Chapter 6 - Tidak tahu malu

Kini Katsuki duduk dengan ekspresi cemberut. Dia tidak bisa menutupi rasa kesal yang ia rasakan sekarang. Dia merasa terhina, seorang pria yang ia tunggu-tunggu sedari tadi malah menyewa gigolo lain setelah menyewa dirinya. Tak hanya itu, Katsuki hanya dibiarkan duduk menonton aktivitas mesum mereka berdua tanpa dipedulikan sama sekali oleh Eijiro.

Katsuki tidak marah karena upah yang ia dapat lebih murah daripada Green, melainkan karena dirinya tidak dipedulikan sedari tadi.

Apa Katsuki sangat tidak menarik menurut Eijiro? sampai-sampai Katsuki tidak disentuh sedikit pun oleh pria itu.

Melihat kepuasan dari orang yang menyewa mereka adalah sebuah kebanggan tersendiri untuk para gigolo atau pelacur. Mereka akan merasa bahwa mereka berhasil dalam melakukan pekerjaan mereka, mereka juga akan merasa bahwa mereka adalah sosok orang yang menawan dan menarik. Baik itu dari segi fisik atau juga pelayanan yang mereka berikan tersebut.

Namun, jangankan melihat kepuasan dari Eijiro, Katsuki malah tidak dilirik sama sekali. Ia malah dibiarkan melihat saingannya, yaitu Green yang tengah bersetubuh dengan Eijiro.

Mata Katsuki rasanya memanas, ada air mata yang Katsuki tahan. Padahal selama ini, meskipun ada pria yang mengkhianatinya, Katsuki tidak pernah merasa sedih atau sakit hati. Namun beda lagi ceritanya saat Eijiro yang melakukan hal itu.

Katsuki bertanya-tanya, apakah Eijiro benar-benar lupa akan siapa itu Katsuki? apakah Eijiro sama sekali tidak mengenali Katsuki? apakah bila Katsuki berkata bahwa dirinya adalah Katsuki maka Eijiro akan menyesali perbuatannya ini?

Atau mungkin, Eijiro memang tahu bahwa bahwa dirinya adalah Katsuki, namun Eijiro sengaja melakukan ini semua?

Tapi apa alasannya?

Katsuki berharap kemungkinan yang terakhir bukanlah kemungkinan yang tepat.

Katsuki berdiri dari tempat duduknya. Melangkah perlahan, mendekati dua orang yang tengah bercumbu di atas ranjang. Pakaian tipis milik Katsuki sengaja ia sibak, ia juga mengeluarkan pheromone nya agar tercium oleh Eijiro. Kali ini Katsuki juga tidak akan menyerah, terlebih-lebih dia tengah bersaing dengan gigolo yang paling membuatnya jengkel selama ini.

Semakin lama, pheromone milik Katsuki semakin menggoda nafsu Eijiro. Bohong bila Eijiro berkata dia tak tergoda. Sebagai seorang alpha, aroma pheromone yang wangi dan begitu sedap adalah sebuah hal yang begitu menggoda nafsu bercumbu alpha tersebut.

Pergerakan tubuh Eijiro yang semakin cepat itu bukan hanya ia nafsu dengan tubuhnya Green. Namun juga karena aroma tubuh Katsuki yang semakin membuat Eijiro gila.

'Sialan, aroma ini.... ya, pheromone ini benar-benar membuat aku semakin bernafsu. Tapi aku tidak boleh tergoda. Sudah ada Green yang menjadi tempat pelampiasan ku sekarang. Kalau aku sampai tergoda dengan Katsuki, maka aku kalah.'

Senyum kemenangan terpampang jelas di wajah Katsuki. Remaja yang entah berapa umurnya itu. Dia yakin sekali kalau Eijiro sekarang tengah mati-matian menahan hasratnya untuk meniduri Katsuki.

Tangan dengan kulit putih mulus itu meraba dada bidang Eijiro. Sejenak Eijiro tersentak, ia bisa merasakan sentuhan tangan Katsuki itu. Membuat dirinya merasakan sebuah perasana kejut yang menyenangkan.

Green melirik Katsuki dengan tatapan merendahkan. Dia tidak suka ketika pria yang tengah menggagahinya itu digoda oleh gigolo lain.

"Bisa kah kau menonton saja?" tegur Green. "Aku yakin sekali bahwa Tuan Eijiro akan membayarmy juga meskipun dia tidak menyentuhmu. Tuan Eijiro tahu sekali mana yang benar-benar berkualitas, namun dia juga tidak akan mengingkari perkataannya."

Katsuki menaikkan sebelah alisnya. Itu adalah sebuah pengusiran yang sangat gamblang. Memangnya dia siapa? jangan hanya karena Eijiro mau bercumbu dengannya kemudian dia menjadi sangat pongah dan angkuh.

Daripada meladeni ucapan Green, Katsuki lebih memilih untuk fokus pada rencananya. Yaitu, menggoda Eijiro.

Ini adalah hal yang gila menurut Eijiro. Katsuki yang dulu ia kenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi rasa malu kini malah kehilangan seluruh rasa malunya.

"Bisa kah kau pergi? aku sedang sibuk dengan permainan ku. Kau bisa mencari pria lain. Seperti yang Green bilang, aku akan tetap membayarmu walau kau tidak aku sentuh sedikitpun."

Katsuki tidak mengindahkan perkataan Eijiro. Ia lebih fokus untuk menggoda pria itu. Kini ia juga naik ke ranjang itu dan merebahkan dirinya di samping Green. Green menunjukkan tatapan tak percaya.

"Apa benar begitu?" tanya Katsuki meyakinkan Eijiro. "Melewatkan kesempatan untuk mendapatkan sebuah emas hanya untuk mendapatkan sebuah tembaga?"

Eijiro menelan ludah, dia menundukkan kepalanya dan menghirup aroma leher Green yang wangi. Green juga tidak ingin kalah, dia mengeluarkan pheromone nya untuk memudarka aroma pheromone milik Katsuki yang tercium oleh Eijiro.

"Pergi sana, sialan! kau hanya mengganggu malam indah ku dengan Tuan Eijiro!"

Tentu saja Katsuki tidak terima. Kesabarannya sudah terkuras habis. Dan sekarang dia akan merusak momen mesra mereka berdua.

Kuku tajam mulai memanjang di jari-jari lentik Katsuki. Kuku itu keras, dan sangat panjang seta sangat kuat. Bila tertusuk oleh kuku itu pasti tubuh akan tembus sampai ke belakang.

Sreettt

Srakkkk

Brakk

Green dan Eijiro terkejut saat Katsuki hampir menancapkan kukunya di wajah Green. Katsuki tidak bisa menahan emosinya dan kini ia sudah menggagalkan Green untuk memuaskan Eijiro.

"Kau gila ya?! Kalau kau tidak suka dengan ku, kau bisa keluar dari ruangan ini! bukan malah mengganggu aku?! dasar sialan?!" bentak Green pada Katsuki.

"Aku tidak membenci dirimu, dan ini sama sekali tidak berhubungan dengan relasi kita selama ini sebagai sesama gigolo di sini," timpal Katsuki.

Eijiro membulatkan matanya lebar-lebar, wajahnya terlihat tegang. Dan dua orang yang sama-sama tak berbusana itu sudah siap untuk saling membunuh satu sama lain pada saat itu juga.

Ini benar-benar tidak masuk akal bagi Eijiro. Rupanya di dalam bar ini disediakan gigolo dan pelacur yang sekaligus juga bisa menjadi pembunuh bayaran. Walau Eijiro yakin dirinya bisa mengalahkan kedua pria itu dalam waktu yang bersamaan.

Sekarang masalahnya bukan disitu. Katsuki dan Green tengah memperebutkan Eijiro untuk menjadi partner seks mereka.

'Astaga, padahal itu hanya hal sepele. Tapi mereka sampai berkelahi seperti ini.'

Brakk

Katsuki sangat lincah, dia juga punya tubuh yang atletis. Dia memang seorang lelaki yang sangat seksi juga kuat. Tapi karena dia adalah omega, maka dia menjadi pihak bottom dalam hubungan homoseksual. Andai dia adalah seorang Beta, pasti dia akan lebih dominan untuk menjadi pihak top.

Taring Katsuki dan Green sama-sama memanjang, mata mereka yang tadinya biasa-biasa saja kini memancarkan cahaya. Mata Katsuki memancarkan cahaya merah menyala sesuai warna matanya, sedangkan Green memancarkan cahaya hijau zamrud. Mereka sudah siap dalam mode bertarung.

Di saat Katsuki dan Green berlari ke arah satu sama lain, Eijiro mengangkat sebelah tangannya ke atas. Dan kemudian mengayunkannya ke bawah.

DUARRR

Terdengar bunyi ledakan yang besar sampai ke bar. Padahal suara musik di bar begitu nyaring, namun suara ledakan itu dapat menyaingi kerasnya suara musik di bar tersebut.

"Bisakah kalian tenang? sekarang hasrat ku sudah lenyap karena keributan yang kalian perbuat," ucap Eijiro. "Sudahlah, lebih baik aku pergi. Uang kalian akan aku transfer setelah ini. Dan jangan ganggu aku lagi."