Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Cakrawala Asmaradanta

🇮🇩Purple_Moonlight_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
23.7k
Views
Synopsis
Apa yang akan kau lakukan jika hakmu direnggut dan dikendalikan oleh sebuah tatanan negara? Rasa muak pasti menjadi jawabannya. Setidaknya hal itu lah yang dirasakan Ivory, peserta Copulation tahun ini. Gagasan untuk memiliki anak dari seseorang yang tak dicintai adalah hal yang berat baginya. Terlebih jika hal itu adalah permainan semata yang dikendalikan sebuah sistem. Ivory begitu membenci takdirnya sebagai sosok yang selalu dianggap lemah. Di sisi lain, Aaron yang semula hendak melamar tunangannya mendadak membatalkan rencananya dan memilih untuk mengikuti permainan itu. Pertemuannya dengan Ivory membuatnya memahami perasaan pasangan sesaatnya tersebut. Di saat yang sama, Ivory juga mempertanyakan perasaannya yang mulai tumbuh tanpa dapat dicegah. Menghabiskan siang dan malam dalam satu atap yang sama tentu membuat batasan yang ada menjadi abu-abu. Ia tak ingin menjadi perebut kekasih orang namun takdir menempatkannya pada posisi yang sulit. Bisa kah mereka bertahan di tengah upaya mereka untuk memecahkan sistem yang membelenggu kebebasan?
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1: Sebuah Undangan yang Memuakkan

Amerta, 2071

Suara derap langkah menyadarkan sosok seorang gadis dari tidur lelapnya. Tak butuh waktu lama bagi gadis itu untuk terbangun. Bahkan terkadang suara dentingan gelas saja sudah mampu membuatnya terjaga. Apalagi jika ditambah gonggongan anjing liar atau bunyi truk lewat yang memekakkan telinga. Sial betul rumahnya harus berada dekat dengan jalan utama.

Sosok itu menggosok kedua mata indahnya dengan telapak tangan. Baru sekejap. Terasa baru sekejap ia mengistirahatkan pikirannya ke alam bawah sadar. Baru sebentar ia menyenderkan kepalanya di atas sofa hijau keras yang sudah robek di beberapa bagian. Meskipun sofa itu bisa dikatakan sangat tidak layak untuk digunakan, namun ia masih saja meletakkannya di dalam ruangan berukuran empat kali enam meter yang pengap dan minim pencahayaan itu.

Baginya, itu bukan hanya sekedar sofa atau tempat untuk duduk. Benda itu bermakna lebih dari apa pun. Setidaknya benda itu lah yang masih ia miliki dari kakaknya yang telah lama meninggalkannya ke pangkuan Tuhan. Ia sangat merindukkan kakak semata wayangnya. Dengan menyimpan sofa itu, setidaknya ia menyimpan sedikit kenangan tentang kakaknya, yang hingga saat ini sukar ia hapuskan dari ingatan.

Pintu kamarnya diketuk dengan keras. Sepertinya Si Tamu ini memang tidak sabaran. Gadis yang semula tengah meringkuk itu hanya berjalan dengan gontai dan membuka pintu rumahnya. Ia seolah lemas bak tak bertulang.

"Ivory Kelana?"

Dua orang Guardian berpakaian rapih dengan tatanan rambut mengkilap berdiri di hadapannya. Keduanya masing-masing membawa satu buah senapan laras panjang keluaran terbaru yang belakangan tiruannya sering dipajang di pertokoan dekat rumahnya. Mereka berwajah tampan, namun terlihat sungguh dingin. Seolah-olah tak memiliki nurani seorang manusia.

Atau mungkin memang seperti itu lah kenyataannya.

Tak ada seorang Guardian yang ramah. Mereka tak lebih dari sebuah robot yang diprogram Para Petinggi demi menjaga stabilitas keamanan negara. Begitu lah yang ia pelajari selama bertahun-tahun.

"Benar," jawabnya.

Gadis itu sedikit merapihkan sweater berwarna krem yang dipakainya. Sudut mata salah satu Guardian itu memandang bagian pundak sweternya yang berlubang. Bukan karena mode tren yang sedang hits di kalangan Kaum Primer, melainkan memang rusak karena dimakan ngengat yang berkeliaran di dalam rumahnya. Tak peduli seberapa sering ia membersihkan rumah minimalisnya, hewan itu tetap membandel kembali lagi. Akibatnya beberapa pakaiannya lah yang menjadi korban.

"Kau tentu sudah mendapatkan undangan dari Dewan Tertinggi untuk mengikuti Copulation, bukan?"

Ivory tersenyum kecut. Ia sudah menduga Guardian yang menyenangkan itu akan mengingatkan perihal kegiatan yang wajib ia ikuti. Walau begitu, tetap saja, diingatkan lagi mengenai acara memuakkan itu rasanya membuat perutnya bergejolak. Ingin rasanya ia memuntahkan isi perutnya di atas seragam Guardian di depannya yang terlampau bersih.

For the record, Copulation adalah acara pembuahan empat tahunan yang diadakan oleh Para Petinggi untuk seluruh warga Negara Amerta. Dari ujung timur hingga ujung barat, serta dari selatan sampai ke utara. Kegiatan ini ditujukan bagi para perempuan berusia 20 hingga 40 tahun yang memiliki Gen E dan Gen F. Setiap pasangan bisa berasal dari Gen E dan Gen F atau pun Gen F dengan sesama Gen F.

Gen E atau Gen Excellent adalah gen terbaik di antara semua gen yang dimiliki warga Amerta. Baik pria mau pun wanita yang memiliki Gen E sudah pasti bisa membuahi dan dibuahi. Anak-anak yang lahir dari pasangan yang memiliki Gen E pasti akan lahir dengan sempurna dan tanpa cacat.

Orang-orang dengan Gen E tidak wajib mengikuti Copulation, namun jika ingin bergabung, mereka biasanya mengikuti kegiatan tersebut dengan senang hati. Mereka cenderung tidak mempedulikan orang lain dan menganggap jika Copulation adalah kesenangan semata. Selain itu, mereka yang memutuskan untuk ikut Copulation juga dibayar jika mengikuti kegiatan ini. Maka dari itu, mereka termasuk dalam golongan Kaum Primer atau kaum elite. Golongan orang-orang yang paling memiliki banyak pilihan di Amerta.

Sementara Gen F atau Gen Failed adalah gen-gen "cacat" yang mana mereka berpuluh tahun yang lalu telah menjadi "Produk Gagal" atas percobaan penelitian oleh Para Petinggi. Orang-orang yang tergolong dalam Gen F adalah kaum wanita atau pria yang memiliki kerusakan genetika. Anak-anak yang lahir dari Gen F sudah bisa dipastikan akan memiliki kecacatan, seperti misalnya tidak mampu berbicara, tidak mampu mendengar, tidak mampu menggunakan anggota tubuhnya dengan sempurna, dan sebagainya. Gen ini didominasi oleh wanita sekitar 95% persen, sementara 5%-nya dimiliki oleh lelaki.

Para warga dengan Gen F diwajibkan untuk mengikuti Copulation hingga maksimal berumur empat puluh tahun. Mereka tidak akan dibayar sepeser pun dan dilarang untuk mangkir dari kegiatan empat tahunan tersebut. Karena sedikitnya pilihan yang dimiliki oleh Gen F, maka mereka tergolong dalam Kaum Sekunder, atau kaum yang tak memiliki banyak pilihan.

Secara teknis, kegiatan Copulation adalah kegiatan pembentukan sebuah pasangan, di mana mereka diberi tenggang waktu maksimal satu tahun untuk membuahi dan melahirkan seorang anak. Anak tersebut nantinya akan diambil oleh Para Petinggi dan menjadi hak milik negara. Pasangan itu hanya bertugas untuk membuahi dan melahirkan, tanpa harus membesarkan anak mereka. Para Petinggi menilai, anak-anak cacat yang dilahirkan dari Gen F dapat mereka "gunakan" sesuai keperluan negara.

Di masa lalu, seperti yang dijelaskan oleh guru sejarahnya di bangku Sekolah Dasar, Amerta pernah mengalami sebuah Perang Saudara yang sangat dahsyat. Perang Saudara itu memecah Amerta menjadi dua kubu, yakni Selatan dan Utara. Perang yang berlangsung selama hampir sepuluh tahun lamanya itu membuat kubu Selatan hancur, luluh lantah, dan tak bersisa sedikit pun. Semua warga di wilayah Selatan meninggal dan tak menyisakan apa pun. Hanya tersisa warga di wilayah Utara yang kemudian bangkit dari sisa perang dan membangun kembali Amerta menjadi satu kesatuan yang utuh.

Amerta yang berdiri tegak saat ini adalah hasil dari kerja keras kaum Utara yang dipimpin oleh Dewan Tertinggi. Dewan Tertinggi yang dibantu oleh setidaknya seratus Para Petinggi memimpin Amerta dengan aturan yang sangat ketat. Mereka lah yang mencetuskan ide untuk menciptakan kegiatan yang bernama Copulation. Kegiatan itu diciptakan karena sejak perang usai, rupanya banyak warga negara yang menolak untuk berumah tangga atau memiliki keturunan. Warga yang mengalami rasa takut dan trauma akibat efek berkepanjangan dari Perang Saudara, sebagian besar memilih untuk melajang hingga akhir hayatnya.

Pada awalnya, Dewan Tertinggi dan Para Petinggi kesulitan untuk mencari solusi atas permasalahan depopulasi di Amerta. Akan tetapi, mereka akhirnya mengambil langkah tegas dengan melakukan modifikasi genetika pada seluruh warga negara. Sebagai hasilnya, akhirnya muncul lah warga negara yang dibedakan berdasarkan golongan genetikanya. Bagi mereka yang memiliki genetika terbaik, maka mereka akan dikategorikan sebagai Kaum Primer. Untuk warga negara yang genetikanya cacat, maka mereka diklasifikasikan sebagai Kaum Sekunder. Kaum Sekunder ini lah yang menjadi pion utama dalam kegiatan Copulation. Mereka adalah target sekaligus solusi atas masalah depopulasi yang terjadi di Amerta.

Singkat kata, tak ada banyak pilihan yang bisa diambil oleh Kaum Sekunder.

Andai ia bisa memilih.

Selalu itu yang ada di pikiran Ivory.

Seandainya ia termasuk dalam golongan Kaum Primer, pasti ia akan memilih untuk tidak mengikuti Copulation. Ia bisa menyuap Para Petinggi dengan uang sebanyak mungkin. Ia sangat membenci kegiatan itu.

Seandainya saja ia memiliki Gen E, maka ia dengan santainya akan memilih siapa pun menjadi pasangannya nanti. Pasangan yang sesungguhnya. Yang akan menemaninya dalam suka dan duka, hingga akhir hayat memisahkan. Bukannya pasangan sesaat seperti ini.

Seandainya orang tuanya tidak menurunkan gen yang buruk padanya, maka ia akan merasa senormal orang-orang yang lain...

Ah, bahkan ia tak pernah bertemu orang tuanya sekali pun.

Nyatanya, ia hanyalah seorang Kaum Sekunder. Kaum yang tak memiliki apa-apa. Kaum yang serba kurang. Kaum yang selalu menuruti perintah Para Petinggi tanpa terkecuali. Kaum yang harus bersujud di kaki sang Dewan Tertinggi walau pun begitu buruk perlakuan yang para elit itu berikan pada orang-orang sepertinya.

Ia juga seorang wanita ber-Gen F. Gen paling buruk di antara gen yang lain. Gen yang selalu menjadi nomor terakhir. Terlupakan, terbuang, dan dianggap sebelah mata. Gen yang diturunkan dari kedua orang tuanya kepada dirinya dan sang kakak. Gen yang membuatnya sengsara selama bertahun-tahun.

"Tentu saja," jawab Ivory dengan tenang, walau pun hatinya berkata lain. Tangannya menutupi pundak kirinya. Menutupi lubang di pakaiannya.

"Kami datang untuk memberikanmu nama pasanganmu dalam Copulation tahun ini," ucap seorang Guardian padanya. Guardian itu mengeluarkan sebuah amplop berwarna hitam dari tas kecil yang ia bawa. Dengan gerakan yang terlampau kaku, ia menyerahkan amplop itu ke tangan Ivory.

"Kau diminta untuk datang ke kediaman Dewan Tertinggi, lusa, pada pukul sembilan malam—"

"Aku tahu," potong Ivory kesal. Ia sudah menerima undangan itu selama sebulan belakangan. Ia sudah tahu bagaimana detailnya acara Copulation itu. Sudah di ambang muak ia mendengarnya.

"Baik lah. Kami pergi."

Tanpa menunggu respon apa pun dari Si Nyonya Rumah, dua Guardian itu berbalik dan berjalan lurus meninggalkan Ivory dan amplop hitam itu.

Ivory kembali masuk ke rumah kesayangannya. Ia nyaris terlena untuk kembali tidur atau sekedar duduk di sofa sebelum ia teringat akan janjinya.

"Sial!" umpatnya keras. Ia bergegas menyambar tas slempang hitamnya yang kumal dan mengambil topi putihnya yang tergeletak begitu saja di atas nakas. "Aku terlambat!" imbuhnya.