Chereads / My Handsome Billonaire Alpha (Bahasa Indonesia) / Chapter 18 - Pria tampan tapi tak tahu malu

Chapter 18 - Pria tampan tapi tak tahu malu

"Kau Werewolf tapi di tubuhmu banyak benda yang terbuat dari perak?"

Shouki menoleh, dia mendapati Katsuki yang menatapnya dengan tatapan penasaran. Shouki kemudian melirik ke arah tangannya yang terdapat gelang dari perak, jam tangan yang terbuat dari perak. Bahkan Shouki juga punya cincin dan kalung yang terbuat dari perak.

"Ya, aku suka perak. Lagipula, kita tidak akan mati kalau hanya bersentuhan dengan perak di luar tubuh kita," tukas Shouki. "Perak itu punya warna yang indah dan juga netral, jadi menurut ku akan bagus bila kita memakai perak sebagai hiasan."

"Yang tidak mati hanya kau," cibir Katsuki. "Kau orang yang aneh."

"Tapi, aku adalah calon mate mu. Jadi biasakan lah dirimu untuk berdekatan dengan orang aneh seperti diriku ini," ujar Shouki. Arti dari perkataannya itu terdengar seperti candaan. Namun karena ucapan Shouki itu nadanya terlalu datar, maka Katsuki jadi sulit mengartikan ucapan Shouki.

Shouki duduk dan membawakan makanan yang telah selesai dia masak. Walau pada dasarnya mereka tidak membutuhkan makanan manusia sebagai kebutuhan utama mereka. Namun mereka juga bisa merasakan yang namanya lapar dan haus. Hidup sebagai makhluk hidup memang tetap mendorong mereka untuk melakukan sesuatu hal yang dilakukan oleh makhluk hidup pada umumnya.

Beralih dari hal itu. Kini Katsuki melirik ke arah makanan yang sudah tersaji di depan Katsuki. Entah kenapa kali ini Katsuki merasakan lapar yang benar-benar memaksa dirinya untuk makan. Terlebih-lebih, makanan yang disajikan oleh Shouki terlihat sangat lezat dan menggugah selera. Aromanya saja membuat air liur menetes. Apalagi kalau sampai makanan itu dicicipi oleh mulut, pasti rasanya nikmat sekali.

"Aku tidak sabar lagi untuk menjalani kehidupan sebagai mate mu. Kita bersama-sama sepanjang hari. Dan disaat kau mengandung anakku, aku akan memasak makanan untuk kita berdua. Itu sangat menyenangkan," ucap Shouki.

Katsuki lagi-lagi tersipu malu, namun dia tutupi perasaannya itu dengan ekspresi tidak suka dan tatapan tajam ke arah Shouki. "Itu tidak akan terjadi, asalkan kau tahu."

Shouki memiringkan kepalanya. Dia terlihat lucu dengan ekspresi polos seperti itu. "Kenapa? bukankah kau omega? kau pasti bisa hamil, karena kau punya rahim. Tenang saja, aku punya sperma yang subur, sebab aku selalu berolahraga dan memakan makanan yang bergizi."

Katsuki tercengang, ia yang tadinya sedang mengunyah makanan tiba-tiba langsung tersedak setelah mendnegar ucapan Shouki. Ingin sekali dia melempar piring yang ada di tangannya itu ke wajah Shouki, namun ia masih membutuhkan makanan yang ada di piring itu.

Katsuki terbatuk-batuk beberapa kali, Shouki langsung mengambilkan minuman untuk orang yang ia cintai itu. Dia merasa bersalah karena ucapannya tadi membuat Katsuki tersedak. Namun di sisi lain, Shouki merasa senang karena Katsuki bereaksi setelah mendengar ucapannya itu.

"Maksudku bukan seperti itu, dasar bodoh! kau menyebalkan! maksudku itu, hal itu tidak akan terjadi karena kita tidak akan pernah menjadi mate. Kau dan aku tidak akan pernah menikah!" bentak Katsuki. Dia salah tingkah dan banyak melakukan kesalahan berulang kali. Hal itu malah menunjukkan bahwa dia tersipu malu dengan sikap Shouki.

Benar-benar penuh perasaan. Hubungan yang unik.

Tunggu, apakah dua orang Werewolf ini sudah menjadi sepasang kekasih?

Tidak untuk sekarang, mungkin nanti.

"Tapi kau punya lubang, bukan?"

Katsuki menganga, pertanyaan itu tak seharusnya Shouki pertanyakan sekarang. Untuk apa dia bertanya tentang lubang Katsuki?

"Kau benar-benar gila," ujar Katsuki dengan suara lirih. "Terserah kau saja!"

"Baiklah, kalau begitu. Maka kita harus menikah sekarang juga," ujar Shouki memberikan keputusan.

Kepala Katsuki terasa sakit. Sehari bersama Shouki terasa seperti sepuluh tahun. Katsuki mendapati situasi yang membuatnya pusing. Menurut Katsuki, semua ucapan yang keluar dari mulut Shouki itu hanya berisi hal yang tidak penting dan memuakkan. Namun entah kenapa sedari tadi wajah Katsuki terus-menerus memerah.

"Aku tidak akan mengiyakan keputusanmu itu. Menikah saja dengan omega lain," tolak Katsuki.

"Tidak, aku tidak akan menikah dengan omega lain. Omega lain tidak memiliki hal yang kau miliki. Lagipula, aku sudah memantapkan keputusan ku untuk menjadi mate mu," ujar Shouki.

Katsuki menyendok nasi yang ada di piringnya. Dia makan dengan perasaan jengkel. Beruntung masakan yang ia santap itu terasa sangat lezat, kalau tidak dia pasti akan melemparnya ke wajah Shouki.

Katsuki memilih untuk diam, semakin dia membalas perkataan Shouki maka Shouki akan semakin berulah dan memancing emosi Katsuki. Katsuki curiga kalau sebenarnya Shouki adalah orang yang jahil dan suka menjahili orang lain. Hnaya saja, semua itu tidak nampak karena wajah kalem dan polos milik Shouki.

Sejenak Katsuki merenung. Di saat dia membelakangi Shouki, dia mengingat masa lalu nya bersama Eijiro.

Dulu, Eijiro adalah orang yang banyak bicara. Mirip seperti Shouki. Eijiro juga suka membuat lelucon yang membuat Katsuki tertawa. Katsuki juga sering digelitiki sewaktu bercanda dengan Eijiro. Intinya, Eijiro adalah lelaki yang sangat ramah dan hangat sebelum dia menghilang dan muncul sekarang.

Katsuki heran, apa yang membuat orang yang sangat ramah dan bersahabat seperti Eijiro berubah menjadi sosok orang yang dingin dan menutup diri. Apakah Eijiro mengalami hari-hari yang buruk disaat dia pergi?

Itulah pertanyaan yang juga masih selalu dipikirkan oleh Katsuki. Dan hal itu membuat Katsuki merasa bersalah. Dia terus merasa bersalah. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri atas perubahan yang terjadi pada Eijiro. Entah hal itu terjadi karena Katsuki atau tidak, tetap saja Katsuki menyalahkan dirinya sendiri.

Hening, Katsuki tidak sadar bahwa sudah beberapa menit berlalu yang terasa sunyi. Tidak ada ocehan dari Shouki. Katsuki penasaran apakah Shouki berhenti bicara karena dia meninggalkan Katsuki? atau memang karena dia sedang sibuk memakan makanannya.

"Eh? dia tidur?" ucap Katsuki. Dia berbalik dan melihat Shouki yang sudah tertidur dengan posisi bersandar di punggung Katsuki. "Astaga, dia berat sekali. Apa otot di tubuhnya itu terlalu besar?"

Katsuki menjauhkan Shouki dari tubuhnya, namun hanya dalam waktu sebentar saja Shouki sudah kembali menempel pada Katsuki. Katsuki yang merasa malah hanya bisa membiarkan Shouki tidur bersandar pada tubuhnya. Dia nampak nyenyak sekali.

"Kalau kau lebih banyak diam daripada membual, aku pasti akan menerima kehadiran mu di sini. Tapi mulutmu itu membuatku jengkel," ungkap Katsuki.