Pagi itu, Amira sudah berada di ruang makan. Semakin hari, kelihatannya wanita itu lebih baikan ketimbang sebelumnya.
"Wah, Kanaya bawa tas segala mau pergi ke mana?" Mama Anxel baru bergabung kini duduk.
"Hari ini dia akan sekolah Ma," jawab Amira sembari menyuapi anak kecil itu.
Mendengar jawaban itu, mertuanya menoleh ke arah Anxel, seperti bingung dengan keputusan yang diambil oleh menantunya.
"Kita sudah selesai sarapan, ayo berangkat sayang. Ma, kami berangkat dulu ya," pamitnya sudah berjalan terlebih dulu keluar dari rumah itu.
"Tunggu, Anxel," cegah mamanya.
"Mama mau bicara sama kamu soal keputusan Amira tadi, bisa?" lanjutnya.
"Anxel buru-buru Ma, nanti saja ya, setelah pulang dari kantor atau Mama mau nyusul ke kantor saja?" tawarnya.
"Tidak usah, tunggu kamu saja."
Lelaki itu mengelus pundak mamanya, lantas menyusul sang istri yang sudah menunggunya di depan.
Sampailah mereka di sekolah tujuan.
"Kita temui Pak Ridwan di ruangannya," ajak Anxel.