Chereads / CRUSH IN RUSH / Chapter 11 - Chapter 11

Chapter 11 - Chapter 11

Masih di ruang keluarga tepatnya, di rumah Verina dimana gadis cantik itu sekarang tengah diintrogasi oleh mamanya sendiri tentang kerja kelompok namun tidak membawa buku. Memang sedikit aneh, tapi begitulah Verina dengan segala tingkahnya yang tak pernah normal seperti anak² lainnya.

"Baca buku tapi diajak ke kantor sebentar sudah seperti mau kemana saja," ujar Triana pada Verina.

"Maaf ma tadi diubah rencananya," ucap Verina pada Triana.

"Kamu bohong atau jujur?" tanya Triana pada Verina berhasil membuat Verina kalang kabut untuk menjawab pertanyaan itu.

Verina sedikit bingung untuk menjawab pertanyaan dari sang mama. Memang tidak bakatnya untuk berbohong, namun ia berusaha untuk menutupi hal yang sebenarnya sebisa mungkin.

"Bohong untuk apa, ma?" tanya balik Verina pada Triana.

"Ya mungkin saja kamu bohong sama mama," jawab Triana pada Verina.

"Oke Verina jujur. Sebenarnya Verina mau baikan sama orang yang udah buat Verina jatuh waktu sepulang dari pasar mah," ujar Verina pada Triana yang akhirnya mengaku.

Triana dan Joko saling melirik dan kemudian mendekati putrinya.

"Pernah jatuh?" tanya Joko pada Verina.

"Iya biasa jalanan licin," jawab Verina pada Joko.

"Licin? Padahal nggak hujan," ucap Joko pada Verina.

"Intinya Verina udah jujur, dan tentang Tino, Verina udah mau temenan. Selesai kan?" tanya Verina pada mama dan papanya.

Triana dan Joko mengangguk bersamaan dan akhirnya Verina berjalan meninggalkan kedua paruh baya itu menuju ke kamarnya.

Disepanjang anak tangga rumahnya Verina mengelus dadanya guna mengambil nafas setelah jujur pada mama dan papanya, yang untungnya tidak marah pada dirinya.

"Kok bisa punya anak kayak Verina?" gumam Joko bertanya pada Triana.

"Maksud papa?" tanya balik Triana pada suaminya itu.

"Nggak ada, oh iya tadi katanya mama mau arisan, itu diluar ada bu Ketty," jawab Joko pada Triana sembari menunjuk ke arah keluar rumah dimana di sana ada beberapa paruh baya perempuan tentunya teman-teman arisan mama Verina.

*

*

**

Keesokan harinya, dimana hari yang cerah ini disambut bahagia oleh Verina. Dia sekarang sudah sampai didepan rumah Nabila dan pasti akan ketemu dengan Raja.

Verina sengaja menjemput Nabila agar bisa ketemu dengan Raja. Walaupun tidak secara dekat, yang terpenting dia sudah melihat Raja ada didepannya.

Memang seperti ini jika seorang Verina sudah suka sama orang, tidak peduli orang it siapa dia akan tetap suka. Namun dia tidak mau pacaran ataupun bercita-cita akan pacaran.

Beberapa menit setelah menunggu Nabila, akhirnya sahabatnya itu keluar dari rumah dan berjalan masuk ke dalam mobil Verina.

"Kenapa nggak turun?" tanya Nabila pada Verina.

"Kalau ada Raja nanti aku salah tingkah, malu-maluin," jawab Verina apa adanya pada Nabila.

"Salah tingkah? Malu-maluin? Biasanya nih ya kalau seseorang suka malah lebih ke suka malu-maluin saat ketemu," ujar Nabila dengan jelas pada Verina.

"Itu bukan aku, kan setiap orang berbeda-beda," ucap Verina pada Nabila dengan jelas.

"Iya deh iya. Ayo pak berangkat," sahut Nabila pada Verina dan pak sopir yang mengantar mereka berdua hari ini.

Mereka berdua pun akhirnya melaju pergi dari rumah Nabila menunju ke sekolah dimana disana sekarang sudah banyak yang datang.

Disisi lainnya tepatnya disekolah Raja dan Riski, tengah ada permainan bola basket dengan sekolah lain. Tasya berjalan dari kelas menghampiri Raja dan Riski untuk bertanya ada acara apakah ini?

"Pertandingan kecil untuk persahabatan," jawab Raja pada Tasya.

"Memang adakah pertandingan semacam itu?" tanya Tasya pada Raja.

"Buktinya sekarang mereka bertanding dan nyata kamu juga tahu sendiri," jawab Raja pada Tasya penuh dengan rasa malas dan dirinya ingin sekali pergi dari hadapan gadis ini secepatnya.

"Mendingan ayo sekarang kita ke kantin, 2 jam kelas kosong karena para guru rapat camping yang akan diadakan beberapa minggu yang akan datang," ujar Tasya pada Raja sembari mengangkat kedua sudut bibirnya mengulas senyum lebar pada remaja laki-laki yang saat ini berdiri di sampingnya itu.

"Aku nggak mau dan kalau kamu kepengen ke kantin pergi aja sendiri," jelas Raja pada Tasya dan berhasil membuat Tasya kesal padanya.

"Kenapa sih sekali aja kamu mau makan bareng di kantin sama aku, hanya sekali dan kamu juga nggak rugi dengan makan bareng sama aku," sahut Tasya pada Raja.

"Mendingan sama Riski, katanya dia belum sarapan dan kamu bisa pesankan dia bakso," ujar Raja pada Tasya dengan jelas.

Setelah mengatakan hal itu pada gadis cantik yang ada di sampingnya, Raja kemudian melenggang pergi dari hadapan gadis itu menuju ke seberang lapangan basket.

Sepasang manik mata Tasya terlihat sangat tidak suka dengan apa yang dilakukan remaja laki-laki itu pada dirinya dengan mudahnya meninggalkan dirinya sendiri dan tidak menuruti apa yang dia inginkan.

Tidak hanya sekali tapi berkali-kali Tasya selalu ditolak bahkan selalu dijauhi oleh remaja laki-laki tadi yang dia sukai. Namun Tasya tidak pernah lelah dan dia akan tetap mengejar sampai mendapatkan apa yang dia mau.

Pernah sekali, Raja didekati oleh adik kelas hanya untuk bertanya tentang pelajaran dan hal itu membuat Tasya marah besar sampai melabrak adik kelasnya. Tentu hal itu membuat Raja semakin benci padanya dan amat tidak suka pada dirinya.

Di sisi lainnya tepatnya di sekolah Verina, di mana gadis cantik itu sekarang sudah sampai di sekolah dan tengah duduk di bangku kelasnya bersama dengan Nabila.

"Hari ini mau nggak ke mall sama aku?" tanya Verina pada Nabila.

"Boleh," jawab Nabila mengangguk.