Hujan mengguyur kota Jakarta dengan derasnya membuat Dhea mengurungkan niat untuk pulang. Area sekolah sudah sepi, tapi dia masih enggan beranjak.
Beberapa bodyguard yang mengikutinya juga dia tinggal di depan kelasnya hingga sekarang. Dengan bantuan Tina dia keluar lewat jendela.
"Seharusnya aku tidak sok jagoan ingin pulang sendiri," gumamnya seraya memajukan tangan merasakan dinginnya air hujan.
Dhea menarik tangannya dan menatap ke seluruh penjuru sekolah. Dia memicingkan mata saat melihat mobil yang cukup familier.
Dengan senyum merekah dia berlari ke arah mobil dan mengetuk kacanya dengan brutal hingga orang di dalam menurunkan kaca.
"Kak Adit, menjemputku, ya?" tanyanya mengabaikan badannya yang sudah basah.
"Entah berapa persen tuhan memberimu rasa percaya diri yang amat tinggi aku sampai heran. Masuk cepat," ujar Adit terkesan mengejek, tapi Dhea tidak sakit hati sama sekali.