Dhea segera memesan taxi, tapi dia tidak mengatakan ingin ke mana. Gadis itu hanya bilang untuk berkeliling kota Jakarta.
Bahkan tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi Dhea seolah tidak peduli sama sekali.
"Mbak, kita mau ke mana?" tanya sopir tersebut.
Dhea mulai tersadar dan meminta berhenti di taman depan yang sama sekali dia tidak tahu itu di mana. Setelah memberikan uang dia berjalan-jalan.
Taman cukup sepi mungkin karena mendung yang seakan mengejek nasib buruk Dhea.
"Lihatlah dunia ini hanya diisi kesialan. Ck, aku harus ke mana lagi?" gerutunya.
Dhea duduk di salah satu kursi di sana. Menyandarkan punggung dengan kepala mendongkak, pandangannya lurus ke atas hingga suara ramai terdengar jelas.
Dia menatap ke sumber suara hingga dia melihat beberapa anak muda berlari-lari. Dhea awalnya ingin tidak peduli, tapi laki-laki jangkung datang dan menariknya begitu.
"Hey, apa yang kamu lakukan?!" pekiknya.
"Diamlah. Kita akan dalam masalah," jawabnya.