Serius, ada sesuatu yang terjadi dengannya dan juga si kembar. Rasanya, akhir-akhir ini mereka selalu berkeliaran di sekitarku seperti logam dengan magnet. Pasti ada semacam persaingan yang terjadi antara si kembar dan William.
"Tidak apa-apa, Princess." Dia berbicara dengan lembut. Kemudian, dia menarikku mendekat dan memelukku, lalu dagunya ia letakkan di atas kepalaku. "Aku tidak keberatan sama sekali. Kamu hanya perlu istirahat."
"S-senior William ...." Aku berbisik.
Rasanya aku ingin tertidur lagi dalam pelukannya. Dipeluk dalam sebuah pelukan yang selembut pelukan William, membuatku merasa seperti berada di rumah bersama Max; dan saat aku memejamkan mata, aku bisa membayangkan bahwa aku sedang duduk di sofa dan kakakku menarikku ke dekatnya dengan satu tangan yang melingkari bahuku. Meskipun dia tidak di sini, di London bersamaku, aku merasa vibesnya tetap ada di sini.
"Berapa lama lagi kita sampai ke Hawai, Senior?" tanya Axel sementara William melepaskanku dan aku akhirnya bisa duduk di kursi.
"Seharusnya tidak lebih lama lagi," jawab William. "Lagi pula, Daddy sekarang sedang bermain dengan anak-anaknya! Utututu ... anakku yang imut."
William terlihat seperti pria tua sekarang, dia merangkul kami dan memeluknya erat. Yah ... seperti yang Axel pernah katakan, William menganggap dirinya sebagai seorang 'Daddy', tapi aku tidak berpikir bahwa aku juga termasuk ke dalam bagian dari keluarganya. Well ... berpura-pura atau tidak, aku senang memiliki keluarga di sini. Dengan begitu, aku tidak akan sering rindu rumah lagi.
Tiba-tiba, lantai di bawah kami tersentak, seolah-olah kami menabrak pot di jalan, dan setelah sedikit bergoyang, aku jatuh kembali, mendarat di kursi.
"Kamu baik-baik saja, my dear?" tanya William. "Aku seharusnya memperingatkanmu bahwa akan ada beberapa turbulensi selama penerbangan."
"Tidak apa-apa, sungguh," jawabku. "Itu hanya ... tunggu, apa?"
Aku berbalik untuk menatap ke luar jendela, dan kalian tahu? Aku tidak lagi berada di dalam limusin melainkan terbang di udara dengan awan putih yang menggembung menggantikan jalan aspal. Setelah melihat ke sekeliling, aku menyadari bahwa ini bukan limusin, ini adalah pesawat pribadi, mungkin milik William. Yah, pemandangan di luarnya bagus, meskipun pemandangannya persis sama. Hanya ada awan yang putih.
"Kamu tertidur sepanjang perjalanan ke bandara," jelas Axel. "Senior tidak ingin membangunkanmu, jadi dia menggendongmu ke dalam pesawat."
"Aku tidak bisa membangunkanmu," tambah William dengan suara ceria. Kemudian dia mulai berputar-putar, dan ... mengapa bintang-bintang itu ada di matanya?
"Kamu sangat imut! Sama seperti putri tidur!" lanjutnya.
Axel dan aku hanya menatapnya saat dia terus berputar di sekitar ruangan, tidak menyadari apa pun yang dia tabrak. "Apakah dia biasanya bertingkah seperti ini?" tanyaku pada Axel. Yah ... kemungkinan dia sedang jetflag.
"Sekali-sekali," jawabnya.
***