Keesokan harinya, Rayya melakukan apa yang di katakan oleh Arslan. Menjemput Sofia dan keluarganya untuk tinggal di tempat Arslan sebagai pekerja, tentu saja alasan yang di tawarkan kepada Sofia adalah tinggal di tempat berdekatan dengan tempat kerja agar lebih mudah. Karena jika Rayya mengatakan bahwa itu pemberian dan kebaikan dari Arslan, Sofia akan menolaknya.
" yo. selamat pagi. " Ujar Rayya sambil melambaikan tangannya. "
Karena kaget, Sofia melempar ember ke arah Rayya sambil berteriak-teriak kyaaaaaaaa... ! Apa yang kau lakukan di sini. "
Karena kepalanya terkena lemparan dari Sofia, Rayya malah berteriak lebih keras lagi karena kesakitan. " Aduuhhhhh. . . Apa yang kau lakukan. ? Apakah begini caramu menyambut Tamu. ?
" Aaaa. Rayya. . . ! Apa yang kau lakukan disini. ? Ini masih pagi. ? " Ujar Sofia menyapa Rayya sambil menutup mulutnya. " Maaf aku melemparnya dengan ember, ku pikir kau adalah pencuri dalaman wanita. "
" gapapa kok. Aku baik-baik saja. mungkin terlalu pagi untuk ku datang bertamu. Tapi Justeru itu aku akan melakukan pekerjaanku, Arslan meminta tolong kepadaku untuk melakukan sesuatu. Yang terpenting adalah, bisakah kau tarik kata-kata mu mengatakan aku pencuri dalaman wanita. ! " Ujar Rayya sambil menjelaskan semuanya dengan panjang lebar dan mudah di mengerti
Karena penjelasannya terlalu membingungkan, Sofia bertanya kmbali. " Pangeran memintamu. ? apa yang di minta kepadamu. ? "
"Bukankah tadi sudah ku jelaskan, lalu bagaimana caraku menjelaskan lagi. Apa yah. ? Anu, kalo gak salah dia memintaku untuk membawamu dan keluargamu tinggal di sana agar kau tak terlambat bekerja, tenang saja, Ibumu akan mendapatkan pekerja sebagai pelayan mention, dengan begitu, setengah gajimu tiap bulan akan di potong untuk membayar hutang yang sudah kalian sepakati, dan sisanya untuk kebutuhan hidup kalian. "
Sofia yang mendengar kabar tersebut berlari menuju ibunya dan menyampaikan semuanya, tentu saja ibunya sangat senang akan hal tersebut. BAgaimana tidak, mereka yang hanya tinggal di bawah jembatan di gubuk berdinding papan bekas dan beratap bocor kini datang pertolongan bagi mereka. Namun Rayya terkadang heran kepada sahabatnya karena dia tak pernah ingin menunjukkan niat baiknya kepada siapapun dalam membantu orang lain. dia bahkan selalu menyembunyikan kebaikannya dengan alasan tidak ingin mencolok.
di sisi lain, Arslan bersama dengan Sebastian dan William pergi mernghadiri pertemuan yang di minta oleh ayahnya, bahkan Arslan sempat menolak dengan alasan tidak suka dengan keramaian, namun ayahnya justeru memaksanya karena mengatakan bahwa ini adalah pertemuan terpenting bagi negeri dan kerajaan mereka. Jika ayahnya begini, maka tak ada alasan baginya untuk menolak.
" Ne Sebastian. ! Menurutmu, pertemuan seperti apa yang di rencanakan Ayahanda sampai mengatakan ini sangat penting. ? Bukankah pertemuan sama saja, membahas tatanan negeri dan acara makan-makan, hal seperti itu bahkan bisa di lakukan oleh anak sekolahan lainnya, kenapa aku harus meninggalkan pekerjaanku. ? " Kata Arslan menunjukkan kebosanan di wajahnya.
" Mana mungkin kakakku tahu kan. kenapa tidak kau tanyakan langsung pada baginda Raja. " jawab William dengan nada yang berbeda sambil mencairkan kebosanan.
Sebastian yang menghormati Arslan sedikit terganggu dengan perkataan William dan mulai menegurnya. " William, hentikan nada bicaramu, dia adalah pangeran, lelaki yang akan menjadi Tuanmu di masa depan. Maafkan Adik saya tuan muda atas kelancangan mulutnya. "
Sedangkan Arslan yang ingin di perlakukan biasa saja tak akan memikirkan hal seperti itu apalagi marah, dia justeru menenangkan Sebastian agar tidak memarahi William. " Jangan terlalu di pikirkan, sebaiknya kau fokus menyetir agar tidak terjadi hal buruk dalam perjalanan. "
William malah menyalahkan pangeran, karena tak mau di panggil pangeran. " Tuh kan lihat sendiri, aku bilang juga apa. ? Kakak ku tak akan setuju jika aku tak bersikap formal padamu, lagi pula, apa salahnya aku memanngil mu dengan nama Pangeran atau Tuan Muda. "
Mungkin terlijhat konyol, tapi beginilah mereka, sikap Sebastian sangat hormat kepada Arslan, sedangkan Arslan ingin di perlakukan seperti manusia biasa pada umumnya. Namun ketika William mengikuti permintaan Arslan agar tidak terlalu formal kepadanya dalam waktu tertentu, Sebastian justeru marah kepadanya karena Kerendahan hati yang di milikinya terhadap Tuannya. Berbeda dengan Rayya yang sudah terbiasa dengan Arslan sejak masih kecil. Dia bahkan bersikap keras kepada Arslan ketika melakukan kesalahan-kesalahan, hal itulah yang membuat Arslan sangat menyukainya.
Dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar 30 menit, mereka tiba di sebuah gedung yang sangat megah dan sangat tinggi, di sana mereka melihat pemandangan yang sangat menakjubkan, tempat ini adalah gedung tertinggi di kota tersebut, pemilik gedung tersebut adalah seorang bangsawan dari negeri tetangga bernama negeri Zameera. Negeri Zameera sendiri adalah negeri yang selalu bekerjasama dengan negeri Phoenix sejak puluhan generasi sebelumnya.
Ketika keluar dari Mobil, sambutan hangat dari pelayan dengan senyum ramah menemani langkah kaki mereka di atas karpet merah dengan di iringi banyak wartawan yang meliput tentang pertemuan kedua pemimpin negara tersebut. Ketika sudah memasuki pintu pertama, Arslan melihat sosok gadis berniqab putih perak dengan gaya yang menawan, menggunakan gaun yang sangat indah berwarna putih. Tatapan mata yang indah dengan cela mata yang serasi, senyuman manis yang terpancar membuat matanya semakin bercahaya, siapa saja yang melihatnya akan terpesona, Wanita itu tampak kesulitan karena gaunnya terlalu panjang hingga menyapu lantai.
Arslan meminta William menyapa gadis itu, namun gadis itu memalingkan wajahnya karena malu, sehingga Arslan tak punya pilihan lain selain kembali keluar dan meminta seorang penjaga perempuan membantu wanita tersebut. Karena Arslan tahu bahwa wanita seperti itu tak akan Rido jika di sentuh oleh lelaki yang bukan dari keluarganya. Ini adalah hal yang jarang di kalangan wanita, Bahkan Arslan yang melihat itu untuk pertama kalinya, sangat tertegun dan kagum melihat betapa mulianya ahlak wanita tersebut dalam menundukkan pandangannya. Melihat hal itu, Arslan membiarkan gadis itu berjalan bersama penjaga wanita hingga tak terlihat untuk menjaga privasi sekaligus menghormatinya.
Tentu saja hal itu membuat Arslan sangat kagum dan merasakan kehangatan dari sikap wanita tersebut. " Sebastian, lihatlah wanita itu, sungguh pemandangan yang menyejukkan mata dan hati, wanita seperti ini sangatlah langka di masa ini. Ketika memandangnya, hati akan terasa tenang, karena aku pernah belajar dari guruku, bahwa wanita yang baik adalah, wanita yang apabila kau pandang, maka sejuk hatimu, tentram jiwamu ketika memandangnya. "
Setelah wanita itu sedikit lebih jauh darinya, Arslan melanjutkan langkahnya menuju ruangan yang di tentukan untuk di datangi. Karena dia tahu bahwa wanita dengan sikap seperti itu akan terus menjaga kehormatannya dan menjaga pandangannya kepada orang asing. Hal ini membuat Arslan menyadari betapa mulianya ahlak wanita tersebut dalam menjaga kehormatannya.