"Makan saja sendiri." ucap Raja setelah berhasil turun dari balkonnya dan dia segera berjalan menuju ke garasi rumahnya untuk mengambil motor sportnya.
Raja serasa bebas ketika bisa keluar dari rumahnya yang mana di dalam rumahnya ada Tasya yang selalu mengganggunya dan membuatnya risih. Selalu saja seperti itu sampai membuat remaja laki-laki itu bosan sendiri.
Sementara itu Verina berjalan keluar rumah Nabila untuk melihat bunga yang ditanam oleh Mama Nabila yang terlihat cantik dan juga sedap dipandang mata.
Di sela dirinya tengah berjalan santai melihat beberapa bunga yang ditanam di halaman depan rumah Nabila, telinganya mendengar suara motor dan dirinya mengenali suara motor itu.
Verina bergegas untuk berjalan keluar pintu gerbang rumah Nabila dan dirinya mendapati seorang remaja laki-laki yang sama persis seperti tadi pagi yang hampir menabraknya di jalan.
"Itu bukannya cowok yang tadi hampir nabrak aku?" ucap Verina bertanya pada dirinya sendiri sembari memperhatikan remaja laki-laki itu yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Verina nekat menghentikan laju motor Raja dengan berhenti di tengah-tengah jalan dan membuat Raja menghentikan motornya mendadak.
Verina menundukkan kepalanya sembari berteriak dan terdengar oleh Nabila yang tengah berada di kamarnya. Nabila keluar kamar dengan berlari secepat mungkin, khawatir jika Verina tertabrak motor sebab klakson motor Raja terdengar hingga ke dalam rumah Nabila.
Raja membuka helmnya dan memberikan tatapan tajamnya pada Verina yang masih menunduk didepannya. Verina perlahan mengangkat kepalanya dan melihat Raja yang memperhatikan dirinya dengan tatapan elangnya.
"Kamu?" tanya Raja pada Verina.
Verina hanya tersenyum kecil dan lagi-lagi terkagum karena melihat wajah Raja dari dekat yang benar-benar terlihat sangat tampan sehingga membuatnya gagal fokus seketika.
Nabila berlari dengan nafas yang memburu karena takut terjadi apa-apa pada sahabatnya itu. Melihat Verina tidak apa-apa dirinya langsung tenang dan istirahat sebentar menyandarkan kepalanya di dinding gerbangnya.
"Ini saudara kamu? Kakak kamu? Atau sepupu kamu? Kenapa berdiri ditengah jalan mengehentikan jalan orang? Kalau ketabrak yang disalahin siapa?" tanya Raja berbondong pada Nabila dan membuat Nabila meminta maaf pada Raja.
"Maafin sahabatku, dia mungkin tadi ngejar kupu-kupu sampai ke tengah jalan dan nggak tahu kalau ada kamu yang lewat," jawab Nabila pada Raja membela Verina yang masih diam terkagum dengan wajah tampan Raja.
"Minggir kamu. Ngapain masih di tengah jalan," ucap Raja pada Verina.
"Uang ganti rugi," sahut Verina pada Raja membuat Nabila membelalakkan kedua matanya dan Raja mengerutkan keningnya.
"Ganti rugi lagi? Kamu hobi banget minta uang ke orang yang tidak dikenal," ujar Raja tanpa basa-basi pada Verina dan membuat Verina mengerutkan keningnya seketika setelah mendengar apa yang dikatakan Raja pada dirinya.
Verina mengambil uang disaku bajunya dan kemudian memberikannya pada Raja. Raja dibuat bingung dengan apa yang dilakukan gadis didepannya ini pada dirinya.
"Kamu bawa pulang uangnya, aku nggak butuh ganti rugi," ucap Verina pada Raja dengan jelas setelah memberikan uang itu pada Raja.
"Ini maksudnya apa?" tanya Raja pada Verina dan Nabila.
"Udah terima saja, Verina ayo masuk ke dalam," jawab Nabila pada Raja dan kemudian menarik Verina agar masuk ke dalam rumahnya.
"Aku nggak mau terima uang ini," ucap Raja pada Verina sembari menyodorkan uang itu kembali pada Verina.
Verina tetap melangkah mengikuti Nabila tanpa memperhatikan Raja yang menyodorkan uang itu pada dirinya. Raja tidak ingin berlama-lama karena takut jika Tasya mengejar dirinya, diapun menarik tangan Verina dan membuat Verina berbalik badan menghadap pada dirinya.
Raja membuka telapak tangan Verina dan memberikan uang itu pada Verina. Verona terdiam menatap setiap inci wajah tampan didepannya ini.
"Verina kamu kenapa berhenti?" tanya Nabila pada Verina sembari berbalik badan dan mendadak dibuat terkejut karena Raja dan Verina yang sudah berdiri berhadapan.
"Jangan memperpanjang waktu, ini kamu terima dan jangan halangi jalan aku lagi," ujar Raja pada Verina dan kemudian melenggang pergi dari hadapan Verina.
Nabila mengedipkan matanya beberapa kali sembari membuka mulutnya karena bisa-bisanya Verina sedekat itu dengan Raja, meskipun hanya sebentar.
Verina membalikkan badannya dan mendapati wajah konyol Nabila tentu mengundang tawanya yang renyah.
"Kamu kenapa kayak orang habis lihat setan saja," ujar Verina pada Nabila sembari tertawa renyah.
"Raja sangat jarang sekali berdiri tepat didepan cewek kayak kamu barusan," ucap Nabila pada Verina sembari menatap kedua pasang mata Verina serius.
"Masa sih?" tanya Verina pada Nabila.
"Iya," jawab Nabila pada Verina sembari mengangguk mengiyakan.
"Sekolah dimana dia?" tanya Verina pada Nabila.
"SMA Bakti Permata," jawab Nabila apa adanya pada Verina.
"Tidak satu arah dengan sekolah kita," ucap Verina pada Nabila sembari mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa jadi mengurus Raja sih? Ayo makan didalam," sahut Nabila pada Verina.
"Kan rasa ingin tahu aku besar, jadi besok bisa ke sana," ujar Verina pada Nabila.
"Ngapain emangnya, Na?" tanya Nabila pada Verina.
"Kenalan lebih dekat," jawab Verina pada Nabila dan langsung berjalan cepat masuk ke dalam rumah Nabila.
"Memangnya Raja mau?"
*
**
Pagi hari yang cerah ini disambut Verina yang sudah duduk dimeja makan dan melahap roti tawar serta susu yang disiapkan oleh Inem asisten rumahnya.
"Non setelah ini dipanggil papa di ruang tengah," ujar Inem pada Verina.
"Ada apa, Bi? Kenapa papa panggil Verina?" tanya Verina pada Inem.
"Kurang tahu non. Yasudah saya permisi ke dapur dulu," jawab Inem apa adanya pada Verina dan kemudian melenggang pergi dari meja makan.
Verina segera menghabiskan minumannya dan juga makanannya, dan setelah itu berjalan ke ruang tengah menghampiri papanya yang sekarang menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa ke kantor.
Verina langsung duduk di ruang tengah sembari tersenyum lebar pada papanya.
"Pagi, Papa!" sapa Verina pada papanya.
"Pagi sayangnya papa, hari ini ada jam olahraga kah?" tanya Joko pada Verina sebab melihat putrinya memakai kaos olahraga dengan rapi dan terlihat cantik.
"Iya, Pa. ketemu bapak guru yang ganteng hehehe," jawab Verina pada Joko sembari tertawa kecil.
"Bisa saja kamu. Oh iya nanti sepulang sekolah kamu ke kantor papa ya, ada yang pengen ketemu sama kamu," ucap Joko pada Verina.
"Siapa yang pengen ketemu sama Verina pa?" tanya Verina pada Joko papanya.
"Ada pokoknya, kamu yang penting jangan kemana-mana oke?" tanya balik Joko pada Verina.
"Tidak oke deh, pa!" jawab Verina pada Joko sembari memasang wajah lesunya pada paruh baya yang sekarang tengah duduk di depannya ini.
Joko yang mendengar jawaban dari putri cantiknya itu, dia pun menghela nafas pelan dan kemudian bertanya pada putrinya mengapa tidak menyetujui apa yang dia ucapkan pada Verina.