Mentari pagi yang hangat masuk melalui jendela membuat mataku silau, aku bangun seperti biasa dan akan mengikuti sebuah ujian di sekolah SMA bergengsi. Saat bangun sarapan ku sudah di sediakan, air hangat untuk mandi pagi juga sudah di siapkan oleh pelayan kerajaan. Aku hanya tinggal mandi, berganti pakaian dan memakan sarapanku agar aku bisa segera berangkat ke sekolah pagi ini.
Dalam istana, aku sering di panggil Tuan muda oleh orang di sekitarku termasuk para pelayan ku. Di usia yang sudah cukup dewasa ini aku tak pernah memiliki kekasih, bahkan tak pernah menyukai orang lain. Karena aku tidak terlalu berpengalaman dalam masalah romantisme. Di sekolah aku juga sangat populer, kemungkinan besar karena aku adalah seorang putra bangsawan.
Dalam istana ada beberapa rahasia yang hanya di ketahui boleh beberapa bangsawan saja bah sang Raja memiliki anak dari selirnya, anaknya tidak akan menjadi bangsawan tanpa status istri sah dan pengakuan dar Sang Raja. Tentu saja ini dari khawatirkan akan menjadi masalah jika selirnya dan anaknya menuntut kepada Sang Raja.
Oleh karena itu di utus dua pengawal muda dan satu Supir yang menemani Sang pangeran ketika pergi ke suatu tempat termasuk berangkat ke sekolah. Ada seorang ketua pelayanan yang bernama Sebastian, Dia bertanggung jawab saat Sang Pangeran berada di luar rumah. Saat di sekolah Sang Pangeran memiliki banyak teman, namun hanya dua orang yang sangat dekat dengannya, namanya adalah William, dia adalah adiknya Sebastian pengawal Sang ketua Pelayan. dia adalah penerus yang akan menggantikan posisi Sebastian saat sudah lulus dari sekolah nantinya. Satunya lagi adalah Rayya, Rayya adalah Kakak kelas Pangeran, dan dia adalah Rakyat biasa yang sangat baik kepada pangeran tanpa memandang statusnya, dia memperlakukan Pangeran Arslan seperti seorang biasa. Dan Pangeran Arslan sangat senang akan hal itu, karena Pangeran Arslan terkadang merasa lelah ketika semua orang mulai canggung dan terlalu meninggikan dan mengagungkannya.
Tak seperti Rayya, William dulunya adalah orang yang sangat gemuk, karena tubuhnya yang seperti itu, dia malu untuk berteman dengan Arslan meskipun Sebastian sudah memaksanya, akan tetapi sekarang dia sudah memiliki badan yang tipis dan macho, karena dia sudah mengikuti program fitness. Kini dia di sukai banyak gadis dan kerap mendapatkan surat cinta dan hadiah dari beberapa gadis yang menyukainya, namun dia memilih untuk tidak menerima perasaan mereka, karena dia ingin fokus menjadi penerus Kakaknya sebagai pengawal pribadi Arslan. Sudah menjadi tugas keluarga mereka secara turun-temurun untuk melayani Keluarga kerajaan sejak lama. Sedangkan Rayya, ingin mengajukan diri menjadi tangan kananku ketika nanti sudah lulus dari jenjang pendidikan, karena Ayahnya sekarang menjadi perwira militer yang di tugaskan melindungi Ayahku.
Terkadang Arslan sering menemukan beberapa hadiah di lokernya dari beberapa gadis yang mengaku sebagai penggemarnya. Meskipun demikian Arslan sebenarnya adalah orang yang sangat kaku dan mudah sekali malu, sehingga ketika ada seseorang yang menyatakan perasaan kepadanya, dia hanya akan membiarkan Rayya ataupun William yang menjelaskan kepada orang tersebut.
Sampai suatu ketika saat mereka sedang pulang dan sedang menunggu Sebastian menjemput mereka di depan gerbang sekolah. Saat ini sedang turun hujan, dan mereka hanya berteduh di sebuah atap yang di sediakan khusus untuk menunggu kendaraan umum seperti Bis atau taksi. Di sana mereka bertiga menemukan seorang bgadis biasa yang terlihat sedang buru-buru, padahal hujan sedang deras, namun gadis itu tak membawa payung. Arslan memberanikan diri untuk bertanya pada gadis itu. " Permisi, apakah ada yang bisa saya bantu. Tidak tidak tidak, sebelum itu aku memperkenalkan diri dulu, Aku adalah Arslan Phoenix, pelajar di sekolah ini, dan ini adalah kedua temanku Rayya dan William. Jika boleh tahu siapakah nama mu dan kau akan kemana terlihat sangat buru-buru seperti itu. . . " Dia menyapa gadis itu dengan kata yang sedikit terbata-bata karena pertama kalinya dia berani menyapa seorang wanita.
Lalu untuk menutupi kesalahan dari Arslan agar tidak malu, William deengan percaya diri dan sedikit bergaya lalu menyapa dengan gaya khas nya sambil melambaikan Dua jarinya " Yahoo. "
Rayya menepuk pundak William memberikan isyarat agar tidak membuat wanita itu tidak nyaman sembari ikut menyapa " Salam kenal. "
Dengan pandangan menunduk dan tersipu malu, gadis itu menjawab pertanyaan mereka karena merasa tidak nyaman jika mengabaikan orang yang menyapanya dengan baik. " Namaku adalah Sofia, maaf aku sedang buru-buru, ada yang harus aku lakukan. . . "
Sedikit rasa khawatir terhadap gadis tersebut, Arslan memberanikan diri menyapa gadis tersebut. " Tapi sepertinya akan segera turun hujan, sebaiknya kami mengantarmu pulang. "
" Tidak perlu, aku sedang buru-buru, rumahku di sekitar sini . . ." Ujar Sofia sembari membungkuk dan melewati ketiga pemuda tersebut.
Menyadari gadis itu sedang memikirkan sesuatu, Arslan langsung menghubungi Sebastian untuk mengganti kendaraan dengan muatan yang lebih besar. Setalah Beberapa menit menunggu sembari ngobrol dengan gadis itu, Sebastian datang membawa kendaraan Limousin. Dia membawa gadis itu bersamanya dan mengantarkan gadis itu pulang kerumahnya. Setelah turun dari mobil gadis itu mengucapkan terima kasih kepada Arslan karena bersedia mengantarnya pulang. Tapi gadis itu tidak menyangka bahwa Arslan dan yang lain akan ikut datang ke rumah mereka.
Arslan berfikir, mungkin saja Karena merasa bahwa dia sedang di manfaatkan oleh orang yang lebih tinggi darinya, Sofia memberanikan diri menanyakan sesuatu, padahal dia tahu bahwa Arslan adalah putra bangsawan. " Apa yang kalian lakukan. ? Aku adalah gadis miskin, sedangkan anda adalah seorang Putra bangsawan, anda adalah pangeran sah kerajaan Phoenix, saya tak memiliki apapun untuk menjamu kalian. . . " Ujar gadis itu itu dengan berkata sedikit egois sambil mendorong Arslan.
Meskipun merasa sangat marah karena Tuannya di perlakukan seperti itu, Sebastian sedikit memerah, namun Arslan memberikan isyarat agar Sebastian tenang.
" Tuan muda Ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja, karena sejak tadi, Tuan muda melihat kamu seperti seorang yang sedang berada dalam masalah. . ." Ujar Sebastian dengan tutur kata kata yang lembut dan sedikit senyuman.
Arslan berpesan kepada Sebastian agar dia memberitahukan kepada Ibundanya untuk tidak khawatir jika dia terlambat pulang dari sekolah. . . " Katakan pada Ibunda, hari ini aku pulang terlambat karena ada urusan. Tunggu aku di sini, kita akan pulang setelah mengetahui semuanya. "
" Baik Tuan muda. . ." Ujarnya dengan tegas mematuhi perkataan Pangeran Arslan. " Sungguh pemuda yang baik hati, tak jauh beda dengan kearifan Sang ayah dan kelembutan sang ibunda, aku Sangat bersyukur bisa menjadi pengawal Tuan muda. . . " Ujarnya dalam hati, Dengan penuh rasa bangga.
Arslan memandang sekelilingnya, di sana hanya ada tempat kumuh di bawah jembatan. Setelah menuruni tangga ke bawah jembatan, Arslan melihat Rumah seperti gubuk yang sangat sederhana. Rumah itu milik gadis tersebut. bahkan sang gadis mengaku bahwa dia bisa bersekolah karena mendapat Beasiswa dari pemerintah karena kepintarannya. Gadis ini tak punya pilihan selain membawa mereka pulang ke rumahnya karena Mereka memaksa. Di dalam rumah terlihat sangat menyedihkan, ada dua anak kecil yang kurus seperti sedang kekuatan asupan, dan di sana ada seorang Ibu yang sedang terbaring lemas. Melihat pemandangan ini Arslan datang kepada Rayya dan mengatakan kepadanya. . . ." Aku tak menyangka, masih ada rakyat yang menderita di bawah kepemimpinan Ayahku, sungguh ironis sekali ketika kami merasa bahwa negeri kami sedang damai. . . " ujar Arslan sambil menatap langit dengan air mata yang menetes.
Mendengar perkataan Arslan gadis itu mulai mengatakan sesuatu. " Ini bukan salah pemerintahan, kami tahu bahwa Tuan Bahrain memimpin negeri ini dengan baik, ini terjadi beberapa btahun lalu sejak Ayahku pergi meninggalkan kami dan membawa semua saham bersama isteri barunya. Dan dia meninggalkan hutang yang besar untuk kami. Sehingga kami harus menjual rumah untuk membayarnya, lalu kami harus menyewa rumah untuk sementara, namun keadaan ibuku yang sedang sakit membuatnya tak mampu lagi bekerja dan kami di usir dari kontrakan tersebut dan terpaksa harus tinggal di sini untuk menyambung hidup. . . " Ungkap gadis itu dengan raut wajah yang memelas.
Karena tertarik dengan pembicaraan tersebut, Arslan melanjutkan pertanyaan untuk Sofia. " Lalu bagaimana dengan kebutuhan harian mu. ? "
Sambil menangis Sofia menjelaskan keadaannya pada pangeran. " Aku bekerja paruh waktu, tapi untuk memenuhi kebutuhan obat untuk Ibuku, aku mengurangi jatah makan ku demi adik-adik ku, sangat beruntung jika ada sisa makanan di toko, dan menejer yang baik akan mengizinkan aku untuk membawanya pulang, karena menejer mengetahui keadaan ku, terkadang menejer sengaja tak menjual beberapa porsi terakhir agar aku bisa membawa makanan untuk ibu dan adikku. "
Hal tersebut semakin menyayat hati Sang Pangeran saat mendengar cerita gadis tersebut.
BERSAMBUNG . . . . . . .