Adit menatap ke arah kalam dengan helaan nafas yang terus saja keluar. Itu terdengar seperti tanda putus asa.
"Kak, jangan menyerah," ujar Dhea. Adit menoleh, lalu mengangguk.
"Pasti. Ayo, turun!" Adit turun lebih dulu, lalu disusul Dhea yang mengekor.
Mereka ini sudah sampai di gedung apartemen, tapi Dhea terlihat enggan masuk unitnya dan lebih mengekor hingga unit Adit.
"Ini bukan unitmu," ujar Adit.
"Lalu? Aku ingin di sini," jawabnya. Adit menahan bahu yang lebih muda hingga menimbul tatapan penuh tanya.
"Aku ingin sendiri." Adit mendorong pelan Dhea, tapi terlihat gadis itu tidak terima melalui ekspresi wajahnya.
"Tidak mau! Aku mau di sini!" serunya, lalu mendorong Adit masuk.
Melihat respons yang kurang baik Adit hanya memejamkan mata pelan.
"Terserah," jawab Adit, lalu dia masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam.
Dhea mengerucutkan bibirnya, lalu membalik badan. Dia merasa tidak enak sekarang karena terlalu memaksa kehendak.