"Dokter, terima kasih sudah menuruti permintaan saya tadi untuk tidak memberitahu yang sebenernya tentang keadaan Amira. Jadi, sebentar dia sakit apa?"
"Selamat ya, putri ibu positif hamil," jawabnya.
DEG!!
Tak percaya, dan tak menyangka untuk kedua kalinya dia mendapat kabar bahagia ini.
"Ini gak mimpi?"
"Untuk lebih pastinya bisa langsung dibawa ke rumah sakit, agar Ibu lebih yakin," jawabnya.
Sepertinya mama Amira punya rencana bagus, dengan kehamilan Amira ini, tentunya bisa menjadi alat untuk mendamaikan keduanya.
Beberapa kali, Anxel mengabaikannya telepon dari mertuanya. Sampai akhirnya, dia mengangkat panggilan itu.
"Anxel, kamu ini lama sekali angkatnya, Amira pingsan, cepat kemari saya gak bisa bawa dia ke rumah sakit sendirian," pintanya begitu panik.
"Mama suruh saja tetangga atau siapa gitu," jawabnya.
"Kamu ini suaminya, Anxel! Cepat kemari atau saya laporkan kelakuan kamu sama papa kamu!" ancamnya.
"Iya Ma, Anxel ke sana sekarang."