Chereads / Libra Academy / Chapter 32 - We've Arrived

Chapter 32 - We've Arrived

Setelah duduk sekitar setengah jam lagi, suara pilot di interkom memberi tahu kami bahwa kami akan segera mendarat. Kami bertiga kemudian kembali duduk, menekuk kursi. Saat aku menatap ke luar jendela, pesawat itu turun melalui dinding awan tebal sebelum sekelompok pulau yang ditanam di lautan mulai terlihat dengan jelas seiiring mendekatnya pesawat ke arah itu.

Begitu roda bersentuhan dengan landasan dan pesawat berhenti sepenuhnya, pintu samping dibuka, lalu Axel dan aku keluar lebih dulu, sementara William di urutan terakhir.

Aku harus melindungi mataku dengan tangan saat sinar matahari yang menyilaukan menyapa. Karena aku berada di pesawat dan tertidur selama sekitar satu jam, mataku harus beradaptasi dengan kecerahan untuk sementara waktu. Setelah itu, aku mengambil koperku dari ruang kargo.

Tepat ketika beberapa koper terakhir ditarik keluar, sebuah limusin hitam berhenti di samping pesawat. Begitu berhenti, sopir membuka pintu, kemudian Axel dan William mulai berjalan ke limusin dengan barang bawaan mereka. Aku menebak bahwa itu adalah suruhan Oliver untuk menjemput kami dan membawa kami bertiga ke vila. Jadi tanpa ragu, aku mengikuti Axel dan William ke belakang limusin, meletakkan koperku di samping sana. Perjalanan ke vila keluarga Oliver hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit, dan pada saat kami bertiga melangkah keluar, aku berdecak kagum pada pemandangan itu.

Hawai benar-benar mengagumkan! Pantai pribadi milik keluarga Stamberd terbentang di sepanjang garis pantai hingga pegunungan. Ada beberapa batu menutupi pantai, beberapa lebih besar dari yang lain, sehingga bisa digunakan untuk memanjat dan berdiri di atasnya. Ombaknya kecil, tidak bisa digunakan untuk berselancar; dan angin laut terasa hangat saat berembus melalui rambutku. Aku menghirup udara laut dalam-dalam. Benar-benar sangat menyegarkan!

Oke, mari menikmati liburan singkat ini dengan menyenangkan, sebelum sekolah kembali dimulai!

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari kejauhan. Suaranya terdengar tenang. "William!"

Kami bertiga menoleh untuk melihat siapa yang memanggil, dan ternyata dia adalah Oliver. Dia mengenakan kemeja putih lengan pendek yang kancingnya dibiarkan terbuka, sedangkan di dalam ia mengenakan kaos dengan warna senada, celana pendek berwarna krem, dan sandal cokelat. Seperti biasa, dia membawa buku catatannya di tangan kanannya, sementara tangan kirinya ia masukkan ke dalam saku celana. Senyum kecil menghiasi wajah Oliver, sementara lensa kacamatanya berkilau ketika sinar matahari menerpa ke arahnya.

"Oh, Oliver!" jawab Axel sambil mengangkat kopernya dari kursi belakang. "Semuanya sudah diatur?"

"Semuanya sudah disiapkan untuk tamu kita," jawab Oliver, dia berhenti di depan kami. Kemudian, dia menoleh ke Axel dan aku secara bergantian. "Aku senang melihat kalian bisa berada di sini, Axel dan Ariel."

***