Setelah melakukan kegiatan mereka di ranjang, Katsuki tertidur pulas. Dia sangat kelelahan setelah melayani nafsu Eijiro yang begitu besar itu. Mereka sudah bercinta selama dua jam, Katsuki sampai sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Dia hanya bisa menerima perlakuan Eijiro tanpa protes.
"Tck, bodoh. Hahaha, terimakasih karena sudah memberikan tubuhmu untukku. Aku puas sekali," ucap sosok Eijiro tersebut. Gaya bicara Eijiro juga terdengar berbeda dari biasanya.
Pria yang duduk di tepi kasur itu kemudian menyulut rokok yang ada di mulutnya. Dia menikmati rokok tersebut dengan santai. Dia merasa sangat puas karena telah bercinta dengan seorang omega yang sangat cantik.
"Maaf aku mengambil kesempatan pertama mu. Hahaha, aku sangat berterimakasih karena tubuhnya sangat nikmat dan bagus. Mempunyai kekuatan seperti ini memang sangat berguna," ucap pria tersebut. Dia bergumam, tatapannya terlihat menerawang saat dia memikirkan sesuatu.
Di saat pria itu berdiri, dia langsung mengambil pakaian nya yang berserakan di lantai. Dengan seringai di wajahnya dia mendekati Katsuki, menyempatkan dirinya untuk melumat bibir Katsuki yang lembut itu dengan perasaan nafsu.
"Kalau bisa aku ingin melakukannya sampai besok, tapi aku khawatir kalau si pemilik ponsel dan dompet ini akan mencari sampai ke sini. Lebih baik aku pergi," ucap pria tersebut.
Yang tadinya wajahnya serupa dengan Eijiro, kini berubah. Rupanya sosok tersebut bukanlah Eijiro yang asli.
Lelaki itu punya rambut berwarna kecoklatan, wajah yang sedikit lebih tirus daripada Eijiro dan ditambah tindik di sekitar hidungnya. Dia lelaki yang tidak pernah dikenal oleh Katsuki, namun nampaknya ada sesuatu yang membuat lelaki itu bisa mendapatkan ponsel dan dompet Eijiro.
.
.
.
.
.
Di tempat lain.
"Ck, bagaimana caranya aku menghubungi Katsuki?" tanya Eijiro. "Sekarang tas ku sudah hilang. Aku tidak bisa menghubungi Katsuki. Padahal aku baru saja pulang dari tempat terpencil itu, tapi malah ponsel ku yang hilang. Aku yakin sekali Katsuki sudah sangat menghawatirkan diriku."
Katsuki tidak punya nomor telepon yang bisa dihubungi, sebagai gantinya Katsuki menggunakan akun sosial media yang dia punya untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh darinya. Namun, bila terjebak di posisi seperti ini pasti sangat menyulitkan Eijiro dan Katsuki untuk saling berkomunikasi.
Eijiro sudah menyelesaikan urusannya di tempat terpencil yang dia maksud, pedalaman Florida yang baru saja diketahui dan belum pernah diakses sama sekali oleh para masyarakat adalah tempat yang akan dijadikan Eijiro untuk mencari sumber penghasilannya.
Tidak, dia tidak membangun sebuah pusat perdagangan di situ, melainkan menambang baru zamrud dan berlian.
Mencengangkan sekali.
Sebab sebelumnya, tidak pernah terdeteksi barang berharga seperti itu. Namun Eijiro dan beberapa penambang lainnya tahu tentang hal tersebut.
Tidak ada yang tahu tentang hal tersebut selain Eijiro dan mereka. Bahkan pemerintah sekalipun belum mendeteksi adanya batuan berharga seperti itu.
Namun beberapa dari mereka yang menambang di tempat itu pastinya tidak akan sepenuhnya jujur. Mereka pasti memiliki keinginan untuk menguasai seluruhnya dari batuan tersebut.
Dan Eijiro sudah mengantisipasi hal itu.
Dengan cara membunuh mereka semua.
Eijiro sudah tidak peduli lagi dengan hal seperti itu. Dia juga tumbuh besar di keluarga yang bengis dan kejam, kehidupannya itu mengajarkan Eijiro untuk tidak segan-segan dalam mencapai sesuatu meskipun harus dengan cara kekerasan.
Dan setelah ini Eijiro akan meraup keuntungan yang snagat besar.
Namun, ketika dia sudah kembali dari tempat itu, di perbatasan antara kota dan desa dia mengelami kecelakaan kecil. Namun cukup untuk membuat dirinya tak sadarkan diri. Seluruh barang pribadi yang dia bawa diambil oleh seseorang yang tak dia ketahui identitasnya.
Eijiro memilih untuk mendiamkannya saja, dia khawatir bila dia melapor kepada polisi maka hal itu bisa membuat polisi mengetahui bahwa sebelumnya Eijiro sudah pernah membunuh banyak orang di area pertambangan tersebut.
Walau pada dasarnya itu tidak berhubungan sama sekali. Namun itu adalah bentuk antisipasi yang dilakukan oleh Eijiro.
Dia sudah memblokir kartu debitnya, namun ponsel dan uang tunai yang ada di dompet itu sudah lenyap. Sekarang Eijiro sedikit kesulitan untuk menghubungi orang lain. Sebab, dia sama sekali tak punya uang tunai bahkan hanya untuk sekedar menggunakan telepon umum saja dia tak punya uang.
"Aku harap Katsuki baik-baik saja. Aku tak punya banyak waktu, aku harus segera merelokasi semua barang berharga itu. Dan menyimpannya di tempat yang tak diketahui. Aku juga harus merekrut orang-orang yang dapat aku jadikan sebagai pengikut setia ku. Namun itu tidak bisa ku lakukan sekaligus dalam waktu bersamaan."
Eijiro merasa sangat pusing dan lelah. Di saat dia seharusnya beristirahat dan memulihkan tenaga dan pikirannya dia malah ditimpa kesusahan dengan kehilangan barang-barang dan baru saja mengalami kecelakaan. Namun karena dia adalah seorang Werewolf, dia punya kemampuan untuk meregenerasi tubuhnya dengan baik.
Namun kemampuan itu juga memerlukan energi dan tenaga. Sekarang dia sangat kelaparan, dia kesulitan untuk berpikir dengan baik. Jangankan untuk memikirkan tentang kekasihnya yang jauh di negara lain, untuk berjalan saja dia sudah kelelahan.
Semuanya berada dalam keadaan yang kebetulan.
Dan tanpa Eijiro ketahui bahwa Katsuki sudah bercinta dengan lelaki lain yang Katsuki kita sebagai Eijiro.
Flashback off.
.
.
.
.
.
"Kau sedang bersiap mau berangkat kemana?" tanya Shouki. Dia menahan tubuh Katsuki yang hendak beranjak dari sofa empuk di sana.
"Bukan urusanmu," jawab Katsuki dengan ketus. "Lebih baik kau pergi sekarang juga. Aku sedang sibuk."
"Kau ini ketus sekali," ucap Shouki dengan raut bersedih. Namun sebenarnya dia hnaya sedang bercanda. "Apa aku perlu menciumi wajahmu agar kau tidak ketus kepadaku lagi?"
"Kalau kau melakukan itu, aku akan mematahkan lehermu sampai kau mati," ancam Katsuki. Dia sangat risih dengan sikap Shouki bila Shouki sudah bangun dari tidurnya.
'Aku tarik kata-kata ku bahwa dia adalah orang yang cukup mempesona,' batin Katsuki.
"Apa? aku mempesona?" tanya shouki pada saat itu. Dia langsung membuat Katsuki mengejang kaget. Kupluk yang hendak dipakai oleh Katsuki terjatuh dari tangannya.
"Apa kau tidak bisa bertanya dengan baik-baik?! dasar sialan!" bentak Katsuki. "Aku sama sekali tidak berpikiran bahwa kau adalah orang yang mempesona. Kenapa kau berpikir seperti itu hah?! cepat pergi dari rumah ku!"
Shouki kembali tak berekspresi. Dia sangat jarang menunjukkan ekspresinya, namun ketika dia mengeluarkan ekspresi maka dia akan terlihat sangat menawan. Bahkan meskipun ekspresi yang dia tunjukkan itu adalah ekspresiusil sekalipun.
"Kau mau kemana? aku akan mengantarmu," tawar Shouki.
"Aku tidak perlu diantar olehmu," tolak Katsuki.
Katsuki sudah siap dengan pakaiannya, dia mungkin akan pergi ke tempat yang ramai. Mengingat pakaiannya jauh lebih stylish daripada pakaian yang biasa dia kenakan di apartemen.
"Lebih baik kau pulang dan jangan ganggu aku lagi---"
Di saat Katsuki membuka pintu apartemennya itu, dia dikejutkan dengan sosok lelaki berambut merah yang sudah berdiri di depan apartemennya tersebut.
"Tak perlu menjelaskan apapun. Rupanya aku hanya membuang waktuku untuk pergi ke sini," ucap Eijiro. Dia langsung pergi dari situ sembari menepis kasar tangan Katsuki yang berusaha untuk menahannya pergi dari situ.
"Eijiro! tunggu aku!"