"Untuk apa aku percaya pada jalang seperti dirimu? bahkan ketika kau berjanji akan menjadi lebih baik dan menunjukkan bahwa kau tulus padaku, tapi nyatanya kau sudah melayani nafsu laki-laki lain. Haha, aku memang salah sudah membuang-buang waktuku untukmu. Lebih baik aku memuaskan nafsuku pada jalang dan gigolo yang siap membuka selangkangannya untukku. Mereka bahkan jauh lebih menghibur diriku ketimbang dirimu," ujar Eijiro menghina Katsuki.
Hati Katsuki terasa begitu sakit. Dia tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Eijiro.
Katsuki memang seorang gigolo, namun dia tadi tidak melakukan apapun dengan Shouki. Bahkan sejak terakhir kali Katsuki mengatakan pada Eijiro bahwa dia akan berubah menjadi lelaki yang lebih baik, dia tidak melayani satu orangpun lelaki sampai sekarang.
Apa yang dilihat Eijiro pada tadinya itu adalah sebuah kesalahpahaman belaka.
"Kau salah kira, aku dan Shouki tidak melakukan apapun tadi. Aku dan dia hanya berbincang saja. Kau bisa memeriksa tubuhku kalau kau mau. Aku tidak melakukan apapun dengannya," balas Katsuki membela diri. Dia tidak ingin Eijiro semakin salah paham dengannya.
"Tidak perlu, dasar menjijikan. Aku berharap akan mendapatkan kejujuran darimu, namun seorang jalang tetaplah jalang."
Katsuki benar-benar dihancurkan harga dirinya. Walau pun seorang gigolo hampir tak punya harga diri lagi, namun bila tak sedang berada di atas kasur bersama pelanggannya, maka seorang gigolo ataupun jalan masih memiliki harga diri.
Katsuki mencengkram kuat lengan Eijiro, kukunya mulai memanjang dan matanya memancarkan cahaya kemerahan. Warna mata yang unik, mirip dengan warna mata para bangsa vampir. Namun sebenarnya itu memang warna mata asli milik Katsuki, walaupun dia seorang Werewolf namun dia punya warna mata seperti vampir.
Dan Eijiro pun juga memiliki warna mata yang sama.
Eijiro tidak merasakan sakit hati dan kecewa sebesar yang Katsuki rasakan. Sebab dia pergi ke situ hanya untuk memastikan rasa penasarannya. Rasa penasaran tentang apakah katsuki benar-benar menjalani kehidupannya sekarang dengan meninggalkan dunia prostitusi.
Tapi Eijiro yakin sekali bahwa hal itu tidak mungkin.
Menjadi seorang pelacur sama saja dengan orang yang menjual narkoba, mereka tahu risiko yang ditanggung itu besar, namun mereka tetap melakukannya sebab mereka bisa bekerja dan mendapatkan uang sekaligus menikmati kenikmatan dari apa yang mereka jual tersebut.
Dua hal itu tidak jauh berbeda. Sama-sama indah dan merusak.
Eijiro langsung menoleh, mendapati tangannya yang sudah dicengkeram kuat oleh Katsuki. Menyebabkan bagian lengan jas Eijiro sedikit robek dan kuku itu menusuk lengan Eijiro.
Eijiro langsung mengibaskan lengannya dengan kuat, membuat gelombang energi magis yang membuat Katsuki terlempar hingga hampir menabrak dinding lorong yang ada di situ.
Sebelum Katsuki sempat terhantam bagian bangunan di sana, ada tubuh atletis yang sudah menghadang tubuh Katsuki dan menahannya. Pemilik tubuh itu tak lain merupakan Shouki.
Shouki menatap Eijiro dengan tatapan kebencian, dia sangat benci kepada orang yang telah menyakiti Katsuki.
"Pantas saja bila Katsuki memilih lelaki lain," cibir Shouki dengan sinis. "Rupanya mantan kekasihnya adalah lelaki yang sama sekali tak berperasaan. Sangat tidak romantis, bahkan kasar. Pasti Katsuki sangat tidak puas menjalani hubungan bersama lelaki seperti orang itu."
Eijiro menegakkan tubuhnya, kemudian menatap sengit ke arah Shouki yang datang untuk menolong Katsuki.
Katsuki melirik ke atas dan mendapati Shouki yang tengah menatap lurus dan tajam ke arah Eijiro. Dia terlihat sangat marah, ekspresi dingin bercampur marah yang ditunjukkan oleh Shouki membuat aura yang dirasakan Katsuki dari Shouki jauh berbeda dari yang sebelumnya dia rasakan.
"Kembalilah ke apartemen mu," ucap Shouki.
Bruk
Shouki terperangah, Katsuki mendorong Shouki dengan cukup keras. "Tidak perlu ikut campur! ini semua karena kau yang berulah. Seharusnya kau sadar bahwa kedatangan dirimu ke sini hanyalah mengacau."
Shouki tidak menyangka bahwa seperti inilah respon dari Katsuki. Padahal Shouki berniat baik untuk menolong Katsuki. Namun Katsuki membalas niatan baik Shouki dengan cara seperti itu.
Pasti yabg dirasakan Shouki adalah kecewa, dia tidak dihargai atas apa yang dia lakukan. Namun di satu sisi Shouki paham bahwa Katsuki ingin menjaga perasaan Eijiro. Namun tidak seperti ini juga caranya Katsuki membalas kebaikan Shouki.
Apakah yang dilakukan Shouki belum cukup untuk membuat Katsuki merasa tersentuh hatinya?
"Aku tahu kau mencintai lelaki itu," ucap Shouki. Dia menatap Katsuki dengan tatapan lembut. Namun sorot matanya menjadi tajam tak lama setelah itu. "Tapi jangan mau menjadi bodoh karena cinta yang hanya dirasakan sebelah pihak. Jangan khawatir, Katsuki. Aku akan selalu ada dan siap untuk--"
"Berhenti bicara! Lelaki sialan! aku tak pernah sekalipun berharap kau menolongku ataupun memperhatikan aku! lebih baik kau memperhatikan kehidupan mu sendiri." Katsuki juga membalas tatapan Shouki. Namun tatapan yang dia berikan adalah tatapan yang terkesan mengejek. "Bukankah selama ini kau hanya sendirian? siapa yang mau dekat dengan orang aneh seperti dirimu?"
Dada Shouki terlihat naik turun dengan ritme yang tidak stabil. Itu bisa disimpulkan sebagai bentuk gambaran perasaan Shouki yang sekarang terus-menerus diuji oleh Katsuki.
Sekarang Shouki benar-benar dipermalukan. Ketika dia membela Katsuki, Katsuki malah mencercanya dan menghina dirinya. Padahal yang Shouki lakukan adalah membela Katsuki, namun Katsuki malah membela laki-laki yang sudah menyakiti dirinya.
Bodoh sekali.
"Katsuki, kenapa kau memilih dia?" tanya Shouki.
"Karena aku mencintainya," jawab Katsuki langsung pada saat itu tanpa memberi jeda antara pertanyaan Shouki dengan jawabannya. "Seharusnya kau paham dan sadar bahwa kau sama sekali tidak punya tempat di dalam hatiku. Jadi, apapun yang kau lakukan takkan membuat aku terkesan. Aku tetap mencintai Eijiro apapun alasan dan kondisinya. Kau datang tiba-tiba dan memaksa aku untuk menerima dirimu, kau itu bodoh atau gila? kau konyol sekali, pantas saja kau selalu sendirian."
Katsuki melirik ke arah Eijiro yang berdiri tak jauh dari mereka. Berharap mendapatkan respon yang baik dari Eijiro, Eijiro malah mendengus dengan memberikan lirikan sinis kepada Katsuki.
Karma itu instan. Tidak ada yang bisa menghindari karma. Siapapun itu, dimanapun orang itu, dan apa saja yang dilakukan orang tersebut. Entah itu karma baik ataupun karma buruk semuanya akan diterima oleh setiap orang di dunia ini.
Katsuki juga merasa malu, namun pada saat itu dia tidak mungkin langsung mengubah sikapnya di depan Shouki karena dia sudah terlanjur ditolak oleh Eijiro. Dan yang Katsuki lakukan setelah itu hanyalah pergi meninggalkan Shouki yang berdiri mematung dengan kepala tertunduk.
"Kau mengacaukan semuanya. Andai kau tidak datang ke sini, pasti Eijiro tidak akan salah paham padaku," ucap Katsuki sebelum dia pergi meninggalkan Shouki.