Rasa pusing merasuki tubuhku, dengan berjalan gontai aku menuju pintu rumah. Aku mengedorkan pintu agar siapapun bersedia membukakanku pintu.
" Ulan!!!" teriakku padanya.
" Bukakan pintu woy!!" teriakku lagi.
Seketika pintu rumah terbuka, dalam penglihatanku yang kabur dan menerawang Bi Fatimahlah yang terbangun dan membukakan pintu. Tidak ada kulihat Rembulan untuk menyambutku seperti biasanya.
" tuan.. sini bibi bantu ke atas." ucap bibi fatimah.
" tidak usah! biarkan saya sendiri pergi sana!" hardikku padanya.
Bibi fatimah pamit undur diri dari penjagaannya kepadaku. Aku berjalan dengan gontai menuju tangga ke kamar tidur. Rasa pusing itu kian terasa, untuk melangkah satu langkah lagi rasanya aku akan ambruk. Aku berpegangan erat pada pegangan tangga tersebut.
" Ulan!! dimana kau ulan!!" teriakku.
" ulan..!!!"
" ulannnnn..!!"