Chereads / Hanya Untuk Cinta / Chapter 19 - Hanya Untuk Cinta 19

Chapter 19 - Hanya Untuk Cinta 19

Semakin lama suasana di lapangan tersebut semakin ramai oleh suara yang terus menyuraki kedua orang yang tengah bertarung itu.

Pangeran Cerdwell tersenyum miring pada Gressylia, entah apa yang ddia lakukan hingga saat ini Gressylia tersungkur tanpa dapat berdiri lagi. Tubuhnya seperti kaku, dia sama sekali tidak merasakan sakit ataupun yang lainnya.

"1, 2, 3! Baiklah pemenangnya adalah Pangeran Cardwell!" seru sang panglima yang melihat Gressylia tidak lagi mampu untuk berdiri.

"Dia curang," gumam Gressylia masih dengan posisinya yang tidak dapat menggerakkan tubuhnya.

Kedua adiknya yang melihat itu langsung berpelukan dan menangis sejadi-jadinya. Keduanya berlari meninggalkan posisinya berdiri untuk menghampiri kakak mereka.

Sedangkan Putri Cerllynda tidak dapat melihat semua ini, kedua pipinya sudah basah oleh air mata, kedua lengannya menutup mulutnya yang memang mengeluarkan suara isak tangis dan hampir berteriak melihat Gressylia demikian.

"Kakak! Kau baik-baik saja? Pangeran Cardwell curang," ucap Rana yang berusaha membangunkan kakaknya itu.

"Baiklah semuanya. Karena Pangeran Cardwell pemenangnya, maka dialah yang akan menikahi putriku, Cerllynda!" seru Raja Carlin mengumumkan kembali sang pemenang yang akhirnya dapat menikahi putrinya.

"Aku keberatan Baginda Raja!" teriak Rana sambil berdiri dengan berani menghadap Raja Carlin dengan matanya yang menatap pria itu dengan amarah. Dia tidak terima kakaknya dicurangi.

"Diam kau anak kecil! Tahu apa kau tentang ini?" ucap Pangeran Cerdwell dengan kasar pada Rana.

"Pangeran Cardwell telah curang! Dia bertarung tidak jujur Baginda Raja, dia menggunakan kemampuannya untuk membuat kakakku kaku dan tidak dapat bergerak, bukankah itu pelanggaran? Jika kakakku mau, aku yakin dia telah membunuhnya!" tegas Rana mengutarakan ketidakterimaan dengan semua ini.

Putri Cerllynda yang mendengar itu merasa terharu, anak sekecil Rana mampu mengatakan hal demikian. Dia berharap ayahnya melakukan sesuatu, atau setidaknya mengulangi pertarungan ini jika tidak memenangkan Gressylia.

"Ampun Baginda Raja, apakah Anda percaya dengan perkataan anak kecil seperti dia? Dia hanya tidak terima kakaknya kalah," ucap Pangeran Cardwell membela diri sekaligus mencoba meyakinkan sang raja untuk memercayainya.

"Benar, anak kecil, pertarungan ini sudah selesai. Pangeran Cardwell-lah pemenangnya. Jadi, kau harus menerima ini. Lebih baik kau bawa kakakmu itu untuk pulang!"

Rana benar-benar marah, dia mengepalkan kedua lengannya kuat-kuat. Saudari kembarnya ikut bangun dan menyentuh pundaknya dengan pelan sambil menggelengkan kepalanya.

"Baiklah semuanya, aku umumkan jika pernikahan putriku Cerllynda akan dilaksanakan minggu depan!" ucap Raja Carlin mengumumkan pernikahan tersebut.

Dia langsung menyeret putrinya sebelum dia berontak dan berteriak tidak terima jika Gressylia dikalahkan. Dia melirik ke tengah lapangan sana, pemuda yang dicintainya itu masih diam kaku sambil menatapnya dengan nanar.

"Maafkan aku Putri Cerllynda," gumam Gressylia yang sudah tidak mampu melakukan apa pun lagi.

"Dengar pemuda miskin! Sampai kapanpun kau tidak akan pernah dapat memilikinya," ucapnya dengan suaranya yang dingin dan senyumannya yang lebih pantas disebut seringaian itu. Dia langsung mengikuti langkah Raja Carlin dan putrinya, meninggalkan Gressylia dengan kedua adiknya itu.

"Kakak," lirih Rana yang memeluk Gressylia erat, begitu pula dengan Rina, dia ikut memeluk kakaknya.

"Aku akan membantu Kakak," ucap Rana menyentuh tangan Gressylia, seketika tubuhnya dapat kembali bergerak. Dia tersenyum kecil, membelai pipi kedua adiknya itu. Dia menciumi pucuk kepala keduanya, dia sangat menyayangi mereka berdua.

"Seharusnya kalian tidak harus seperti ini," batin Gressylia kembali mengingat satu tahun lalu yang menyedihkan itu.

"Ayo kita pulang. Tidak ada lagi yang dapat kakakmu ini lakukan!" ajak Gressylia sambil bangkit dari posisinya, meraih tangan kedua adiknya dan mengenggamnya. Dia membawa kedua adiknya di dua sisinya itu berjalan beriringan dengannya untuk pulang ke gubuk reyotnya yang sudah hampir robuh itu.

Sedangkan Putri Cerllynda hanya diam mengikuti setiap langkah kaki ayahnya di sampingnya itu. Air matanya terus menetes, sedangkan di belakangnya ada Pangeran Cardwell yang berjalan tak jauh darinya. Dia membenci pria itu, bagaimanapun dia tidak menyukai semua hal tentang pria itu.

"Ayah, Pangeran Cardwell curang! Aku yakin Ayahanda mengetahui ini, tapi kenapa Ayahanda tidak membela kebenaran?" ucap Putri Cerllynda akhirnya membuka mulutnya sejak tadi dia tidak berani mengatakan apa pun.

"Dengar Putriku! Dia sudah kalah, tidak ada kecurangan. Kau harus menerima semua ini. Dia telah kalah, minggu depan kau akan menikahi Pangeran Cardwell. Dia lebih pantas untukmu," ucap Raja Carlin tegas pada putrinya itu.

Putri Cerllynda tersenyum miris mendengar ucapan ayahnya. Dia tidak tahu bagaimana jeleknya peranggai Pangeran yang dia katakan pantas itu. Bahkan, dia terlihat rendah di mata Putri Cerllynda, dia selalu melihat Pangeran Cardwell itu tidak baik di matanya. Apalagi jika bukan ulahnya di academi membuatnya merasa kesal, marah, dan tidak menyukainya. Meski demikian, dia juga mengetahui jika banyak gadis yang menginginkannya. Semua itu karena dia seorang pangeran juga dia tampan, ya dapat dikatakan jika dia tampan. Tapi semuanya itu kalah oleh Gressylia baginya.

"Ayahanda benar! Aku memang tidak menerima kekalahan ini, tapi Ayahanda salah menilai pangeran sialan itu, dia tidak sebaik yang kau pikirkan! Aku lebih mengetahuinya dari pada Ayah!" tegas Putri Cerllynda yang tidak mau mengalah pada ayahnya itu. Bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi padanya juga Gressylia.

"Plaaak!"

Satu tamparan mengenai pipinya. Rasanya sangat perih sekali, mungkin pipinya berwarna merah, mencetak telapak tangan yang baru saja menampar pipinya itu. Bahkan bibirnya mengeluarkan darah akibat kerasnya tamparan ayahnya, ini adalah kedua kalinya telapak tangan ayahnya itu menamparnya. Tapi, semua itu tidak terlalu menyakitinya. Karena hatinya lebih terasa sakit dari pipinya ini. Dia tersenyum miris sambil menatap mata ayahnya.

"Ayahku membela orang lain yang berbuat curang dari pada anaknya sendiri! Hahahaha!" Putri Cerllynda tertawa dengan sendirinya meski tidak ada yang lucu dari perkataannya batusan.

"Ini sangat mengejutkan Ibunda, sangat mengejutkan hahaha. Ayahku, tidak lagi memepercayaiku. Ayahku lebih memercayai orang lain. Ibunda, apa pendapatmu tentang ini hah? Lihatlah aku! Ayahku berani menamparku dengan sangat keras!" lanjut Putri Cerllynda lagi sambil meliuk-liukkan tubuhnya membelai poto keluarganya, lebih tepatnya membelai wajah sang bunda yang dia rindukan itu.

"Diam!" teriak Raja Carlin lagi.

Bahkan tangannya itu sudah siap menampar pipi putrinya untuk ketiga kalinya. Tapi, dia berhenti tepat di depan wajah sang putri yang basah oleh air mata yang sudah mulai mengering itu. Putrinya itu tersenyum miris pada ayahnya.

"Kenapa berhenti Ayahanda? Kenapa kau tidak lagi menamparku? Ini pipiku yang selalu kau belai ini, tampar aku sekeras yang kau inginkan. Aku Ayah! Cepat Ayah! Kenapa kau hanya diam hah? Menyedihkan," ucap Putri Cerllynda lagi sambil terkekeh dengan sendirinya di akhir kalimatnya.

"Pangeran Cardwell yang terhormat. Nikmatilah kemenanganmu!" bisik Putri Cerllynda yang kini meliukkan tubuhnya mendekati Pangeran Cardwell sambil menyentuh pundak pria itu. Dia tersenyum miris dan berlalu dari sana pergi ke kamarnya. Hatinya hancur saat ini, ayahnya yang selama ini menyayanginya, memercayainya, bahkan melakukan apa pun untuknya, kini dia berubah drastis hanya karena Pangeran Cardwell.