang baru saja terbangun.

Oura yang masih mengantuk, mengalungkan tangannya ke leherku memintaku untuk menggendongnya, sungguh anak manja!

"Kamu masih punya sepasang kaki yang masih berfungsi. Jangan manja!"

"Ehhh...."

•••

Sepulangnya dirumah, kami memutuskan untuk makan malam. Di meja makan kami bercanda gurau membahas kejadian hari ini.

Oura yang kekenyangan, menyenderkan tubuh bagian atasnya kemeja.

"Oura setelah makan jangan tiduran! Otto juga jangan memainkan kantung uang! berikan itu kepadaku!"

Seperti biasa Rize selalu mengomel. Aku yang sudah mengantuk memutuskan kembali kekamarku untuk beristirahat.

"Otto jangan lupa mencuci tangan, kaki, dan menggosok gigimu! Oura sampai kapan kamu akan tiduran di meja, cepat sana bersiap tidur!"

"...."

"Otto gendong aku ke kamar."

Oura menarik-menarik bajuku, dan mengatakan sesuatu yang merepotkan.

Aku mengabaikan rengekannya, dan tetap berjalan di kekamarku.