Masih di dalam kelas di mana kedua gadis cantik mengobrol membahas tentang hari ini di mana mereka akan pergi ke mall bersama setelah pulang sekolah.
"Seandainya ada dia dan kita bareng-bareng ke mall pasti menyenangkan," ujar Verina pada Nabila.
"Raja paling nggak suka ke mall," ucap Nabila apa adanya pada Verina.
"Serius? Tapi dia memakai baju yang mahal mahal kalau nggak dari mall, asalnya dari mana coba?" tanya Verina pada Nabila.
"Gunanya mempunyai asisten rumah sebanyak dua belas jika tidak di suruh untuk membeli baju di mall," jawab Nabila dengan mudahnya pada Verina.
"Kira-kira kalau aku ajak dia mau nggak ya?" tanya Verina pada Nabila.
"Ya mau berarti kamu spesial. Sebab bertahun-tahun dari dia menginjak tanah nggak pernah aku melihat sekali atau dengar dia ke mall entah itu sama mamanya atau sama papa dan bahkan sama sahabatnya pun tidak pernah," jawab Nabila apa adanya pada sahabatnya itu yang sedari tadi mendengarkan jawaban yang dia berikan.
Verina mengangkut paham dan sebenarnya dirinya pun tidak berniat untuk mengajak remaja laki-laki yang baru dia kenal. Penasarannya dan ingin berteman sudah cukup baginya dan dirinya tidak ingin meminta lebih bab apa yang dibilang Nabila pada dirinya membuatnya harus berhati-hati.
Berhati-hati dalam hal jika dirinya langsung mendekati dan meminta lebih dari yang sekarang sudah jadi, takutnya Raja malah akan menjauh darinya.
Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi dan kegiatan pembelajaran dimulai. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai ada seorang paruh baya yang datang kembali membawa beberapa berkas untuk memberikan pengumuman di kelas Verina.
Setiap ada pengumuman atau pun informasi yang diberikan oleh bapak atau ibu guru mereka semuanya termasuk Verina dan Nabila selalu mendengarkan dengan baik agar tidak salah pengumuman dan juga mengerti semua yang disampaikan oleh bapak ibu guru yang menyampaikan.
"Maaf menyita waktunya sebentar, datangnya kayak ke sini mau memberikan informasi bahwa camping akan diadakan beberapa minggu yang akan datang dan kalian bisa mempersiapkan pembayarannya dari sekarang agar persiapan untuk kemping yang akan datang bisa berjalan dengan baik dan cepat," jelas paruh baya perempuan itu pada satu kelas Verina.
"Camping Bu? Dimana?" tanya salah satu siswi yang ada di dalam kelas pada paruh baya perempuan itu.
"Kita akan melaksanakan camping di puncak, disana nanti akan bersenang-senang dan separuh diisi dengan berbagai permainan yang menyenangkan," jawab paruh baya itu pada siswi yang bertanya.
"Berarti kalau diadakan permainan akan dibentuk kelompok?" tanya Verina pada paruh baya itu.
"Iya, nanti terdiri atas lima anak, tiga perempuan dan dua laki-laki," jelas ibu guru itu pada Verina.
"Terimakasih atas pengumumannya Bu," ucap Verina berterima kasih kepada ibu gurunya itu.
"Apakah ada pertanyaan lain jika tidak ada sekian dari saya terima kasih sudah memberikan waktunya sebentar, permisi." Setelah memberikan pengumuman yang jelas serta menjawab pertanyaan dari beberapa sisi sisinya paruh baya perempuan itu akhirnya berjalan melenggang pergi dari kelas Verina.
"Baiklah anak-anak, sekarang kalian bisa kembali fokus ke mata pelajaran hari ini silahkan kalian buka buku paket halaman seratus delapan puluh delapan, kalian baca setelah itu kalian rangkum dan berikan contoh dari soal yang ada di halaman seratus sembilan puluh," jelas ibu guru memberikan tugas pada semua siswa-siswinya.
Semuanya mengerjakan dengan baik sesuai dengan apa yang diminta oleh ibu guru mereka. Kembali lagi di sekolah Raja, di mana pertandingan basket sudah selesai dan semuanya sekarang tengah berada di kantin untuk makan dan istirahat sejenak.
Raja memilih untuk diam di kelas sembari memainkan handphone nya bersama dengan sahabatnya yang selalu mengecek di mana-mana saat dirinya tengah fokus terdiam.
"Kenapa nggak ke kantin? Kamu nggak peduli sama aku yang kelaparan?" tanya Riski pada Raja.
"Tidak perlu minta perhatian, kalau mau makan pergi aja sendiri ke sana," jawab Raja pada Riski.
"Kemana?" tanya Riski pada Raja.
"Ruang BK. Minta dimasakin ular panggang," jawab Raja kesal pada Riski.
"Lagian nih ya, adapun aku pasti makan. Kata kakek aku ular itu enak," ujar Riski pada Raja.
"Enak? Ular enak? Pasti makannya sembari tidur," jawab Raja pada Riski.
"Tidak percaya dengan aku hidup serasa hampa," ucap Riski pada Raja.
"Siapa yang hampa hidupnya?" tanya Raja pada Riski.
"Kamu," jawab Riski asal pada Raja.
"Nggak jelas tingkat dewa sumpah!"
Setelah mengatakan hal itu pada Riski, Raja kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas menuju ke kantin sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sahabatnya itu.
Raja baru ingat jika sahabat laki-lakinya itu memiliki lambung dan jika telat makan maka akan merepotkan satu sekolah terutama dirinya juga akan merasa direpotkan harus membawa satu nyawa ke UKS.
"Baik banget kamu. Tumbenan," ujar Riski pada Raja.
"Buruan pesan, aku tunggu di sini," ucap Raja pada Riski sembari duduk di salah satu meja makan yang ada di kantin.
"Oke siap bos!"
Sementara itu di sisi lainnya tepatnya di sekolah Verina, dimana Arhan tengah menunggu Verina didepan kelas untuk memberikan barang untuk Verina.
Jujur Verina merasa risih dan tidak ingin keluar kelas dan berusaha mencegah ibu guru agar tidak keluar kelas sampai Arahan pergi dari depan kelas.
"Bu jangan keluar dulu saya mau meminta penjelasan tentang bab ini, sebab ada sebagian yang membuat saya bingung Bu,"