Chapter 5 - Tidak mempan

Pintu ruangan kerja Eijiro ditutup dengan kencang oleh Carla. Menyisakan bunyi yang sangat memekakkan telinga orang yang berada di sana. Eijiro tidak merasa bersalah, ia malah tersenyum senang. Menikmati kesendirian yang ia alami.

Kesendirian yang awalnya dia benci, namun dia syukuri sekarang.

Eijiro memasukkan tangannya ke dalam saku blazer miliknya. Mengamati indahnya pemandangan Nevada dari ketinggiam ratusan meter di atas permukaan tanah. Gedung yang ia miliki itu begitu tinggi dan megah, menjulang tinggi ke langit dan termasuk sebagai gedung tertinggi di dunia. Ketinggian gedung Burj Khalifa sudah dikalahkan oleh gedung milik Eijiro.

Tentu saja, Eijiro adalah salah satu pebisnis paling sukses. Memiliki tower mewah adalah hal yang pasti dia bisa lakukan.

Namun kekayaan dan kesuksesan yang ia punya itu, dibayar dengan kesendirian. Ya, dia masih sendiri. Tanpa adanya seorang kekasih.

Eijiro bukannya tidak mau, hanya saja dia merasa kecewa dengan sosok yang ia temui.

Ya, dia kecewa dengan Katsuki.

Haruhi Katsuki yang ia kenal dulu, rupanya sudah berubah 270 derajat. Penampilan, sikap, sifat, lingkungannya, semuanya sudah berubah. Bahkan Eijiro sangat terkejut ketika orang suruhannya memberikan informasi bahwa Katsuki sudah menjadi pekerja di sebuah bar.

Bukan pekerja biasa, melainkan pemuas nafsu para lelaki bejat yang datang ke sana. Eijiro juga menemukan fakta bahwa Katsuki merupakan seorang penari striptis. Dengan pakaian super tipis dan begitu terbuka, Katsuki menari dengan gaya yang erotis bersama-sama penari lainnya. Tak hanya laki-laki, namun juga perempuan.

Ya, sekarang hubungan sesama jenis bukan sebuah hal yang tabu untuk diperbincangkan. Sudah ratusan tahun berlalu sejak dunia mulai terbuka akan hubungan sesama jenis. Dan sekarang dengan munculnya para Werewolf, pembagian manusia dalam jenis alpha, omega, dan Beta juga sudah menjadi hal yang lazim. Ada laki-laki yang menjadi omega, dan ada perempuan yang menjadi alpha. Unik sekali.

Dan salah satu omega itu adalah Katsuki.

Sebagai seorang Werewolf berdarah campuran, Katsuki lahir dengan ciri-ciri fisik menjadi seorang omega. Dia perlu seorang alpha atau Beta untuk menjadi mate nya. Dia bisa hamil, dan cocok sekali menjadi pihak bottom dalam hubungan sesama jenis.

Kembali ke Eijiro sekarang. Masih segar dalam ingatannya ketika ia menyentuh dagu Katsuki. Dia memejamkan matanya, mengulang kembali seluruh ingatannya. Seperti sebuah ponsel yang menayangkan sebuah film dengan kualitas HD, semuanya begitu jelas.

Eijiro padahal ingin sekali berkata bahwa dia merindukan Katsuki. Eijiro juga ingin bertanya bahwa apakah Katsuki masih ingat dengan dirinya? Apakah Katsuki mengenali dirinya?

Tapi Eijiro mengurungkan niatnya itu. Dia datang ke bar itu, bukannya untuk menyewa seorang gigolo atau pelacur untuk memuaskan nafsunya, melainkan hanya untuk mencari Katsuki. Memastikan bahwa apakah benar Katsuki yang ia kenal itu kini bekerja sebagai seorang gigolo.

Dan kebenaran itu semakin jelas ketika Eijiro sendiri yang menemui Katsuki secara langsung. Hati Eijiro sangat sakit, dia merasakan kecewa yang luar biasa. Meskipun mereka hidup bukan dalam budaya orang timur, namun kepemilikan seseorang yang dicintai itu bukanlah hal yang dapat disepelekan.

Katsuki sudah membiarkan banyak orang menikmati tubuhnya, Katsuki sudah mengingkari janji yang mereka buat. Katsuki menghilang selama ini, dan mereka dipertemukan saat Katsuki sudah menjadi orang yang jauh berbeda daripada dulu.

Padahal, Eijiro membangun semua usahanya, mempersiapkan masa depan seindah mungkin untuk Katsuki. Menjadikan Katsuki sosok yang istimewa dalam hidupnya kelak. Namun ia dikecewakan.

Entah apa yang sudah terjadi di antara mereka.

"Aku kira kau menunggu ku. Aku kira kau merindukan aku, tapi nampaknya kegilaan mu tentang harta sudah merenggut kewarasan mu. Baiklah, aku akan mengalah dan membiarkan kau hidup dengan pilihanmu sendiri."

Eijiro menatap ke arah bawah. Melihat keramaian jalanan di kota Nevada dari lantai gedung tempat ia berada. Hiruk-pikuk perkotaan yang ramai, tidak dapat meramaikan suasana hati Eijiro sekarang.

Walau wajah Eijiro memperlihatkan ekspresi tenang, namun di dalam hatinya perasaan yang ia rasakan adalah kemarahan. Dia marah pada Katsuki, hinaan yang dia lontarkan waktu itu bukanlah untuk paras Katsuki, melainkan untuk pernyataan kekecewaan dirinya.

Eijiro memperlihatkan gigi taringnya, semakin lama amarahnya semakin sulit ditahan. Namun untuk apa juga dia mengamuk untuk orang yang bukan bagian penting dari hidupnya itu.

PRANGGG

Sebuah vas bunga berharga mahal ditendang begitu saja hingga pecah. Dan sosok yang menendang vas bunga itu tidak lain dan tidak bukan adalah Eijiro. Eijiro membohongi dirinya sendiri, padahal dia sangat cemburu, padahal dia masih sangat mencintai Katsuki.

Tapi ia malah berbohong. Dia berpura-pura tidak mengenal Katsuki. Bahkan dia menghina Katsuki pada saat itu.

"Tidak, kau tidak boleh lemah, Eijiro." Eijiro berusaha menguatkan perasaannya sendiri. "Kau memang selalu sendiri bukan?"

Eijiro menatap bayangannya sendiri yang terpantul di dinding kaca ruang kerja nya. Bayangan yang samar-samar karena langit malam yang telah gelap, namun masih dapat menampakkan wujud Eijiro di kaca tersebut.

Eijiro menunjukkan tatapan tajam, gigi nya yang tajam dengan rambut berwarna merah. Rasanya tidak ada yang bisa menolak pesona nya. Wajah yang tampan, dengan aura maskulin yang luar biasa terpancar dari dirinya. Tubuhnya juga atletis. Baik wanita ataupun pria pasti akan tunduk pada keindahan tubuh dan wajah Eijiro. Oh ya, jangan lupa juga dengan uang yang dimiliki olehnya.

"Katsuki, kau yang lebih dulu mengingkari janji kita. Maka giliran aku sekarang untuk membalasmu."

.

.

.

.

.

Dentuman bunyi musik yang mengalun dengan nyaring membuat suasana di dalam BullGert Bellaria semakin ramai dan heboh. Sudah jam dua dini hari dan semuanya masih sibuk berdansa, meminum alkohol, dan menikmati hiburan yang ada di sana. Perjudian juga adalah salah satu hal yang diminati di situ.

Namun semua itu hanyalah hiburan sampingan. Hiburan utama nya akan hadir sebentar lagi.

Suasana yang ramai penuh sorakan dari pengunjung bar yang bersemangat kini berhenti seketika. Seiring dengan itu, terdengar bunyi musik yang berubah genre. Kini musik itu lebih cocok disebut sebagai musik pop. Entah apa yang dipikirkan oleh sang disk jockey yang ada di sana.

Atau mungkin itu adalah salah satu bagian dari hiburan yang lazim di sana.

Ruangan bar perlahan menjadi gelap, lampu yang kelap-kelip menghiasi bar itu kini digantikan oleh lampu sorot yang langsung mengarah ke sebuah panggung mini. Tidak kecil, dan juga tidak terlalu besar. Namun bisa menampung sepuluh orang sekaligus dalam sekali pertunjukkan.

Seluruh pengunjung bar langsung mengarahkan pandangan mereka ke panggung itu. Mereka sudah tahu apa yang akan muncul dari balik panggung tersebut. Dan itulah yang mereka tunggu sampai sekarang.

'woman.'

'let me be your woman.'

'woman, woman, woman.'

'I can be your woman.'

Seluruh pengunjung bar itu kembali heboh. Tepuk tangan yang disusul dengan siulan, juga pandangan mata yang sangat terpesona penuh kagum mereka tunjukkan ketika para penari dengan pakaian sangat minim sudah meliukkan tubuh mereka di atas panggung itu.

Sepuluh orang yang terkenal dengan keindahan paras mereka. Menjadi primadona di bar itu, dan kerap kali disewa sebagai pemuas nafsu para miliarder dunia.

Ada pria, ada wanita. Dengan kain yang sangat tipis hingga dapat memperlihatkan organ vital mereka, tanpa ragu mereka meliukkan tubuh dengan gaya-gaya yang sangat erotis.

Siapa saja pasti akan meneteskan air liur mereka saking nafsunya.

Katsuki tidak akan mengecewakan para penonton di sana. Sebagai salah satu penari di barisan paling depan, dia menunjukkan kemolekan tubuh nya dengan begitu jelas. Tanpa ragu sedikitpun dia menungging atau meraba-raba seluruh bagian sensitif tubuhnya saat menari.

"Kalian bisa menikmati malam bersama para 'star'. Penawaran sudah dibuka, dan silahkan berikan penawaran tertinggi kalian," ucap seorang pembawa acara di sana.

Sudah seperti acara pelelangan barang, ada seorang pembawa acara yang membuka sesi penawaran untuk setiap penari di sana.

Seribu dolar?

Itu tidak akan bisa digunakan di bar itu. Kalau kalian hanya mau minum dan berdansa, mungkin bisa saja. Tapi kalau untuk menyewa para 'star', maka urungkan saja keinginan kalian itu jika kalian hanya membawa uang sebanyak lima ribu dolar.

"Delapan ratus ribu dolar! Aku pesan Bella!"

"Lima ratus ribu dolar! Aku pesan Snake!"

Oh, jangan kaget dengan nama panggilan yang mereka sebutkan. Sebagai seorang 'star' mereka sengaja menggunakan nama panggung. Sama seperti Katsuki yang memakai nama Lemon bila sedang bekerja, ada juga yang memanggil nama samaran. Seperti Bella, Snake, Milk, dan lainnya.

Bagi kalian yang belum tahu apa itu star. Star adalah sebutan bagi para gigolo atau pelacur yang menjadi primadona di BullGert Bellaria. Penari striptis di panggung itu pastinya adalah star. Star mendapat bayaran yang lebih mahal daripada para pelacur biasa. Dan dapat dilihat dari keindahan paras mereka yang juga mengalahkan para pelacur lain.

"Satu juta dolar! aku pesan Black!"

"Dua juta dolar! aku pesan Chocky!"

Harga yang ditawar sudah semakin naik. Mari kita lihat, setinggi apa harga yang akan didapat oleh Katsuki.

"Lima juta dolar! aku pesan Lemon!"

"Tujuh juta dolar! aku pesan Lemon!"

Suasana sudah memanas. Semakin banyak pengunjung bar yang memperebutkan Katsuki. Harga yang mereka ajukan juga tidak main-main. Katsuki tersenyum bangga, dia terus meliukkan tubuhnya. Membuat para pengunjung bar lainnya semakin terangsang.

"Tiga puluh juta dolar. Aku pesan Lemon. Minggir lah, kalian menghalangi jalan ku, dasar makhluk rendahan."

Lemon membulatkan matanya, dia yang tadinya sedang berpaling dari arah penonton kini langsung berputar untuk mengetahui siapa orang yang menawar tubuhnya dengan harga itu.

Seisi bar menjadi hening, hanya ada bunyi sepatu pantofel yang mengeluarkan suara ketukan. Jas berwarna merah tua, setelan yang begitu mahal. Seorang pria dengan rambut berwarna merah mulai menyusuri tempat itu. Dengan para pengawal yang mengiringi dan menbukakan jalan untuknya, pria itu dengan santai melangkah ke panggung tempat Katsuki menari.

"Dan aku menyewa Green. Aku menyewa dengan harga lima puluh juta dolar."

Mata Katsuki melotot dengan lebar. Seorang pria manis dengan rambut berwarna hijau, tersenyum ke arah Eijiro. Sedangkan Eijiro sendiri menatap Katsuki dengan tatapan sinis. Katsuki dapat melihat seringai yang menunjukkan gigi taring Eijiro kala itu.