"Apa kau yakin? kita bisa pergi bersama, bukan?" tanya Katsuki.
"Tidak, kau harus tetap di sini saja. Aku tidak ingin kau kesulitan ketika bersama aku. Aku akan bekerja ke tempat yang jauh, tempat yang masih minim fasilitas. Sebab di sana menyimpan prospek kerja yang sangat bagus. Bisnis ku akan sangat berkembang di sana, namun untuk membangunnya dari awal pasti akan sangat melelahkan. Dan membawamu ke sana hanya akan membuat dirimu kesulitan," jelas Eijiro.
Katsuki tidak terima kalau dirinya harus ditinggalkan di sini sendirian. Jepang. Sedangkan Eijiro berniat ingin pergi ke Filipina. Katsuki tidak mau melepaskan Eijiro jauh dari dirinya. Baginya, meski sudah ataupun senang tetap harus dijalani bersama-sama. Dia tidak ingin sendirian di tempat ini tanpa adanya kehadiran sosok Eijiro di sampingnya.
"Eijiro, kenapa kau meninggalkan aku? aku tidak takut untuk menjalani kehidupan yang sulit bila itu bersama dirimu. Aku takkan merasakan kebahagiaan meskipun di sini terasa nyaman, sebab tidak ada dirimu di sampingku. Aku tidak mau berjauhan darimu. Kita tidak bisa melakukan telepati sebba jaraknya yang sangat jauh," sanggah Katsuki. Dia sedang membuat alasan yang cukup kuat untuk menahan Eijiro agar tidak pergi meninggalkannya.
"Katsuki, aku tahu kau akan selalu mau ikut denganku kemanapun aku pergi. Tapi aku tidak ingin kau merasakan dinginnya malam di tempat yang minim fasilitas, minim kemudahan teknologi, minim swalayan. Aku ingin kau tinggal di sini. Dan lagipula, di sana adalah tempat yang cukup berbahaya untuk seorang omega seperti dirimu. Di sana banyak sekali Werewolf alpha, dan juga Werewolf golongan manwolf dan Lycanoid. Aku tidak mau kalau dirimu sampai disentuh oleh mereka. Mereka pasti akan mengincar dirimu bila kau sampai ikut ke sana. Aku mohon agar kau tetap berada di sini sampai aku kembali," jelas Eijiro.
Katsuki menggeleng, air matanya mulai menetes. Dia tidak mau Eijiro meninggalkannya sendirian di situ. Walau pun untuk urusan pekerjaan sekalipun. Bagi Katsuki, masih banyak cara untuk bekerja selain harus berpisah satu sama lain seperti ini. Katsuki tidak siap bila harus berpisah dengan Eijiro, terlebih mereka berpisah dalam waktu yang tidak singkat.
Eijiro tidak bisa memastikan Katsuki bahwa kapan dia akan pulang, hal ini semakin membuat Katsuki resah dan gelisah. Dia tidak bisa membiarkan Eijiro pergi ke tempat yang bahkan membuat mereka kesulitan berkomunikasi.
Pada saat itu, bisnis dan ekonomi memang berkembang dengan sangat pesat. Perkotaan hanya tinggal menyefiakan lapangan pekerjaan untuk orang yang ingin menjadi karyawan. Karena seluruh lahan di kota sudah dimiliki oleh pengusaha, baik itu pengusaha yang menjual jasa atau barang untuk para makhluk yang ada di sana.
Kenapa disebut dengan kata makhluk?
Sebab tak hanya ada manusia yang menempati wilayah itu. Semua negara di dunia, termasuk Jepang pada waktu itu pun juga sudah diisi oleh Werewolf dan vampir sebagai bangsa lain selain manusia yang tinggal di bumi secara terang-terangan.
Setelah kota dikuasai oleh pengusaha tingkat menengah ke atas hingga perusahaan raksasa, bagi orang yang ingim membuka usaha baru kecil-kecilan tentu saja tidak akan mempunyai kesempatan di kota. Bahkan prospek usaha dan jenis barang yang diperdagangkan sudah terlalu banyak yang menjual. Para pengusaha baru seperti Eijiro dipaksa untuk memikirkan bentuk pekerjaan yang benar-benar baru.
Dan Eijiro mencari bahan-bahan dari barang yang akan ia gunakan dari tempat terpencil. Yang benar-benar masih merupakan hutan atau tempat yang belum terjamah oleh orang-orang.
Dan tentu saja itu adalah tempat yang berbahaya. Justru itu, Eijiro tidak memperbolehkan katsuki untuk ikut dengannya ke tempat tersebut.
"Eijiro, aku akan menggunakan alat atau obat-obatan yang dapat menyamarkan aroma pheromone ku. Mereka juga tidak akan menyangka bahwa aku adalah werewolf omega bila aku lebih berhati-hati," bujuk Katsuki pada Eijiro.
"Katsuki, ini tidak semudah yang kau bayangkan," Eijiro kemudian memegang kedua pipi katsuki dengan tangannya. Mendekatkan dahinya dengan dahi Katsuki agar bisa bertatapan intens. "Aku hanya pergi sebentar. Aku janji aku akan pulang secepatnya yang aku bisa. Aku juga akan memberikan kabar untukmu. Kau tidak perlu khawatir. Yang seharusnya khawatir adalah aku. Berjanjilah untuk menjaga cinta kita."
"Aku selalu mencintaimu. Kau juga harus berjanji bahwa kau akan menjaga cinta kita, dan kau juga harus kembali kesini menemui aku," balas katsuki. Dia mengelus rambut hitam Eijiro. Kala itu, rambut Eijiro masih berwarna hitam.
Setelah saling mengucapkan janji, mereka berciuman. Ciuman yang lembut dan penuh dengan perasaan. Katsuki dan Eijiro saling berpelukan di atas kasur. Mereka berciuman, berpelukan, saling menyentuh bagian tubuh satu sama lain.
Namun Eijiro membatasi agar mereka berdua tidak melakukan ritual penyatuan. Eijiro berjanji agar tidak bersetubuh dengan Katsuki sebelum waktu yang tepat.
Sebab Eijiro khawatir bila katsuki hamil dan dirinya masih belum bisa membiayai hidup Katsuki dan anak mereka.
Padahal Katsuki merasa itu bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Katsuki tidak pernah merasa rugi bila dia menikah dengan Eijiro sekarang juga. Dia tidak takut kalau harus menjalani masa sulit bersama dengan orang yang dia cintai.
"Berjanjilah, kau harus pulang secepatnya. Aku tidak bisa berpisah darimu terlalu lama," ujar Katsuki. Dia membelai wajah Eijiro dengan lembut.
Eijiro memeluk tubuh Katsuki dari atas. Dia menindih tubuh Katsuki dengan lembut, membiarkan kehangatan tubuh mereka bersatu, meskipun terhalang oleh pakaian mereka masing-masing. "Aku akan menepati perkataan ku. Karena aku adalah lelaki sejati, aku adalah seorang Werewolf dan aku adalah alpha. Kau juga harus berjanji untuk selalu menjaga cintamu padaku sampai aku kembali."
.
.
.
.
.
Sudah tujuh bulan berlalu sejak itu.
Sejak saat itu juga, komunikasi antara Eijiro dan Katsuki semakin jarang terjadi. Eijiro semakin sulit dihubungi dan Eijiro juga semakin jarang menghubungi Katsuki. Hanya satu bulan sekali, dan terkadang sampai tidak dihubungi sama sekali.
Katsuki ingin sekali menyusul ke sana, namun Eijiro tidak memberitahukan di mana letak tempat itu. Menyusul tanpa tahu jalan hanya akan membuat Katsuki tersesat dan malah menyusahkan Eijiro nantinya. Hal itu yang dipertimbangkan oleh Katsuki.
Jarak mereka juga sangatlah jauh, karena mereka belum menjadi sepasang mate maka mereka sulit untuk melakukan komunikasi lewat telepati dari jarak yang sangat jauh. Namun Katsuki masih bisa merasakan bahwa Eijiro masih hidup sampai sekarang.
Banyak sekali yang Katsuki khawatirkan.
Kesalamatan Eijiro.
Kondisi Eijiro sehari-hari di sana.
Kondisi mental Eijiro.
Kesetiaan Eijiro.
Itu semua terus menjadi pertanyaan dalam pikiran Katsuki. Ia tak henti-hentinya berdoa agar Eijiro baik-baik saja. Dan ia terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa Eijiro akan pulang secepatnya dengan membawa kabar yang baik.