Chapter 9 - Menolak lupa

Eijiro tertawa. "Kau tidak punya hak untuk bertanya tentang itu. Memangnya kau siapa? bahkan kita tidak saling mengenal."

"Cukup, Eijiro!!! kau selalu mengelak! kau seperti seorang pengecut! kau membuat orang lain terlihat bersalah, tanpa memberikan alasan yang pasti tentang apa kesalahan itu! aku lelah, Eijiro, sudah bertahun-tahun sejak kau menghilang dan aku sungguh bahagia bisa bertemu denganmu lagi. Tapi nyatanya kau malah menyakiti aku saat kita bertemu kembali."

Emosi Katsuki berubah menjadi tidak stabil, nafas Katsuki menjadi lebih cepat daripada biasanya. Badang Katsuki penuh keringat, dan aroma tubuhnya sekarang jauh lebih menggoda ketimbang saat dia menggunakan parfum. Apalagi pheromone miliknya juga ikut aktif ketika dia sedang emosional, mati-matian Eijiro menahan keinginannya untuk bercinta sekarang juga.

Air mata Katsuki sudah menetes, walau Katsuki tahan sebisa mungkin tetap saja dia tidak bisa menyembunyikan emosinya yang sudah campur aduk sekarang.

Walaupun Katsuki adalah seorang laki-laki, tapi dia punya emosional yang cenderung lebih sensitif seperti seorang perempuan.

Bukannya luluh, Eijiro malah semakin keras dengan pendiriannya. Dia sama sekali tidak tersentuh dengan emosi Katsuki itu. Tak ada rasa iba ketika melihat tangisan Katsuki. Eijiro punya sifat yang cukup buruk ketika sudah tak memiliki perasaan pada orang itu.

"Kita tidak pernah saling mengenal, Lemon. Berhenti membual," ucap Eijiro. Tak ada ekspresi, benar-benar datar dan tak berperasaan. "Apakah kau benar-benar kekurangan uang? sampai-sampai kau rela membuat kebohongan mengatasnamakan masalalu.

Katsuki tertohok, Eijiro terus melukai perasaan Katsuki.

"Dan sekali lagi, kuingat kan padamu. Kalau kau maish mengganggu ku, aku akan menghancurkan kepalamu. Aku bisa saja menggunakan kekuatan ku sekarang, tapi aku masih memberikan ampunan untukmu," ancam Eijiro. Kali ini nampaknya dia tidak bohong dengan ucapannya itu.

"Kenapa tidak kau lakukan sekarang saja?!!" sergah Katsuki. Dia sudah tidak dapat menahan diri, dia berteriak dengan keras dan memukul dada Eijiro dengan keras. "Aku rela mati ketika aku mendengar kejujuran darimu, daripada aku hidup dalam rasa penasaran seumur hidup."

Eijiro mencekik Katsuki, tangannya berubah menjadi tangan penuh bulu dengan kuku yang panjang. Warna bulu yang lebat dan mengkilap itu adalah hitam kemerahan. Terdengar bunyi tulang yang bergerak, rupanya tulang di tubuh Katsuki sedikit bergerak karena perlakuan Eijiro. Tapi sebagai seorang Werewolf, tentu saja Katsuki dapat menyembuhkan dirinya walau secara perlahan.

Dengan tiba-tiba, Eijiro melepaskan tangannya dari leher Katsuki. Wajah Katsuki yang sudah memerah kini kembali normal, padahal Katsuki bisa saja melawan tapi dia lebih memilih untuk diam dan pasrah.

"Kau lihat? aku tidak segan-segan untuk menyakitimu. Jadi jangan remehkan aku, dasar sialan. Kau menggangguku."

Katsuki tidak mengiyakan ucapan Katsuki. Dia tidak mengangguk, malah ia menggeleng pelan, dia meraih tangan Eijiro dan memeluk lengan berotot itu.

"Setiap sentuhan mu, itu yang aku inginkan. Sekarang, para jalang berlomba untuk mendapatkan uangmu. Apalagi setelah kau mengumumkan bahwa kau akan membayar uang sebesar 520 juta dolar kepada jalang yang dapat membahagiakan mu. Aku tidak mau ada orang lain yang mendapatkan sentuhan darimu, bisakah kau mengerti? kemana Eijiro yang aku kenal dulu? kau pergi dengan janji, tapi datang dengan membawa kebohongan."

Eijiro tidak menolak pelukan itu, dia membiarkan sejenak untuk Katsuki memeluk lengannya. Dia mengarahkan pandangannya ke atas, berpikir untuk mencari kata-kata yang pas sebagai balasan dan jawaban pertanyaan Katsuki tadi.

"Aku tidak pernah mengenal seseorang yang aku cintai selain Haruhi Katsuki. Hanya Haruhi Katsuki, bukan Lemon. Bagiku, Haruhi Katsuki sudah tidak ada. Kau adalah Lemon, jangan mengaku-ngaku bahwa kau adalah Katsuki."

Katsuki mendongak, dengan wajah yang masih basah karena air mata. Dia tidak mengerti dari arti perkataan Eijiro. Dia berusaha untuk memahami, sekaligus mencari kehangatan dari tatapan mata Eijiro yang ia sembunyikan itu.

"Eijiro, apakah..." Ucapan Katsuki dijeda sejenak, dia meraih wajah Eijiro dengan kedua tangannya. Dan menangkup wajah itu agar bisa saling bertatapan satu sama lain. "Apakah kau kecewa, karena aku sekarang menjadi seorang... pelacur?"

"Lemon tidak pantas menanyakan hal itu kepada kekasih Katsuki. Tapi agar kau tak penasaran lagi, maka aku akan menjawabnya. Dan jawaban ku adalah iya."

Kaki Katsuki terasa lemas. Kehilangan tenaga untuk berdiri tegak, dan memaksa Katsuki agar duduk dan berlutut di hadapan Eijiro. Sekarang Katsuki dilanda kebingungan, dia juga sedang merasa takut. Selama ini dia merasa frustasi, menjadi gigolo pun dikarenakan hidupnya telah dirusak oleh seseorang.

"Tapi, yang menyebabkan aku menjadi seperti ini adalah.... kamu, Eijiro."

Eijiro mengernyit heran, wajahnya menampakkan bahwa dirinya sekarang tidak mengerti dengan maksud Katsuki.

"Apa-apaan kau? setelah kau merusak masa depanmu sendiri, masuk ke dalam dunia yang kotor, kau bisa-bisanya menyalahkan aku atas semua ini? kau licik, Katsuki. Tapi kau juga terlalu bodoh dalam waktu yang bersamaan."

"Dulu, kau mengatakan cinta padaku. Kita menjadi sepasang kekasih selama bertahun-tahun, sampai tiba-tiba untuk pergi dengan alasan ingin membangun karir mu. sebelum itu kau juga berjanji akan bercinta dengan ku setelah kita menikah agar aku tidak hamil sebelum kita resmi menjadi pasangan. Tapi nyatanya kau memperkosa aku sebelum meninggalkan aku selama bertahun-tahun. Aku terguncang, aku bimbang, tak ada satupun orang yang mau menerima aku. Aku hidup sendirian, aku tak punya teman. Kau tak bisa ku hubungi sekali pun, dan akhirnya aku memutuskan untuk bekerja di sini. Menjadi seorang pelacur."

PLAK

Sebuah tamparan mengenai pipi Katsuki. Terdapat bekas tamparan yang memerah di sana. Tangan Katsuki langsung mengelus pelan pipinya sendiri, menahan nyeri yang masih terasa hingga detik ini.

"Kenapa---"

"Penipu."

Suara serak itu mengisyaratkan kemarahan di dalam diri Eijiro. Dada Eijiro bergerak naik turun, dada Eijiro terasa ingin meledak, Katsuki tidak menyangka Eijiro malah akan marah mendengar penuturannya itu.

"Kau menuduh aku? aku tidak pernah memperkosa dirimu! aku bahkan belum pernah melihat selangkangan mu sekali pun! setelah kau berhubungan seks dengan lelaki lain, kau mengatasnamakan aku yang merupakan kekasihmu!!! kau menjijikan!"

Eijiro mendorong Katsuki dengan keras hingga Katsuki jatuh tersungkur ke lantai. Tubuh Katsuki memang memiliki otot, namun tidak sekuat Eijiro yang tubuhnya telah terlatih sempurna. Ditambah, Eijiro adalah seorang alpha yang punya kekuatan besar. Katsuki takkan punya daya apa-apa untuk melawan Eijiro.

Perasaan Katsuki hancur seketika. Harapan dia untuk bisa kembali menjalani kisah cinta bahagia bersama Eijiro akhirnya kandas, padahal ini semua maish terlalu awal. Tapi yang dia dapati adalah rasa sakit hati.