Keesokan harinya.
Setelah mengantar Kanaya ke sekolah, rencananya mereka akan langsung ke rumah sakit. Tapi, Amira baru sadar akan sesuatu, niatnya yang semalam harus dia beritahukan kepada sang suami.
"Kayaknya kita gak bisa ke rumah sakit deh," ucapnya saat berada di dalam mobil.
"Loh, kenapa?"
"Semalam itu, Dion pamit mau ke luar negeri. Mama sekarang sendirian, aku punya niatan buat beli rumah di dekat sana. Sekalian mau jagain mama," jawabnya.
"Kamu yakin?"
"Iya sayang, kasihan mama aku sendirian. Kalau tinggal ke sana pun, gak mungkin, gak adil nanti," jelasnya.
Amira memang selalu mengedepankan keadilan meski itu dengan keluarganya sendiri. Kebetulan, Anxel punya kenalan, yang beberapa hari lalu menawarkan rumah padanya, dan letaknya pun persis yang diinginkan oleh Amira.
Membeli rumah, bagaikan membeli permen untuknya. Bahkan, hari ini juga dia siap pindah ke rumah itu. Anxel mengabari mamanya, dan bahkan mendapat dukungan seratus persen.
"Kanaya juga ikut, 'kan?"