Chereads / PURA-PURA MISKIN DEMI AYANG! / Chapter 6 - SEKETARIS DAN ASISTEN RIKI

Chapter 6 - SEKETARIS DAN ASISTEN RIKI

Riki memarkirkan motornya di depan rumah Raya , Raya duduk di teras rumahnya setelah turun dari motor Riki

"Ada yang luka?" Tanya Riki

"Enggak usah sok peduli!" Ujar Raya sinis

"Lo kenapa sih?" Tanya Riki yang kesal karena Raya sinis kepadanya

"Gue kenapa? Gue muak sama lo! Gue enggak butuh bantuan lo!" Ujar Raya yang membuat Riki bungkam

"Lo jahat Aya" ujar Riki pelan namun tidak membuat Raya luluh

"Iya gue jahat! Ini hari pertama gue ketemu lo Ki , namun lo sudah buat gue muak! Seandainya lo enggak buat gue muak sudah di pastikan gue akan biasa saja ke lo" ujar Raya lalu bangun dari duduknya dan berjalan pincang ke dalam rumah

"Aya , salah gue apa?" tanya Riki dengan wajah sendu

"Salah lo adalah bagian dari mereka" ujar Raya yang tidak membuat Riki paham

"Gue sayang lo Aya" ujar Riki

"Gue enggak sudi di sayang sama lo!" ujar Raya lalu membanting pintu

Riki terdiam di depan pintu , Riki memikirkan apa salahnya yang membuat Raya wanita kesayangannya terlihat membencinya

Riki menaiki motornya lalu melaju dengan cepat ke tempat bar yang biasa dia datangi , dia harus melampiaskan semua kesedihan dan kebingungan yang melanda dirinya

Riki sampai di tempat bar namun Riki hanya melihat sedikit orang yang datang , Riki masuk ke bar lalu duduk di depan bar tender

"Sakura cocktail" ujar Riki

"Siap!" ujar bar tender yang langsung mempersiapkan minuman Riki

Setelah beberapa menit minuman Riki sudah selesai , Riki minum sambil memikirkan kenapa di hari pertama berjumpa dengan Raya harus berakhir seperti ini

"Lo kenapa Rik?" tanya bar tender yang sangat mengenal Riki

"Gue baru kenal cewek Jo" jawab Riki

"Terus?" tanya bar tender

"Gue jatuh cinta pada pandangan pertama Jo , gue ingin selalu bersama dia Jo!" ujar Riki

"Terus? Enggak lo gas aja? Bukannya lo hanya sekali main jentik jari sepuluh cewek langsung mendekat?" tanya bar tender itu

"Begini Jo , dia itu unik , dia itu berbeda , dia enggak tertarik sama gue bahkan dia sangat benci dengan gue" ujar Riki yang membuat bar tender itu mengerti

"Oh gue mengerti sekarang , lo di tolak cewek! Baru kali ini gue liat lo galau karena di tolak cewek , apa karena itu cewek pertama yang nolak lo?" ujar bar tender itu

"Gue enggak tahu juga Jo , hati gue sakit kali saat dengar dia bilang benci gue! Enggak sesakit saat kejadian Chika" ujar Riki yang membuat bar tender itu tidak paham

"Maksud lo , lo sangat mencintai dia lebih dari Chika dulu?" tanya bar tender itu

"Sepertinya begitu Jo , Jo Aurora Borealis" ujar Riki

"Sudah cukup minumnya , Sakura cocktail sudah cukup" ujar Bar tender yang langsung mengambil gelas Riki yang kosong

"Lo tahu mau seberapa banyak gue minum tidak akan mabuk" ujar Riki yang membuat bar tender mengangguk

"Gue tahu tapi enggak bagus untuk kesehatan lo" ujar Bar tender

"Halo tuan tampan" ujar seorang wanita yang duduk di sebelah Riki

"Berapa?" Tanya Riki yang langsung menanyakan tujuan wanita itu

"Maksud tuan?" tanya wanita yang memakai baju kurang bahan

"Berapa satu malam?" tanya Riki yang membuat wanita itu tersenyum

"Kalau untuk kamu , bebas sayang" ujar wanita itu yang membuat Jo geleng kepala

Riki membuka dompetnya lalu menaruh uang 2 juta di atas meja dan mendorong ke arah wanita itu , wanita itu menerima uang Riki dengan senang hati

"Jadi , kapan?" tanya wanita itu

"Gue mau tanya dulu , lo kerja begini karena butuh apa?" tanya Riki yang membuat wanita itu menghela napas

"Bokap gue ke lilit utang judi , gue harus kerja agar semua utang bokap gue lunas" jawab wanita itu

"Kalau sudah lunas utang bokap lo , lo mau kerja apa?" tanya Riki

"Yang lebih baik pastinya , ya kan Jo?" tanya wanita itu tersenyum dengan Bar tender itu

"Iya dong , banyak yang lebih baik tapi uangnya yang enggak" ujar Jo yang membuat Riki terkekeh

"Berapa utang bokap lo?" tanya Riki

"25 juta , gue baru lunasi 5 juta jadi masih tinggal 20 juta" ujar wanita itu

Riki mengambil hpnya lalu Riki menatap wanita itu dengan tatapan menyelidik yang membuat wanita itu sedikit tidak nyaman

"Halo?" tanya seseorang di seberang telepon Riki

"Sekretaris untuk saya sudah dapat?" tanya Riki dengan nada formal

"Maaf tuan muda saya belum mendapat yang sesuai untuk anda" ujar orang yang di seberang

"Hentikan pencaharian , saya sudah mendapatkannya" ujar Riki

"Baik tuan" ujar orang itu

Riki menutup teleponnya dan menatap bar tender dan wanita itu secara bergantian , Riki mengambil satu kertas berukuran KTP dari tas selempangnya lalu memberikan kepada Bar tender dan wanita itu

"Katakan kalian butuh nominal berapa?" Tanya Riki yang membuat Bar tender saling pandang dengan wanita itu

"Gue yang penting lunas utang bokap gue" ujar wanita itu

"Gue yang penting sih cukup untuk menyelesaikan sekolah-sekolah adik gue" ujar bar tender

"Baiklah , pertama kenalkan gue Riki Adrian Balamy CEO perusahaan Balamycorp dan Acompany" ujar Riki yang membuat bar tender dan wanita itu terkejut

"Lo anak orang kaya nomor satu di dunia? Enggak salah nih? Lo bohong ya?" tanya bar tender itu tidak percaya

"Itu adalah kartu nama dan alamat perusahaan gue , gue lagi mencari sekretaris dan asisten pribadi gue yang khusus selalu menjaga gue di mana pun tapi secara sembunyi" ujar Riki yang masih membuat kedua orang itu bungkam

"Ini cek 30 juta untuk kalian lunasi utang-utang dan bayar sekolah adik-adik kalian berdua , gaji kalian 10 juta selama 3 bulan jika kinerja kalian bagus , jujur , dan amanah gaji kalian akan di naikkan dengan nominal dolar bukan rupiah lagi karena kalian akan ke luar negeri jika aku ada kerja di sana" jelas Riki yang membuat bar tender dan wanita itu menangis haru

"Gue enggak menyangka banget bisa bertemu orang kaya baik kaya lo , lo enggak takut kami berdua berkhianat dari lo?" tanya Bar tender itu

"Gue yakin kalian membalas kebaikan gue dengan kebaikan juga" ujar Riki yang membuat wanita itu bersimpuh depan Riki

"Saya Emira Hernita bersumpah akan selalu setia kepada anda tuan Riki Adrian Balamy" ujar wanita itu yang membuat Riki terkejut

"Eh lo enggak perlu ngelakuin itu , Lo besok antar saja surat lamaran dan berkas-berkas penting lainnya ke alamat kantor yang gue beri tadi" ujar Riki

"Gue Jonathan akan menjadi orang paling setia terhadap lo bahkan nyawa gue taruhannya" ujar bar tender itu

"Lo juga ngelakuin hal yang sama ya , gue pulang dulu sudah jam 4 subuh" ujar Riki lalu keluar meninggalkan Jo dan Emira

Riki melajukan motornya di jalanan , Riki sudah sampai di rumahnya lalu Riki di sambut oleh ibunda kesayangannya

"Riki , kenapa subuh pulangnya?" tanya bunda Riki dengan lembut

"Maaf bun , Riki balapan lalu ke Bar" ujar jawab Riki jujur yang membuat bundanya tersenyum

"Hilangin kebiasaan buruknya pelan-pelan ya sayang , masuk gih lalu mandi jangan lupa tidur" ujar bunda Riki yang membuat Riki tersenyum lebar

"Bun , besok bisa bunda izinkan Riki?" tanya Riki

"Izinkan ke mana sayang?" tanya bunda Riki

"Izin sekolah bun , Riki lelah" ujar Riki yang membuat bundanya menganggukkan kepala

Riki memang anak yang di manja oleh bundanya , karena di manja Riki selalu tidak tega melihat bundanya kecewa

Riki selalu berusaha untuk tidak membuat bundanya kecewa dengan mengurus perusahaan bundanya dan prestasi yang selalu di gapainya

Ayah Riki sangat tegas dan sedikit pendiam yang membuat Riki tidak terlaku akrab dengan ayahnya , perusahaan ayahnya masih di urus oleh ayah Riki

Ayah Riki tidak mau terlalu membebani Riki dengan banyak perusahaan yang di pegangnya cukup dua perusahaan

Ayah Riki tahu potensi Riki akan melebihi dirinya namun tetap saja ayah Riki ingin Riki menikmati hidup remajanya tanpa terlalu memikirkan perusahaan

Riki selesai mandi lalu Riki merebahkan diri di kasur , Riki menghela napasnya ketika mengingat kata-kata Raya yang cukup membuat hatinya berdenyut

"Ki? Dia memanggil gue dengan panggilan Ki? Apa itu panggilan kesayangan ya?" tanya Riki pada dirinya sendiri ketika mengingat bahwa Raya memanggilnya dengan panggilan 'Ki'

"Aduh ayang Aya , makin sayang deh" ujar Riki tersenyum sendiri lalu memeluk gulingnya dan mulai menutup matanya

"Selamat tidur ayangnya Riki" guman Riki lalu terlelap