Chereads / My Handsome Billonaire Alpha (Bahasa Indonesia) / Chapter 2 - Penolakan kepada seorang primadona

Chapter 2 - Penolakan kepada seorang primadona

Lemon melotot, dia terhenyak ketika mendengar ucapan pria itu. Dia layaknya sebuah sampah tak berguna, bahkan dia disebut sebagai pelacur yang tidak pantas untuk dibayar mahal.

Meskipun Lemon hidup sebagai seorang pelacur, tapi dia punya kebanggaan dengan bayaran mahal yang ia terima setiap kali ia disewa untuk memuaskan keinginan pelanggannya. Dan sekarang, dia dihina seperti itu. Lemon tidak terima dengan ucapan pria itu.

"Kenapa? kau tidak terima? kenapa wajahmu seperti itu hm?"

Pria itu membelai rambut pirang milik Lemon, Lemon yang tadinya terlihat tidak suka berubah tersenyum. Dia tersenyum miring dengan tatapan mata penuh arti. Dia menyentuh tangan pria itu, dan mengarahkan tangan itu untuk mengelus pipinya.

"Tidak, saya tidak marah. Wajar bila anda berkata seperti itu, sebab anda belum mengetahui bagaimana sensasi pelayanan saya yang begitu memuaskan." Tangan Lemon yang lain menyentuh rahang kokoh milik pria itu, begitu sensual.

Pria itu menarik tangannya dari pegangan Lemon. "Tidak, aku sudah menemukan yang jauh lebih baik daripada dirimu."

Pria itu pergi begitu saja. Kata-kata manis dari mulut Lemon tidak dapat membuat pria itu luluh. Malah, pria itu terlihat tak peduli sama sekali dengan Lemon. Namun yang anehnya, pria itu terlihat kecewa sekali.

"Apa-apaan orang itu?" tanya temannya Lemon dengan ekspresi kesal. Padahal yang diperlakukan dengan buruk adalah Lemon, namun malah temannya yang marah. "Baru pertama kali ini aku menemukan orang dengan perilaku paling aneh dan buruk. Dia mengata-ngatai orang seperti kita, tapi dia sendiri mencari keindahan dari hiburan malam seperti ini. Aku ingin sekali menendang bokong orang gila itu."

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Mungkin saja dia sedang mengetes orang-orang di sini. Yah, orang yang sukses itu seringkali merupakan orang-orang yang aneh. Sebab orang normal takkan sanggup untuk bekerja keras layaknya robot sampai meninggalkan rasa inginnya menikmati waktu tidur," jelas Lemon. "Ayo antar aku ke ruangan untuk berdandan, Melia."

"Katsuki, kau selalu seperti itu. Aku masih heran kenapa kau mau berakhir di sini, padahal kau bisa jadi seorang motivator atau seorang aktor. Begitu pintar menyembunyikan perasaan mu yang sebenarnya."

Wanita berna Melia itu tersenyum bangga kepada Lemon. Ya, Melia menyebut nama katsuki. Nama asli Lemon adalah Haruhi Katsuki. Pria keturunan Jepang itu menetap dan tinggal di Nevada sampai sekarang.

"Jangan berbicara yang aneh-aneh, dan jangan panggil nama ku di tempat seperti ini. Ayo kita pergi dari sini," ajak Katsuki. Terserah kalian mau memanggilnya Lemon atau Katsuki.

.

.

.

.

.

"Tuan Eijiro, maaf bila saya lancang bertanya. Tapi... kenapa anda menolak lelaki itu? padahal anda mencari-cari dia selama ini."

Pria yang bernama Eijiro itu menatap pengawalnya itu dengan ekspresi datar. Dia nampaknya sangat malas untuk meladeni pertanyaan pengawalnya tersebut.

"Dia bukan orang yang aku cari. Menjijikan sekali, dengan iming-iming uang dia mau merendahkan dirinya dan mengangkang di hadapan pria yang mau ia temui," ujar Eijiro. Dia terlihat begitu kesal. Tangannya memukul pintu mobil Limosin miliknya itu.

Pengawal pribadi Eijiro itu terlihat heran, seakan-akan bos nya itu dapat berubah kepribadian setiap menit. Tapi dia menghina, tapi dia juga yang kesal. Aneh sekali. Tidak ada yang dapat mengerti kepribadian Eijiro secara pasti.

Rahang Eijiro mengeras, matanya memancarkan seberkas cahaya. Matanya yang berwarna merah Ruby itu mengkilap dengan indah namun juga terlihat mengerikan di waktu yang sama. Bahkan para pengawal Eijiro yang punya tubuh lebih besar darinya pun sampai merinding dibuatnya.

Meski memiliki mata berwarna merah, bukan berarti dia adalah seorang vampir. Dia murni merupakan seorang Werewolf. Namun kebetulan dia memiliki warna merah pada matanya. Sangat jarang, langka sekali.

Dan ada seseorang manusia yang memiliki mata yang persis dengan Eijiro. Dan manusia itu baru saja Eijiro temui tadi.

Dan orang itu adalah Lemon. Haruhi Katsuki.

Eijiro terlihat sangat kesal. Dia merasa kecewa. Namun dia juga bingung terhadap perasaannya sekarang. Hatinya terasa begitu sakit, namun dia menyembunyikan itu dengan alibi bahwa dia benci terhadap sosok Lemon.

Penuh misteri.

.

.

.

.

.

"Apa? orang itu pulang?"

"Ya, Tuan Misaki sudah pulang sekitar sepuluh menit yang lalu."

Melia berdecih sebal. Rasanya dia ingin meludahi wajah Eijiro sekarang juga. Namun dia masih sayang dengan nyawanya. Antara tidak ingin mati karena dicabik-cabik oleh kawanan Werewolf atau tidak ingin mati karena dibunuh oleh pembunuh bayaran milik Eijiro. Intinya dia tidak ingin mati konyol karena menyulut emosi pria itu.

"Sudah pulang, ya?"

Lemon ikut bicara. Dia sempat mendengar bahwa ada kata pulang di antara percakapan Melia dengan salah satu bartender di bar itu.

"Ya, dia tiba-tiba pulang. Benar-benar aneh, seperti seorang anak bayi yang menangis karena tidak diberi susu," jawab Melia. Dia terus-menerus mengata-ngatai Eijiro.

Katsuki ingin tertawa, tapi dia menahannya. Dia juga sedikit merasa kesal. padahal dia sudah menyempatkan diri untuk berdandan, namun nyatanya sebelum dia sempat menunjukkannya pada Eijiro, pria itu sudah pulang terlebih dahulu.

"Mungkin besok dia akan datang ke sini lagi," ucap Katsuki. Dia menebak dengan ekspresi yakin seperti seorang cenayang yang memprediksikan hasil pertandingan sepak bola liga dunia internasional.

Sebenarnya pekerjaan Katsuki juga berhubungan dengan sepak bola.

Kalian pasti mengerti, sepak bola apa yang dimaksud dalam pekerjaan Katsuki. Kalian tidak perlu berpura-pura tidak mengerti.

"Kalau tidak?" tanya Melia. Dia semakin curiga pada temannya yang tidak beres ini. Dia tahu sekali bagaimana tabiat buruk teman dekatnya ini.

"Aku akan datang ke rumahnya," ujar Katsuki. Begitu yakin dia dengan ucapannya itu.

Melia dan juga bartender yang ada di situ melongo. Mereka berdua begitu terkejut dengan ucapan Katsuki. Walau memang hal itu bisa diprediksi. Karena Katsuki tergolong orang yang nekat.

"Jangan mengada-ada, Katsuki. Misaki Eijiro bukan sembarang orang. Dia adalah pemilik perusahaan raksasa di Asia, sekaligus pemilik sindikat kejahatan narkotika. Dan yang paling harus kau perhatikan adalah...."

Melia kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Katsuki. Dengan niata membisikkan sesuatu ke telinga Katsuki. "Dia adalah seorang Werewolf. Alpha yang sangat kuat, dan memimpin sebuah peck besar yang cukup ditakuti oleh peck lainnya."

"Bukankah itu adalah hal yang bagus?"

Sekali lagi, Melia dan bartender itu dibuat hampir terkena serangan jantung oleh perkataan Katsuki.

"Bagus, kau bilang?" tanya Melia. "Kau bisa mati di tangan mereka saat itu juga. Astaga, Lemon. Kau terlalu nekat. Baiklah, aku akan mencarikan mu pelanggan lain, lupakan tentang iming-iming uang itu, pasti dia hanya membual dan ingin memancing reaksi orang-orang di sini."

"Tidak. Dia pasti bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Seorang pengusaha sukses berstatus Alpha, tidak akan membual. Aku yakin itu, dan aku akan membuat dia membayar uang sebanyak itu padaku," sanggah Katsuki. Dia begitu yakin, dan terlalu berani mengambil kesimpulan.