Chereads / Hanya Untuk Cinta / Chapter 14 - Bab 14. Hanya Untuk Cinta 14

Chapter 14 - Bab 14. Hanya Untuk Cinta 14

"Kau Gressylia?" ucap Raja Carlin yang lebih tepatnya menanyakan nama pemuda di depannya.

"Benar Baginda Raja, Hamba Gressylia."

Saat ini Raja Carlin terlihat menyunggingkan senyum miring tercetak jelas di wajahnya, membuat Putri Cerllynda berkali-kali merasa takut dengan ekpresi ayahnya yang demikian.

"Apa pekerjaanmu?" tanyanya lagi, seakan ingin mengintrogasi seluruh tentang Gressylia.

"Hamba hanya bekerja sebagai pemungut kayu bakar dan menjualnya pada bangsawan dan pasar," jawab Gressylia dengan jujur tanpa memberikan sedikit yang lebih dari itu semua.

"Apa yang telah kau lakukan kepada putriku pemuda miskin? Bagaimana bisa dia mencintai pemuda miskin sepertimu!"

Deg. Rasanya seakan tergores belati pada hati Putri Cerllynda, ayahnya kini mencela Gressylia karena memang dia pemuda yang miskin. Dia tidak terima dengan semua ini, Gressylia boleh miskin, tidak memiliki jabatan, derajat ataupun kehormatan, tapi Gressylia adalah orang yang hebat dan baik hati, itulah yang membuat Putri Cerllynda jatuh cinta.

"Ayah!" pekik Putri Cerllynda hendak membela Gressylia, namun ayahnya langsung mengangkat tangannya memerintahnya untuk diam dan tidak membuka mulut.

"Hamba tidak melakukan apa pun Baginda Raja. Maafkan Hamba yang sudah lancang karena mencintai Tuan Putri," ucap Gressylia dengan wajah tertunduk.

Dia tahu sekali, mencintai seorang putri tercantik dan seorang Putri Mahkota Kerajaan Carvandalle itu adalah hal yang memalukan baginya yang hanya sebagai pemungut kayu bakar.

"Apa yang akan kau berikan pada putriku saat kau menikahinya? Apakah kau akan memberinya makan dengan cinta?! Dengan nasi dan makanan murahanmu itu?! Apakah kau dapat membelikannya pakaian mewah dan bagus? Membuatnya bahagia? Bisakah?"

Sungguh, Putri Cerllynda tidak tahan dengan semua hal yang dikatakan ayahnya kepada Gressylia, bagaimanapun dia mencintai Gressylia dan dialah pula yang memaksa Gressylia untuk melakukan ini. Ini semya salahnya karena terus memaksa Gressylia yang berakhir denganbharga diri yang diinjak-injak tanpa ampun.

"Ayah! Jangan berkata demikian! Aku mohon, aku lebih mengenalnya dari pada Ayah, aku mencintainya dengan tulus. Ayah, dia-"

"Diam! Apa yang dia lakukan padamu sehingga dibutakan olehnya! Apakah dia menghasutmu agar menjadi orang kaya, bahkan akan menjadi Raja Carvandalle?!"

Putri Cerllynda menggeleng kuat-kuat mendengar ucapan ayahnya itu, air matanya perlahan kembali keluar, dia tidak tahan melihat ayahnya yang merendahkan orang lain, terlebih lagi dialah orang yang dicintainya.

"Hamba tidak melakukan apa pun kepada Tuan Putri Cerllynda, Baginda Raja. Hamba memang miskin tak berharta, bahkan sangat rendah di mata Baginda Raja. Tapi, Hamba akan berusaha membuat Tuan Putri bahagia, ada untuknya setiap saat, dan melindunginya dari berbagai mara bahaya. Jika Tuan Putri terluka, Hamba bersiap untuk Anda penggal, Baginda Raja."

Kali ini Gressylia tak lagi menudukkan wajahnya. Dia harus meneruskan perjuangan Putri Cerllynda, maka dia harus berani pula melakukan ini semua. Dia terlihat cukup berani saat memandangi wajah Raja Carlin. Pikirannya menerawang ke satu tahun yang lalu, sebuah masa lalu yang memilukan yang mengubah drastis kehidupannya. Dengan susah payah dia melupakan masa lalu itu, namun kini telah hadir kembali.

"Kau pria yang luar biasa rupanya! Tapi, asal kau tahu pemuda miskin, sampai kapan pun aku tidak akan menikahkan putriku dengan pemuda sepertimu. Kau menginjakkan

kakimu di sini saja aku tidak sudi!" tegas Raja Carlin yang terang-terangan menolak mentah-mentah Gressylia untuk putrinya.

"Ayah," lirih Putri Cerllynda yang sudah menangis mendengar semua ucapan ayahnya, sedangkan mereka berempat menyeringai penuh kemenangan, meski dia masih dapat melihat Dario yang biasa-biasa saja, dia sedikit berbeda dengan yang lainnya.

"Dengarkan aku Putriku! Aku tidak akan pernah mau menerima dia sebagai calon suamimu, tentu kau tahu itu bukan. Matamu telah dibutakan olehnya, telingamu telah ditulikan untuk tidak lagi mematuhi aku sebagai ayahmu."

Raja Carlin berbicara dengan nada yang tegas, namun berhasil menyayat hati Putri Cerllynda. Air matanya meluncur begitu saja dengan deras.

"Mungkin Ayahanda benar jika aku dibutakan dan ditulikan karena cinta, tapi aku tidak salah memilih, Ayah. Dengan mencela dan merendahkannya itu membuatku sakit Ayah, kau itu seorang raja yang seharusnya mengayomi orang-orang bawah! Bukan merendahkannya seperti ini! Kenapa dunia ini sangat kejam Ayah? Kenapa? Kenapa kehormatan dan derajat dilihat dari harta bendanya? Kenapa Ayah? Kenapa orang miskin tidak dapat memiliki sedikit saja kehormatan? Kenapa Ayah? Asal Ayah tahu! Aku sejak lama tidak menyukai sikap kau yang satu ini, kau selalu merendahkan orang yang lebih rendah darimu. Apa Ayah tidak pernah berpikir bagaimana jika ada di posisi orang tersebut!"

Plakkkk

Putri Cerllynda memalingkan wajahnya, tangan besar ayahnya kini menamparnya dengan cukup kencang untuk pertama kalinya, sakit sekali, tapi tidak sebanding dengan sakit hati yang dia rasakan, begitu juga dengan Gressylia.

"Berani kau menceramahi Ayahmu, Cerllynda!!!" hardik Raja Carlin dengan wajah merah padam, dia tampak sangat marah pada putrinya yang sekarang sudah berani berkata kasar kepadanya.

Gressylia yang melihat itu tidak ingin diam saja seperti patung, diam-diam dia mengepalkan lengannya, apalagi melihat pipi kanan Putri Cerllynda yang memerah karena tamparan Raja Carlin. Tapi apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan Putri Cerllynda dan mewujudkan mimpinya ini. Dia lebih sadar diri sebagai pemuda miskin yang tak memiliki kehormayan, bahkan dia baru satu tahun tinggal di Carvandalle.

"Baginda Raja, Hamba mohon jangan sakiti Tuan Putri jika Anda tidak merestui hubungan kami." Raja Carlin langsung mengangkat tangannya ke arah Gressylia, memerintahkannya untuk diam.

"Jangan katakan apa pun pemuda tidak tahu diri!"

Raja Carlin mengeram, dia sangat kesal, kecewa, marah, tapi dia masih dapat menahan semua ini, apalagi melihat putri tunggal kesayangannya itu menangis dengan tersedu-sedu, wajahnya yang sangat mirip mendiang istrinya itulah yang membuatnya merasa iba kepada putrinya.

"Baiklah, ini adalah kesempatan terakhir untuk kalian berlima. Bertarunglah! Pemenangnyalah yang akan menikahi putriku!"

Semua orang mengangkat wajahnya, terlihat mereka tersenyum senang sekaligus tersenyum miring dengan apa yang baru saja Raja Carlin katakan.

"Cerllynda! Pergi ke kamarmu!" titah Raja Carlin yang kini tidak dapat dibantah, gadis itu langsung berlari saat ayahnya menghardik dengan suara tagas dan keras.

"Sekarang kalian semua boleh pulang," ucap Raja Carlin yang kemudian meninggalkan kelima pemuda itu dengan raut wajah yang berbeda-beda.

"Hey Gress! Sepertinya kau harus bersiap kalah!" ucap Cardwell dengan senyum miringnya, menepuk pelan pundak Gressylia dan berlalu.

"Benar-benar kau tidak tahu diri ya, sepulang dari sini berkacalah! Siapa dirimu? Berani-beraninya mencintai Tuan Putri!"

Gressylia hanya diam mendengar ucapan itu, dia segera meninggalkan kerajaan dengan hatinya yang hancur, begitu pula dengan setengah hatinya yang tertinggal di kerajaan. Dia mengkhawatirkan Putri Cerllynda, apakah gadis itu masih menangis? Sungguh hatinya benar-benar sakit, sesakit inikah mencintai orang yang seharusnya tidak dia cintai.

"Kenapa kau lakukan ini Putri Cerllynda?" lirihnya sambil memejamkan matanya, menghirup udara yang sudah panas di luar sana. Lagi dan lagi kenangan masa lalu muncul diingatannya, dia tersenyum miris saat mengingat semua itu.