"Aku nggak mau kamu ajak," ucap Raja menolak ajakan Tasya.
Setelah mengatakan hal itu pada remaja perempuan yang berdiri di hadapannya, Raja kemudian langsung menaiki motornya dan melaju pergi meninggalkan Riski dan Tasya yang masih berdiri di depan tongkrongan Abah Ahmad.
Abah Ahmad memanggil nama Tasya agar tidak berdiri sendiri di depan warungnya dan duduk di kursi yang sudah disediakan di sana.
Di sisi lainnya, Verina dan Nabila sekarang tengah berada di rumah Verina, dimana di rumahnya sudah ada papa Verina yang bersiap duduk rapi di ruang keluarga sembari menonton televisi.
"Kamu sudah pulang?" tanya paruh baya itu pada Verina.
"Sudah pa, dan Verina mau langsung kerja kelompok dirumah Nabila," jawab Verina pada papanya sekalian beralasan agar tidak diajak ke kantor oleh papanya.
Mendengar hal itu dari mulut putrinya sendiri lantas Joko berdiri dari duduknya dan melipat kedua tangannya di depan dada seraya akan menanyai putrinya itu mengapa tiba-tiba membatalkan pergi ke kantor.
"Kenapa tidak dari pagi saja kamu bilang akan kerja kelompok? Orang yang akan menemui kamu sudah berada diruang tunggu bersama dengan asisten pribadi papa sayang," ujar Joko pada Verina membuat Verina tambah pusing dan benar-benar malas jika harus ke kantor.
Nabila yang mendengar hal itu dia langsung menyahut ucapan Joko dan mengatakan bahwa Verina bisa ke kantor sebentar baru setelah itu ke rumahnya untuk kerja kelompok padahal tidak dan hanya ingin tahu tentang Raja.
"Om, Verina bisa ke kantor sebentar, nah nanti kalau sudah selesai Verina baru ke rumah saya juga tidak apa-apa," sahut Nabila pada Joko tentu membuat Verina menatap tajam kedua pasang mata sahabat cantiknya itu.
"Kamu bilang apa?" tanya Verina pada Nabila.
"Kamu bisa ke kantor sama om Joko baru setelah itu ke rumah aku kan bisa. Lagian hanya sebentar dan kasihan orang yang menunggu kamu di kantor Verina," jawab Nabila dengan jelas pada Verina dan membuat gadis itu berdecak kesal sembari memutar kedua bola matanya.
"Sahabat kamu saja paham dan pintar membagi waktu. Kamu harus seperti dia, papa janji kita akan sebentar tidak akan lama," ucap Joko berjanji pada Verina dan membuat Verina mengiyakan walaupun sangat terpaksa.
Verina berjalan menaiki anak tangga rumahnya menuju ke kamar untuk berganti pakaian biasa namun rapi dan sangat cantik dia pakai.
Nabila memutuskan untuk pulang dengan berpamitan pada Joko dan Triana mama Verina. Sementara itu Verina sekarang sudah selesai dan saat dia turun ke lantai bawah dia sudah tidak mendapati sahabatnya di sana.
"Nabila mana ma?" tanya Verina pada Triana sembari berjalan menuruni anak tangga rumahnya.
"Sudah pulang," jawab Triana pada Verina apa adanya.
"Kenapa nggak nunggu Verina selesai ganti baju?" tanya Verina pada Triana dan dijawab tidak tahu oleh Triana.
"Mama tidak tahu sayang. Sekarang buruan masuk ke mobil sama papa kamu, dari tadi sabar banget nungguin kamu," jawab Triana pada Verina dan dijawab anggukan oleh gadis cantik itu.
Dengan senyum paksa Verina berjalan keluar rumahnya menuju ke dalam mobil papanya yang sudah disiapkan di depan rumahnya. Gadis cantik itu melangkah masuk ke dalam mobil dan beberapa detik setelah itu mobil melaju keluar rumah dengan pintu gerbang rumahnya terbuka lebar oleh pak satpam yang membukanya.
Disepanjang jalan raya Verina hanya menoleh ke samping tepatnya ke arah jendela mobil. Sepasang manik matanya mengedar ke seluruh penjuru jalan raya yang terlihat ramai orang pejalan kaki, pemotor dan banyak kendaraan lainnya.
Beberapa menit sudah sampai dikantor papanya yang sangat terlihat megah dan mewah dari luar. Sesampainya di sana banyak yang menyambut dan menyapa Verina dengan senyuman ramah sepenuh hati.
Verina membalas sapaan itu dengan senyum yang ramah juga, membuat para karyawan senang disapa balik oleh Verina yang tidak lain adalah putri tunggal pemilik perusahaan ternama ini.
Verina menjadi pusat perhatian seisi kantor saat langkah kakinya memasuki kantor papanya. Verina baru terkagum saat masuk ke dalam kantor papanya yang sangat besar.
"Papa dari nol bisa menciptakan kantor sebesar ini?" tanya Verina pada Joko.
"Alhamdulillah," jawab Joko pada putrinya sembari tersenyum lebar.
"Verina memang jarang banget ke sini, sering-sering ke mall hehehe," ucap Verina pada papanya sembari bercengir tidak berdosa.
"Itu memang hobi kamu belanja," sahut Joko pada Verina.
"Belanja dipasar pa, beli bawang bombay," ujar Verina pada Joko.
"Alasan, yaudah ayo naik ke atas," ucap Joko pada Verina sembari menelepon asistennya bahwa dirinya sudah berjalan ke lantai atas.
Kembali lagi ke tongkrongan Abah Ahmad, dimana disana masih ada Tasya yang duduk manis sendiri didepan warung Abah bersama dengan Riski.
Raja baru kembali dan langsung memberikan gado-gado itu pada Abah yang sudah menunggu. Tasya langsung menggerutu begitu saja pada Raja.
"Kamu kenapa sih? Susah banget ngajakin aku jalan-jalan?" tanya Tasya pada Raja.
"Nggak ada gunanya," jawab Raja singkat.
"Tentu ada gunanya Ja, nih ya kita kalau ke mall bisa senang, mata cerah karena melihat pemandangan mall yang begitu indah," ujar Tasya pada Raja dengan jelas.
"Itu buat kamu, kalau buat aku semuanya serasa blur tahu nggak?" tanya Raja pada Tasya.
"Terus mau kemana kamu kalau nggak ke mall?" tanya balik Tasya pada Raja.
"Kenapa selalu ngikutin aku sih? Paham nggak kalau aku risih karena selalu kamu ikuti," jawab Raja pada Tasya membuat Tasya berkacak pinggang didepan Raja.
"Karena aku suka kamu, dan kamu nggak mau jadi pacar aku, ya udah. Aku selalu ngikutin kamu kemana saja," ucap Tasya pada Raja dengan penuh keberanian tanpa rasa malu padahal ada Abah Ahmad di samping mereka.
"Bikin orang nggak nyaman saja kamu itu. Mendingan sama sahabat kamu ke mall, dan jangan harap aku mau kamu ajak ke mall," sahut Raja pada Tasya dan kemudian pergi begitu saja dari hadapan Tasya.
"Aku nanti akan mengadu ke Tante agar kamu dimarahin!" teriak Tasya mengancam Raja dan tidak didengarkan oleh Raja.
Riski berdiri dari duduknya dan membayar makanan dan minumannya dengan Raja, baru setelah itu mengikuti Raja yang pergi dari tongkrongan itu.
"Abah ada cara nggak supaya Raja suka sama Tasya?" tanya Tasya pada Abah Ahmad.
"Maaf neng, Abah tidak tahu bagaimana caranya," jawab Abah Ahmad pada Tasya.
Tasya kemudian pergi juga dari tempat itu untuk mengikuti Raja yang sudah jauh darinya. Tasya tidak menemukan keberadaan Raja, dia pun memutuskan untuk belanja sendiri dimall tanpa ditemani oleh sahabat ataupun teman.
*
*
**
Di kantor Joko saat ini, Verina sekarang duduk dengan raut wajah sangat ditekuk. Bagaimana tidak? Papanya mengenalkan dirinya pada anak teman bisnis papanya yang bernama Tino.
"Kenalin aku Tino, putra pak Angga," ujar Tino memperkenalkan dirinya pada Verina.
"Jadi, ini alasan papa pengen banget aku ke kantor buat ketemu sama orang ini?"