Chereads / PURA-PURA MISKIN DEMI AYANG! / Chapter 7 - BISIK-BISIK PARA SISWI

Chapter 7 - BISIK-BISIK PARA SISWI

Raya bangun dari tidurnya saat mendengar alarm dari hpnya ,Raya menatap langit-langit kamarnya karena teringat kejadian tadi malam bersama Riki

Raya langsung membuang perasaan bersalahnya dan langsung mengambil handuk untuk mandi , Raya mengeluh pedih ketika air menyentuh luka di lututnya

Selesai mandi Raya mengambil P3K untuk mengganti perban di lututnya lalu membuat sarapan pancake stroberi dan susu coklat , Raya melihat foto ke dua orang tuanya yang di ambil saat umur Raya 10 tahun

"Selamat pagi ayah , ibu" ujar Raya mengelus foto

"Aku berangkat ya" ujar Raya lalu mengambil tasnya dan pergi ke sekolah menggunakan bus

Raya sampai di sekolah dan menjadi perhatian semua orang di sekolah , Raya hanya bisa berjalan santai mengabaikan tatapan para siswa yang membuatnya risi

Raya duduk di bangku kelasnya yang kebetulan Fika sudah sampai dulu , Fika terlihat sibuk menyalin contekan temannya yang membuat dia tidak sadar bahwa Raya sudah datang

"Ada tugas PR ya?" tanya yang bikin terkejut Fika

"Eh elo sudah datang ya Ray?" ujar Fika yang lebih ke pertanyaan

"Belum , gue masih di jalan" jawab Raya yang mendapat pukulan gemas Fika

"Sakit Ka" ujar Raya

"Eh lo tahu gak sih-"

"Enggak" ujar Raya cepat memotong ucapan Fika

"Gue belum selesai ngomong Ray!" ujar Fika mencebikkan bibirnya yang membuat Raya terkekeh

"Ngomongnya sambil nyalin PR ya Ka" ujar Raya yang membuat Fika menyengir kuda

"Lu di gosipi pacaran sama Riki setelah insiden lu di gendong Riki" ujar Fika yang membuat Raya murung

"Gila! Pantes gue di pandang sinis sama para siswi , fansnya kali ya?" ujar Raya

"Iya , Fans dia" ujar Fika

"Baru pertama kali masuk sudah menjadi pusat perhatian" guman Raya menghela napas

"Ok! PR gue sudah siap , bye Raya sayang" ujar Fika yang langsung kembali ke kelasnya

"Loh? Gue lupa dia beda kelas dengan gue" guman Raya

"Maaf , itu Fika kok nyalin PR kamu San? Sama ya PRnya?" tanya Raya dengan Sandi orang yang terpintar di kelas Raya

"Oh enggak kok Ya , kelas kita sudah dulu membahas pelajaran itu sedangkan kelas mereka baru kemarin kebetulan latihan yang di beri kemarin itu sama dengan PR mereka" ujar Sandi yang menjelaskan

"Oh begitu , kalau boleh minta nomornya San? Aku takut ada yang mau di tanyakan , aku belum kenal semua anak-anak di kelas ini" ujar Raya tersenyum yang membuat Sandi terpaku

"Kamu cantik ya kalau tersenyum" ujar Sandi tiba-tiba

"Ha?" ujar Raya yang membuat Sandi gelagapan

"Eh itu lupakan aja" ujar Sandi yang membuat Raya terkekeh

"Kok kamu bisa tahu namaku?" tanya sandi sambil memberikan hpnya ke Raya

"Aku tahu dari Fika , dia bilang bahwa di kelas ini yang paling pintar itu kamu dan kamu itu friendly banget" ujar Raya tersenyum

"Aku bukan yang terpintar di kelas ini Ya , aku selalu juara dua yang selalu juara satu itu si Riki , jadi yang paling pintar itu Riki" ujar Sandi menjelaskan

"Oh begitu" guman Raya

"Eh di sebelah kamu kosongkan? Boleh aku jadi teman sebangkumu?" tanya Sandi yang membuat Raya mengangguk

"Kamu itu sopan ya , sudah biasa ya bicara aku kamu?" tanya Raya

"Iya , orang tuaku tidak kasi memakai gue elo katanya kasar" ujar Sandi yang membuat Raya mengangguk mengerti

"Aya sayang" ujar Riki yang membuat Raya menatap tajam Riki

"Ni aku bawakan coklat biar kamu makin manis seperti coklat" ujar Riki yang memberikan coklat kepada Raya

"Gue alergi coklat" ujar Raya yang menbuat riki langsung mengeluarkan buku kecil dari dalam saku lalu menulis sesuatu di sana

"Ok! Selesai , nah San buat lo aja! Biar lo makin pahit seperti dark coklat" ujar Riki yang di terima baik oleh Sandi

"Terima kasih" ujar Sandi memberikan senyuman

"Eh San , kok elo duduk di samping Aya?" tanya Aldo yang baru datang

"Aya? Aya hanya boleh di panggil oleh gue!" ujar Riki yang membuat Aldo menyengir

"Iya Al , aku pindah biar Raya ada teman bicaranya" jawab Sandi tersenyum

"Ha? Lo di tikung Rik!" ujar Aldo mengompori

"Tikung? Oh maksud kamu aku ada perasaan sama Raya? Maaf aku hanya ingin berteman bukan pacaran" ujar Sandi yang membuat Riki mengangguk

"Jangan nuduh tanpa bukti Do , gue percaya sama lo" ujar Riki kepada sandi

"Oh iya , Ni sarapan untuk Aya! Aku buat sendiri loh buat kamu" ujar Riki memberikan sandwich kepada Raya

"Gue sudah makan" jawab Raya sinis

"Rezeki itu enggak boleh di tolak Raya , apa lagi ini pagi" ujar Sandi yang membuat Raya langsung merasa tidak enak

"Ok , terima kasih" ujar Raya mengambilnya namun tidak di makan membuat Riki dan Sandi melihat ke arah Raya

"Kenapa enggak di makan?" tanya Sandi

"Aku sudah sarapan San , kalau mau kamu ambil aja" ujar Raya yang membuat sandi terkekeh

"Setidaknya kamu harus menghargai yang kasih kamu , makan saja walaupun hanya separuh" ujar Sandi yang mau tidak mau Raya mengikuti perkataan

"Ya Allah , di ceramahi Sandi baru makan masakkan gue? Jahat banget si Aya" ujar Riki

"Masih mending gue makan , kalau enggak ada Sandi sudah gue buang ke tong sampah" ujar Raya yang membuat Riki terdiam

"Sebagiannya untuk kamu aja San , aku sudah kenyang" ujar Raya yang memberikan kepada sandi separuhnya lagi

"Enak?" tanya Riki

"Lumayan" jawab Raya singkat

"Ok! Besok bawakan lagi" ujar Riki semangat

"Aya , kakinya masih sakit?" tanya Riki dengan nada khawatir

"Masihlah!" Jawab Raya ketus

"Raya , pagi-pagi enggak boleh marah! Nanti rezekinya jauh" ujar Sandi

"Lo sudah seperti kakak Raya ya , gue lihat dari tadi loh" ujar Aldo yang sedari tadi diam

"Iya , Raya itu comel seperti almarhumah adik aku" ujar Sandi yang membuat Raya , Riki , dan Aldo terdiam

"Sorry , bukan maksud gue" ujar Aldo yang kehabisan kata-kata

"Enggak apa-apa Al , Raya maukan jadi adik aku?" tanya Sandi

"Terserah kamu aja menganggap aku begitu" ujar Raya

Bel sudah berbunyi membuat Riki langsung duduk di kursinya , Raya dan Sandi pun langsung mengeluarkan buku yang akan di pelajari jam pertama

"Permisi anak-anak" ujar kepala sekolah tiba-tiba

"Kita kedatangan anak baru lagi" ujar kepala sekolah yang membuat kelas ribut dan bertanya-tanya

"Bayu , silakan masuk" ujar kepala sekokah yang membuat Raya membelalakkan matanya melihat wajah Bayu

"Perkenalkan nama saya Bayu Saputro" ujar Bayu dengan senyuman yang membuat wanita mulai berbisik-bisik

"Ganteng! Tapi masih gantengan Riki!" ujar salah satu siswi

"Betul itu! Riki , Aldo , lalu anak baru!" Ujar siswi yang lain

"Sudah jangan ribut! Bayu , kamu boleh duduk di tempat yang kosong sebelah Sandi" ujar kepsek yang di turuti Bayu

"Saingan lo Rik!" bisik Aldo

"Ha? Saingan?" tanya Riki yang masih sibuk pikir membawa sarapan apa untuk Raya besok

"Ada anak baru Rik! Saingan lo malam tadi" bisik Aldo yang membuat Riki langsung melihat ke arah sekitarnya

"Apa-apaan dia pindah sekolah di sini!" guman Riki mengepal tangannya

"Hai , bertemu lagi kita" ujar Bayu ke arah Raya

"Ih gatal banget sih!" Sinis siswi yang lain

"Anak baru itu selalu di dekati cowok ganteng di sekolah kita!" ujar yang lain lagi

"Pelet apa yang pakai?" bisik lagi

"Apa jangan-jangan dia pakai susuk?" ujar siswi lain lagi

"Lihat tu Sandi , Aldo , Riki , dan sekarang anak baru itu juga dekatin! Fiks sih ini dia pakai susuk!" ujar siswi yang lainnya

Raya menundukkan wajahnya yang membuat Riki geram bahkan Sandi langsung memasang wajah Datarnya , Aldo dan Bayu mengepalkan tangan mereka mendengar bisikkan yang tidak pantas dari mulut siswi-siswi itu

"BISA DIAM KALIAN!" Bentakan Riki membuat semua bisikan langsung berhenti

"KALIAN ITU SADAR DIRI BUKAN MALAH MENGHINA!" ujar Aldo ikutan emosi

"KALAU RAYA DI DEKATI COWOK GANTENG ITU WAJAR , DIA CANTIK , DIA ENGGAK CAPER KE COWOK-COWOK!" ujar Riki lagi yang membuat semua siswi menunduk

"Gue dukung lo!" ujar Bayu ke Riki

"Jangan pernah menuduh orang yang tidak-tidak , kalian enggak tahu mental Raya jadi jangan bully Raya!" ujar sandi yang membuat semua terdiam

"SEKALI LAGI DENGAR KALIAN HINA RAYA , SIAP-SIAP AJA KALIAN!" ujar Riki

"PAHAM KALIAN?" tanya Aldo yang membuat semua mengangguk

"Ada apa ini?" Tanya guru yang baru masuk

"Memberi pelajaran kepada mulut orang Buk!" ujar Riki sinis

"Sudah-sudah kita mulai pembelajarannya" ujar guru itu yang tidak ingin ikut campur

"Sudah jangan sedih , ada aku kok" ujar Sandi yang membuat Raya tersenyum tipis

"Ada calon suami yang siap melindungi kamu kok" ujar Riki tiba-tiba yang membuat Raya memalingkan mukanya

"Terima kasih yang tadi" ujar Raya ketus ke arah Riki

"Tenang Ya , lo masih ada calon ipar yang akan melindungi lo" ujar Aldo yang membuat sandi terkekeh dan Raya yang menahan tawa

"Calon suami lo ada di sini Ra , Lo bakal gue lindungi sampai titik darah penghabisan" ujar Bayu yang membuat Raya tersenyum tipis

"Ya Allah dosa apa sih hambamu ini" ujar Riki

"RIKI! JANGAN RIBUT!" ujar guru yang mengajar membuat Sandi , Bayu dan Aldo terkekeh