Kedua bola mata perlahan terbuka, Amira menatap langit-langit yang familiar baginya. Wanita itu baru saja bangun, dan masih ada di kamarnya. Semua tanggung jawab atas Kanaya, diserahkan kepada mamanya, karena hari ini dia akan melakukan sebuah misi dengan sang suami.
"Sayang!! Bangun, ayo!!" Wanita itu melompat-lompat di atas tempat tidur, membuat Anxel terganggu karena ulahnya.
"Biarkan saya tidur Amira, masih ngantuk," tolaknya.
"Katanya mau pergi." Nada bicaranya berubah dramatis.
Anxel menghembuskan napas kesal, lantas membangunkan diri masuk ke kamar mandi, tanpa menjawab apapun kepada sang istri. Menyadari hal itu, Amira tak berniat membuatkan sarapan khusus untuk suaminya.
Di dapur.
Hanya ada bahan untuk membuat nasi goreng, yang lain sudah dimasak oleh mamanya.
"Mir, mau ngapain? Semua sudah siap di meja makan, kamu jangan ngelindur, ya!" tegurnya.
"Husstt! Mama diam saja, udah mendingan sekarang Mama tunggu di ruang tamu temani Kanaya sarapan," suruh Amira.