Pagi itu, papa Amira terbangun dari tidurnya. Pandangannya terasa buram, kepalanya sedikit pusing semalam dia bisa tenang karena disuntikkan obat tidur, oleh suster yang menjaganya.
Hanya ada roti selai, dan air putih yang diletakkan di meja kecil yang ada di samping ranjangnya. Bahkan lelaki itu tidak menyentuh sama sekali.
"Papa, cepat sembuh ya, Amira sayang Papa ...." Bayangan putrinya muncul tiba-tiba.
"Amira! Papa kangen banget sama kamu, Nak!" Ingin memeluk tapi bayangan itu hilang.
"Amira! Kamu di mana sayang, Papa sudah kembali, Papa ada di sini. Papa minta maaf, Amira!!!"
Lelaki itu berlari, keluar dengan napas terengah-engah. Berkali-kali dia menyebut sama putrinya, bahkan sampai keluar dari paviliun itu. Suster yang menjaganya baru keluar dari kamar mandi, melihat pintu kamar terbuka, bergegas dia memeriksanya.
"Loh, ke mana pasien, aku harus mencarinya."