Ketika mereka tengah asik membicarakan soal perjodohan pangeran tersebut, terdengar sebuah ledakan dari koridor bawah dan membuat lampu mati. Hal ini menimbulkan kepanikan terhadap seisi gedung, karena suasana gedung sedang gelap gulita. Dengan sigap pengawal dari masing-masing melindungi tuan mereka. Termasuk William dan Sebastian.
William meminta kepada Sebastian untuk mengirimkan beberapa Helikopter untuk rute pelarian udara. Karena di khawatirkan akan ada banyak kendala jika melewati lantai bawah. Tak lupa William mengirimkan sinyal darurat kepada Rayya yang masih dalam perjalanan. Di karena kan adanya pertemuan tersebut, beberapa rute jalan harus di tutup dan menyebabkan kemacetan untuk sementara.
Terpaksa Rayya menerobos dan menunjukkan kepada polisi penjaga kartu identitasnya agar bisa lolos dari kemacetan tersebut. Karena khawatir kepada Arslan, Rayya sedikit panik dan kurang fokus menyetir mobilnya. " Bertahanlah Arslan, aku akan segera sampai, jangan lakukan hal bodoh agar kau tak terluka. " Ujar Rayya dengan penuh rasa khawatir dalam hatinya. Namun justeru karena kepanikannya, dia malah menabrak tiang Hydrant kebakaran di tepi jalan dan membuat kendaraan tak bisa lagi di gunakan, karena jalanan cukup ramai akibat kemacetan, Rayya langsung mendekati polisi yang ada di sekitar sana dan meminta bantuan agar meminjamkan kendaraan. Namun polisi justeru menganggap Rayya sebagai Kriminal lantaran Rayya penuh luka dan wajahnya tak di kenali karena penuh darah akibat kecelakaan tadi.
" Hoi polisi sialan, apakah kalian menantang ku untuk beradu keras kepala ,a tau kebodohan. ? Soal kebodohan aku tak pernah kalah dari siapapun, apalagi demi Pangeran. " Ujar Rayya yang saat ini sangat marah kepada polisi karena tak mau membantunya.
Sekeras apapun Rayya menentang di kantor polisi untuk meminta kendaraan ataupun bantuan tak ada yang percaya, karena memang jalur komunikasi sudah di tutup oleh pelaku kejahatan tersebut. Sehingga tak menutup kemungkinan, bahwa mereka tak bisa melakukan hubungan apapun. Melalui komunikasi atupun transmisi radio.
Karena sudah lelah berhadapan dengan polisi, Rayya memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut. Meskipun dia menjelaskan semuanya, tak ada artinya karena dia di anggap seorang pembohong. Ketika berjalan cukup jauh dari gerbang. Seseorang menemukan sebuah Handphone yang terjatuh di lumuri darah dan kaca sedikit retak. Di depan layar kunci terdapat Poto Rayya, Arslan dan William mengenakan pakaian sekolah di depan istana, saat itulah mereka benar-benar percaya bahwa Rayya adalah bawahan seorang pangeran resmi negeri tersebut. Seketika seorang polisi memanggilnya namun dia sudah tak terlihat, ada seseorang yang menggunakan mobil pribadinya untuk mengejar Rayya guna memberikan bantuan kepadanya.
Laki-laki paruh baya tersebut mengejarnya dengan mobil tua miliknya, lalu menemukan Rayya yang tengah berlari di bawah teriknya matahari. Lelaki itu menghentikan Rayya dan menjelaskan semuanya, lalu laki-laki itu berpesan bahwa dia mempercayakan keselamatan semuanya di sana, karena di sana ada putrinya yang bertugas sebagai penjaga. " Tolong selamatkan pangeran dan semua orang di sana. Selamatkan putriku jika bisa, aku mohon. " Ujar pria tersebut sambil meneteskan air mata. Lalu Rayya berangkat dengan kecepatan tinggi. Karena kasus jalan di tutup dia terpaksa harus memutar agak jauh. Di saat yang sama, polisi di belakangnya mengejar nya dan membuka sirine untuk membuka jalan untuknya, dengan begini Rayya bisa tersenyum karena ada yang membantunya untuk bisa sampai lebih cepat ke acara pertemuan tersebut.
Di sisi lain, di tempat pertemuan, Para bangsawan di giring menuju lantai atas karena ingin menaiki Helicopters, Arslan meminta kepada Sebastian untuk membantu petugas menggiring orang dan melindungi mereka. Setelah semua bangsawan meninggalkan gedung, yang tersisa adalah Arslan, Sebastian, William. Mereka akan segera keluar dari tempat tersebut dan melompat menggunakan sebuah parasut, namun seseorang lagi berteriak memanggilnya Dar balik reruntuhan.
Hal ini membuat Sebastian yang sudah melompat terlebih dahulu melihat dan membalikkan badannya kearah atas dan melihat Arslan memberikan jempol untuknya menandakan bahwa dia telah melakukan pekerjaan terbaik. Arslan bermaksud membiarkan Sebastian dan William untuk selamat dan tinggal untuk sementara menyelamatkan Wanita di balik reruntuhan tersebut. Namun William memutuskan untuk tinggal bersamanya. Dengan begini, Sebastian meminta kepada para petugas untuk mengirimkan Helikopter untuk Sang Pangeran yang masih terjebak di sana. Setelah membongkar reruntuhan tersebut, Rei melihat Seorang petugas Wanita dan di sana terdapat Wanita mengenakan Niqab, sudah pasti dia adalah Maheera yang tak berhasil keluar dari tempat tersebut. Karena dia sedang dalam keadaan pingsan, Arslan mengangkat Maheera dengan skuat tenaga untuk pergi ke lantai atas karena mendengar suara Helikopter mendekat.
Setalah berada di atas gedung, Helikopter terlihat baik-baik saja, sampai Arslan melihat Pilotnya Berlumuran darah di bagian dada. " William. . . . . ! Jangan kesana, lihatlah pilotnya sudah gugur. " Ujar Arslan berteriak memanggil William di balik bising suara angin dan helikopter yang sangat ribut.
Helikopter tersebut tiba-tiba miring dan menabrak sisi gedung dan menyebabkan ledakan besar di sekitar atap gedung tersebut. Karena Arslan merasa bahwa bantuan da i militer angkatan udara akan terlambat, Arslan mengutarakan pendapatnya kepada William dan petugas wanita.
Arslan memberikan sebuah pernyataan sumpah kepada William agar mau mendengarkan perkataannya. " William. ! Apakah kau mengingat sumpah seorang pelayan terhadap Tuannya. dan juga Kau adalah petugas wanita, apakah kau mengingat sumpah saat di Lantik di kepolisian. ? "
" Tentu saja aku ingat, tapi sekarang bukan saatnya membahas itu. Seorang bawahan harus mematuhi perintah Tuannya selama itu tidak mengajak kepada keburukan. " Jawab William dengan sedikit rasa khawatir.
Petugas wanita juga menambahkan. " Aku juga mengingat sumpah itu. Seorang perwira harus mematuhi pemerintah dengan taruhan nyawa menjalani perintah tersebut selama tidak mengajak kepada keburukan. "
Arslan melanjutkan perkataannya kepada mereka. " Penuhilah sumpah kalian dan Patuhi perintah ku. Kenakan parasut ini dan bawa Putri bersama kalian, aku akan memeriksa kedalam, Aku khawatir masih ada orang yang tertinggal di dalam. "
" Sebenarnya ada satu temanku lagi masih terjebak di lantai bawah tangga, kami terpisah saat terjadi ledakan. " Ujar petugas wanita itu sambil menunjuk ke bawah tangga dari atas pintu.
" Baiklah, laksanakan perintah ku dan pergi dari tempat ini bersama Putri Maheera. " Jawab Arslan dengan harapan bahwa dia akan bisa menyelamatkan orang-orang yang tersisa.
Namun, William yang tak menerima keputusan dari Arslan mulai kehilangan kendali dan tertelan emosi. " Apa yang kau katakan, kita akan turun bersama, kau adalah pangeran dan Raja di masa depan, bagaimana mungkin aku meninggalkan mu di sini. " Ujar William sambil menarik kerah baju milik Arslan yang di lumuri darah.
Namun Arslan semakin serius dan menatap kearah William sambil meyakinkan agar dia segera melompat. " Diam dan lakukan perintahku. Seorang calon Raja tak akan pernah meninggalkan Rakyatnya meskipun dengan taruhan nyawa. "
Dengan air mata yang menetes di pipinya, William mengikat Maheera bersamanya dan mengendong petugas wanita tersebut untuk terjun dari lantai 135 dengan ketinggian yang sangat tinggi. Dengan berat hati dan sedih William mengucapkan terimakasih kepada Arslan dan berusaha terlihat tegar. " Terimakasih Tuanku, kau adalah yang terbaik. Aku akan memastikan untuk menjalankan perintah mu dengan baik. Kembalilah bersama kami dengan selamat. " Kemudian William terjun dari sana dan membuka parasut sambil terus meteskan air mata harapan agar Arslan bisa kembali dengan selamat.
Setelah berhasil menyelamatkan seorang wanita di tempat yang di katakan tadi, Wanita itu mengalami patah di bagian kakinya karena tertindih reruntuhan, dan mengalami pergeseran sendi di beberapa tubuhnya yang membuatnya tak bisa bergerak bebas. Dengan penuh harap Rei menaiki Lantai teratas, namun bantuan tak kunjung sampai, sehingga Rei memutuskan untuk memasang Parasut terakhir kepada Wanita tersebut sebelum gedung tersebut Roboh. Karena hanya ada satu parasut yang tersisa, itupun hanya bisa mampu Manahan satu orang saja.
Belum sempat Arslan memasangnya, Gedung tersebut Roboh dan mulai miring perlahan-lahan akan terjatuh, ini akhirnya membuat Arslan pasrah. Dengan suara lemas Daan sayu, Arslan bergumam dalam hatinya. " Haaaahh, sepertinya inilah akhirku, aku berpikir bisa menyelamatkan orang-orang, tapi aku justeru berakhir seperti ini. Pahlawan itu memang tak pernah ada di dunia nyata, itu hanyalah sebuah hayalan saja. Haaaaahhh, maafkan aku, aku tak. Isa menyelamatkan mu, semoga saja orang Tuamu memaf kan aku karena tak mampu melakukan apapun untukmu. " Ujar Arslan dengan penuh pasrah dan kesedihan sambil memeluk erat wanita tersebut, dengan tujuan, jika salah satu di antara mereka mati ataupun keduanya mati, jasad mereka tak terpisah dan udah di temukan.
Tiba-tiba terlihat dari jauh Sebuah Mobil Tua yang melompat dari jendela gedung sebelahnya dan mendekatinya. Di sana hanya ada seutas tali yang bentangkan, dan kesempatan itu hanya sekali saja. Arslan yang sudah lemah mengikat Wanita tersebut menggunakan tali parasut dan meraih tali tersebut. Dia berhasil meraih talinya namun karena lemahnya otot tangannya yang mengalami Banyak luka sehingga membuat tali yang dia pegang hampir terlepas. Karena tak kuat menahan wanita tersebut dengan satu tangan, akhirnya Arslan melilitkan tali ke tangannya lalu melilit bahunya, padahal bahunya sudah terkilir. Ini dilakukan agar si wanita yang dia bawa tak mengalami luka tambahan dan sakit yang lebih parah.
Beberapa puluh meter sebelum mendarat dari udara, Mobil Tua tersebut mengeluarkan parasut dan memperlambat gravitasi Merry, namun Tak ada yang menyadari, siapa sebenarnya orang pemberani yang menerbangkan mobil untuk menyelamatkan Pangeran.