" Aku membenci diriku sendiri ketika saat itu kepercayaanku mulai luluh padamu namun kau dengan sengaja merusaknya dan menghancurkannya hingga menjadi berkeping-keping." -Rembulan Cahyaningrum-
" hoek..hoek.."
Badanku kembali lemas, kulitku tampak pucat dari sebelumnya. Mataku sayu dan sembab karena menangis di sepanjang malam. Kepalaku sering pusing dan sakit tak karuan. Tubuhku tersiksa, perasaanku pun juga begitu. Tidak hanya anaknya yang menyiksaku saat ini tapi bapaknya pun juga melakukan hal yang sama. Aku ingin tenang dan menjauh dari segala kesakitan ini sesegera mungkin.
Aku bercermin dan terus berkhayal sebuah pernikahan yang damai dan bahagia layaknya yang dijalani banyak orang saat ini. Memiliki suami yang beriman dan setia adalah impianku dari dulu, sayangnya Allah lebih mendampingiku dengan seorang lelaki yang suka menanam benihnya dimana-mana. Kesalahan apa yang aku perbuat sehingga luka yang kudapatkan kian hari semakin sesak.