Dhea meregangkan badannya, lalu tersenyum layaknya orang gila. Ingatan saat Adit menciumnya berputar dengan jelas. Semburat merah berulang kali menghiasi kedua pipi mochi gadis tersebut.
"Hah, aku harap ini bukan mimpi," gumamnya. Dhea memejamkan mata dan berteriak keras hingga beberapa makhluk di unitnya saling memandang bingung.
Dia bangkit dan berjalan ke arah dapur. Tidak memedulikan tatapan bingung dari makhluk lain. Dhea membuat jus alpukat, lalu menegaknya.
"Aku akan ke unitnya dan menginap di sana saja. Lagipula besok libur," ujarnya. Dhea membersihkan diri dahulu, lalu berganti dengan piama.
Tapi, langkahnya terhenti mendengar suara dering ponsel. Dia memeriksa dan mengerutkan alis bingung.
"Untuk apa Arga meneleponku." Dhea mengangkat panggilan tersebut.
[Halo, Arga. Ada apa?]
[Kuharap kamu masih ingin tahu siapa dalang dibalik kecelakaan kakakmu]