Chereads / Prince Arslan / Chapter 4 - PERJODOHAN

Chapter 4 - PERJODOHAN

Setelah melewati beberapa lantai, akhirnya Arslan dan yang lainnya sampai di tempat pertemuan, di sana dia melihat ayahnya sedang berbicara dengan kekaisaran negeri tetangga. Arslan menyapa Ayahnya sangat sopan menanyakan tentang ibunya.

" Ayahanda, Paman Zameera,maaf mengganggu pembicaraan kalian, apakah ayahanda tahu dimana Ibunda. ? " Tanya Arslan mencari Ibundanya.

Bahrain menjawab pertanyaan Arslan dengan senyuman. " Soal itu, Ibumu sedang bersama Putri Tuan Zameera untuk merapikan dirinya. "

Sultan Zameera yang melihat itu mulai menyapa Arslan, karena terakhir kali dia bertemu oada hari pertemuan saat Arslan masih berusia 7 tahun. " Semakin hari kau semakin tampan, ha ha ha ha ha. Jadilah laki-laki yang baik untuk masa depan negeri mu nak. " Ujarnya sambil menepuk pundak Arslan dengan tawa khasnya.

Arslan menundukkan kepalanya, sebuah tanda hormat kepada orang lain dan tak lupa membalas perkataan Sultan Zameera dengan penuh kesopanan. " Terimakasih Paman, aku akan terus berjuang. Baiklah permisi, saya akan menunggu ibu di lobi. ".

Arslan pergi menunggumu Ibundanya bersma kedua pengawalnya yaitu William dan Sebastian. Sembari menunggu, mereka duduk sambil menikmati beberapa hidangan yang sudah di sediakan di tempat tersebut. ibundanya yang sudah dia tunggu sejak tadi dia tunggu akhirnya keluar bersama seorang wanita yang menggunakan Niqab, namun agak sedikit berbeda dengan gadis yang dia temui tadi. Karena ini adalah pertemuan Resmi, antara tamu pria dan tamu wanita memiliki batasan dan tempat yang di pisah untuk menjaga kehormatan masing-masing.

Dia selalu Pangeran yang di kenal oleh banyak orang pergi ke tempatnya yaitu Sebuah tempat duduk yang di sediakan khusus untuk Raja dan bangsawan lainnya. Arslan pergi meninggalkan Kedua bawahannya dan pergi bersama Ayahnya menuju tempat yang di khususkan untuk mereka.

Yang pertama di lakukan oleh Arslan adalah menyapa Ibunya dan mencium keningnya, lalu menyapa Ayahnya dan mencium tangannya. Kemudian menyapa Sultan Zameera dan bangsawan lainnya dengan cara biasa. Entah bagaimana, tapi Wanita yang berada di balik Niqab tersebut sedikit kagum dengannya. Karena dia sangat sopan untuk ukuran bangsawan. Karena sebelumnya, Wanita itu belum pernah melihat bangsawan yang berani merendahkan diri di hadapan orang lain.

Tetap menundukkan pandangan adalah pilihan yang selalu di pertahankan oleh Maheera. Karena baginya itu adalah bagian dari harga diri. Meskipun dia melihat bahwa pemuda yang tadi di temui di lobi lantai bawah dekat pintu masuk sebelah tangga ada dan hadir dalam acara kali ini. Sekarang Maheera memandang mereka dari kejauhan. Meskipun sangat ingin berterimakasih, Maheera tetap menjaga jarak karena tak ingin melanggar batasan-batasan yang di tentukan oleh Tuhan yang di Yakini olehnya.

Ketika Arslan mendekati Ayahnya, Ayahnya menyampaikan bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk memasuki acara utama dalam acara pertemuan tersebut. Tak lama kemudian Bahrain mengumumkan bahwa akan tiba saatnya memasuki acara utama dalam acara tersebut. Bahrain menyampaikan bahwa tujuan di adakan pertemuan tersebut adalah karena dia ingin mengadakan perjodohan putranya dengan Putri Zameera.

Arslan yang mengetahui hal itu sedikit kaget, karena Bahrain tak pernah mengatakan apapun, ini terjadi secara tiba-tiba layaknya seperti pepatah. Tak ada hujan tak ada badai tiba-tiba rumah tergenang oleh banjir. Hal seperti itulah yang sepertinya di rasakan oleh Arslan. Karena keadaan tak memungkinkan untuk menanyakan hal tersebut kepada Ayahnya, Arslan hanya bisa tersenyum seperti orang yang mengerti situasi, padahal dia sedikitpun tak mengetahui hal tersebut karena di maksudkan untuk di jadikan kejutan oleh Ayahnya terhadap dirinya.

Bukan hanya itu saja, William dan Sebastian sampai tak bisa mengatakan apapun, yang lebih parah lagi adalah Reaksi Rayya. Rayya yang saat ini berada di Mention setelah membawa Sofia dan keluarganya. Ketika membaca pesan tentang Arslan di jodohkan secara tiba-tiba membuatnya tak bisa berkata-kata, karena Rayya tahu bahwa Arslan tidak terlalu pandai menghadapi wanita. Saat itu juga Rayya melepaskan pekerjaannya dan pergi ke garasi mengambil mobil untuk berangkat ke tempat acara. Tentu saja itu adalah acara yang tak akan bisa di lewatkan begitu saja olehnya. Acara yang sangat berharga bagus seorang sahabatnya.

Arslan mendekati William dan Sebastian lalu berbisik sedkit hal. " Apa yang di lakukan oleh Ayahanda. ? Kenapa ini terjadi secara tiba-tiba. ? Bukankah seharusnya dia menjelaskan dulu ketika aku masih di Istana. Terlebih lagi, bagaimana aku bisa melakukannya begitu saja sedangkan calon wanitanya saja aku tidak tahu. " Tanya Arslan yang sedang kaget melihat hal tersebut.

Sebastian bahkan tak tahu harus menjawab apa Kepada Arslan," Apa yang anda katakan. ? Saya juga tidak tahu apa-apa. Sebaiknya anda harus menerima ini. Kemungkinan ini yang di namakan pernikahan politik. "

Ayahnya terus melanjutkan berpidato di depan para tamu yang menghadiri acara tersebut. " Saya akan menjodohkan putra saya dengan Putri Zameera, karena seperti yang kita tahu bahwa hubungan antara Phoenix dan Zameera sangat erat, jadi untuk menyempurnakan hubungan kami, kami menjodohkan Putra dan Putri kami pada hari ini. Tentu saja mereka boleh menolak jika mereka tidak setuju, karena sejatinya pernikahan mereka adalah rumah tangga yang akan mereka jalani dan tanggung jawab sendiri. Kami hanya menyarankan saja. " Ujar Bahrain dalam pidatonya.

Raja Zameera menambahkan lagi. " Dalam hal ini, saya memperkenalkan Putri saya yang bernama Maheera Zameera, yang akan saya jodohkan dengan Putra dari Bahrain Phoenix yaitu Arslan Phoenix. "

Setelah mereka di sebutkan dan di pertemukan dalam sebuah tempat khusus, ternyata Arslan melihat gadis yang di temui tadi, dia melihat bahwa gadis yang membuatnya kagum akan keindahan ahlak dan perangainya ternyata adalah Maheera itu sendiri.

" Tentu saja kau boleh menolak jik kau tidak mau . . .. " Tambah Bahrain dan Raja Zameera kepada anak mereka masing-masing.

Tanpa menunggu perkataan ayahnya selesai, Arslan langsung menjawab dengan gugup karena sangat tidak menyangka bahwa dia di jodohkan dengan wanita yang di harapkan. " S, s, s, s, s, sa saya saya tidak akan menolak. " Ujarnya dengan muka memerah karena malu. Dia bahkan terlihat sangat gugup.

Setelah di setujui, mereka sudah dinyatakan sebagai calon, dan akan melangsungkan pernikahan setelah semester akhir jika tak ada kendala. Namun sayangnya, Rayya yang masih berada dalam perjalanan tak akan bisa menyaksikan Maha dalam hal ini.

Ini adalah pertemuan resmi, tentu saja ini di jaga oleh pengawal ketat, di bagian depan pintu gedung ada beberapa penjaga hebat dengan keterampilan yang sangat baik. Pantauan Sniper dari jarak jauh juga tak di lupakan, keamanan di bagian udara dan di bagian sistem dalam gedung juga sudah di perketat. Karena yang sedang mengadakan pertemuan adalah kedua Raja di antara dua aliansi negara besar nan maju. Yaitu negeri Phoenix dan negeri Zameera. Tiba-tiba terdengar suara bising dari koridor bawah, lampu dalam ruangan mereka tiba-tiba mati.