Chapter 10 - Tidak minat

Katsuki masih berada di dalam kamar hotel itu. Konflik yang ia alami terjadi berlarut-larut selama bertahun-tahun, dia hidup dalam ketidakpastian menunggu Eijiro. Setelah merenung, Katsuki kemudian malah menyalahkan dirinya sendiri. Menurutnya, Eijiro juga tersakiti di sini. Katsuki berpikir bahwa dirinya sendirilah yang telah menjerumuskan dirinya ke dalam dunia prostitusi, menjadi seorang gigolo bertahun-tahun dan membiarkan tubuhnya dijamah banyak lelaki di luar sana.

"ARGHHHHH BANGSAT!!! AKU BODOH SEKALI!!!"

Tangan Katsuki tidak henti-hentinya memukul kasur empuk itu, mungkin kalau dia masih melakukan itu maka kasur itu akan berlubang sebentar lagi.

Katsuki tidak tahu harus berbuat apa, sebagai seorang bottom yang juga berprofesi sebagai gigolo hanya sebagai pelampiasan, hal ini membuat Katsuki cukup terguncang secara emosional.

Katsuki sadar bahwa dia tidak bisa menyalahkan Eijiro seutuhnya atas hal ini, karena bila dia berada di posisi Eijiro maka dia juga akan merasa kecewa dan tidak mau kembali pada seorang kekasih yang telah menjajakan tubuhnya ke orang lain.

Tapi Katsuki juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan, sebab Katsuki hanyalah korban ketidaktahuan. Dia tidak tahu bahwa orang yang memperkosanya waktu itu bukanlah Eijiro, dan bisa-bisanya dia mengira bahwa orang itu adalah Eijiro hanya dari sapu tangan yang tertinggal di tempat ia diperkosa waktu itu.

Sedari tadi, Katsuki masih menangis. Dia memang bukan seorang perempuan, dan dia juga tidak hamil, tapi tetap saja dia merasa dirugikan atas semua ini. Walau sebagian dari semua yang sudah terjadi berasal dari keputusannya sendiri.

Untung saja selama ini, Katsuki selalu menjaga agar dia tidak hamil. Tentu saja, karena dia seorang omega. Dalam sistem omegaverse, lelaki juga bisa hamil.

Banyak sekali hal yang Katsuki pikirkan sekarang, tapi intinya dia sedang terpuruk karena pernyataan Eijiro tadi. Dalam hatinya, Katsuki masih berharap bahwa Eijiro hanya berbohong dan nantinya akan kembali lagi pada Katsuki. Namun melihat reaksi dan perlakuan Eijiro, membuat Katsuki ragu akan harapannya tersebut.

"Apa aku harus menyerah saja? tidak! aku tidak boleh menyerah, aku harus berjuang agar Eijiro mau menerima aku lagi. Dia sendiri juga menyewa gigolo dan bersenang-senang, lalu apakah aku tidak boleh melakukan pekerjaan ku?"

Katsuki memandang indahnya pemandangan di luar sana melalu jendela kamar hotelnya. Dia sekarang tengah berada di kamar hotel yang ketinggiannya berada di ratusan meter dari permukaan tanah. Katsuki bisa memandang seisi kota dengan jelas, bangunan yang mewah dna menjulang tinggi, dan dengan kekuatan magisnya sebagai seorang Werewolf dia bisa melihat ada beberapa pria tampan yang sedang fitness di gedung seberang.

Dasar nakal.

Pantas saja Eijiro kurang percaya dengan lelaki yang satu ini.

Tapi itu naluriah Katsuki, sebagai seorang omega tentunya dia mencari sosok alpha atau top dalam berhubungan.

Kali ini Katsuki terlihat tidak tertarik untuk melihat pemandangan seperti itu. Setelah pertengkarannya dengan Eijiro, ia nampak lebih murung setidaknya untuk sekarang ini. Tidak ada semangat yang ada di dalam dirinya sekarang ini.

Ekor Katsuki bergerak pelan telinga serigala miliknya juga bergerak pelan. Ada sesuatu yang mendekat, begitulah yang Katsuki dengarkan sekarang.

Katsuki tak menggubris suara itu, namun semakin lama suara itu semakin mendekat. Dan berhenti tepat di depan kamar hotelnya.

Cklek

Tersentak, Katsuki segera mendongak dan menatap lurus ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka itu. Katsuki mendapati seorang pria tampan yang tengah mabuk masuk ke kamar hotelnya sekarang.

"Apa-apaan kau ini?! Kau salah kamar!" seru Katsuki. Dia segera melompat dari kasur dan mendekari pria itu. Tak ingin ada orang yang mencuri-curi kesempatan di saat seperti ini.

Katsuki tidak ingin melayani tanpa dibayar.

Begitulah maksudnya.

"Diam, aku hanya ingin tidur."

Pria itu berujar dengan suara serak yang seksi. Aroma alkohol menguar dari tubuhnya, langkah kakinya juga terhuyung-huyung. Anehnya, dia masih bisa mengetahui maksud orang lain.

"Tapi ini kamarku," balas Katsuki. "Kau salah masuk kamar."

"Persetan dengan itu."

Katsuki menganga tak percaya, dia tidak menyangka akan mendengar ucapan seperti itu. Seenaknya saja orang itu langsung masuk ke kamar Katsuki tanpa izin. Meskipun kamar itu bukan Katsuki yang menyewanya, tapi tetap saja itu adalah kamar yang didiami Katsuki sekarang.

"Keluar dari kamar ini!" seru Katsuki. Emosinya mulai terpancing oleh perbuatan lelaki yang satu ini. "Apa perlu aku menyewakan kamar untukmu? sekarang keluarlah dari kamar ini dan jangan ganggu aku---"

Katsuki terdiam, sebuah kartu kredit ditempelkan lelaki itu tepat ke dada Katsuki. Setelah itu, pria itu langsung mengarah ke kasur dan menghempaskan tubuhnya ke sana. Dia nampak nya sudah sangat mabuk sekaligus mengantuk. Entahlah, tapi yang pasti Katsuki sekarang dibuat bingung. Untuk apa pria itu meletakkan kartu kredit bila pin nya saja tidak diberitahu olehnya.

"332xxx"

Katsuki tersentak dan menoleh, lelaki itu seperti sudah membaca pikiran Katsuki sekarang. Dan sekarang Katsuki bisa menggunakan kartu kredit itu untuk apa saja. Mungkin hari ini Katsuki sedang beruntung. Beruntung setelah mendapat kesialan.

Beruntung, katsuki bukan tipe orang yang menggunakan momen seperti ini untuk keuntungannya. Tak ada keinginan di dalam diri Katsuki untuk menggunakan kartu kredit tersebut. Sejenak Katsuki menatap pria misterius yang tengah tertidur pulas tersebut. Langkah kaki pelan Katsuki mengabtarkan Katsuki mendekati pria itu. Setelah mengambil dompet pria itu, Katsuki menyisipkan kartu kredit tersebut ke dalam dompet pria itu.

"Terimakasih untuk kartu dan pin nya, tapi saya tidak perlu uang anda. Saya bekerja dan uang saya sudah cukup. Lagipula, saya tidak melayani anda jadi saya tidak berhak mendapatkan bayaran untuk anda," ucap Katsuki. Ia menyisipkan dompet itu ke dalam jas pria itu.

Sesekali Katsuki mengusap pelan dada bidang yang tertutup setelan mahal tersebut. Katsuki berdecak kagum akan postur tubuh kekar dan tegap pria tersebut.

"Anda membentuk tubuh anda dengan baik. Ya sudah, selamat tidur Tuan."

Dengan sigap Katsuki menepis pikiran kotor dalam otaknya, semua adegan mesum yang dia pikirkan seketika sirna ketika dia mengingat nama Eijiro.

'Pantas saja Eijiro membenci aku. Aku sangat nakal dan murahan.' batin Katsuki sembari mendengus pelan. Ia tersenyum simpul.

Katsuki menggunakan pakaiannya dan kemudian pergi dari sana. Padahal bisa saja Katsuki bercinta dengan lelaki itu saat lelaki itu sedang mabuk, dan Katsuki pasti akan mendapatkan bayaran dari lelaki itu. Tapi Katsuki tidak suka bercinta dengan cara demikian. Ia akan lebih tergugah bila pasangan bercintanya dalam kondisi sadar sepenuhnya.

Sedikit informasi, sekarang sudah diberlakukan peraturan bahwa setiap pria yang meniduri bottom atau juga perempuan baik itu sadar dan tidak sadar harus membayar uang ganti-rugi sebesar yang diinginkan oleh orang yang ia tiduri tersebut. Pantas saja bila pria yang tidak punya atau tidak membawa terlalu banyak uang akan berhati-hati dan minum sekedarnya saja bila berada di kota Nevada.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa di abad sekarang ini Nevada sudah tidak seperti dulu lagi.