Setelah kepergian Raja Carlin, Gressylia terdiam sendirian, ada banyak bayangan tentang Putri Cerllynda yang melintas di kepalanya. Perlahan air matanya menetes, dia mencintainya, dia tidak ingin kehilangannya, dia mengkhawatirkannya. Tapi, untuk saat ini apa yang harus dia lakukan? Gressylia tidak tahu langkah apa yang harus di ambil meski dirinya sudah berjanji kepada Raja Carlin untuk mencari sang putri dan menyerahkan nyawanya pada sang raja.
Jika dia pergi mencari sang putri, lalu siapa yang akan menjaga Rana dan Rina? Itulah yang kini Gressylia pikirkan. Adiknya itu masih sangat kecil walaupun mereka terlihat dewasa dan mandiri dari pada anak-anak seumurnya. Tapi, tetap saja mereka masih sangat kecil untuk dia tinggalkan. Gressylia sendiri sudah berjanji pada mendiang ayah dan ibunya untuk menjaga keduanya.
"Tidak mungkin aku meninggalkan mereka, juga tidak mungkin aku membawa mereka dalam mencari Putri Cerllynda," gumam Gressylia yang rupanya tidak sadar dengan kedua adiknya yang berdiri di sampingnya dan mendengar keluhan kakaknya itu.
Rana dan Rina bersamaan memegang lengan Gressylia dari dua sisi membuat Gressylia menunduk untuk melihat dua tubuh mungil itu ada di kedua sisinya. Dia tersenyum kecil dan berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan keduanya.
"Kau tidak perlu risau tentang kami, Kak. Pergilah dan temukan Tuan Putri. Aku dan Rina dapat menjaga diri di sini sampai Kakak kembali," ucap Rana dengan serius yang dibalas anggukan oleh Rina.
Gressylia tersenyum miris melihat keduanya. Hari ini dia membuat kedua adiknya itu bersedih karena masalah yang dia alami. Sejenak Gressylia merutuki dirinya sendiri yang telah membuat keduanya bersedih.
"Bagaimana mungkin aku tidak mengkhawatirkan kalian di sini, jika saja ada orang dewasa yang menjaga kakian aku aku akan lebih tenang untuk pergi. Rana, Rina," ucap Gressylia yang sedih melihat wajah polos yang menggemaskan itu, bahkan adanya dirinya di sisi mereka saja tidak terawat.
Lihat saja tubuh kurus mereka, Gressylia sangat merasa sedih. Sejenak dia kembali ke satu tahun yang lalu sebelum semuanya seperti ini. Kedua adiknya hidup dengan aman dan bahagia, mereka tidak memiliki tubuh sekurus ini.
"Kakak, percayalah pada kita," ucap Rina membalas perkataan kakanya.
"Rana, Rina, bagaimana mungkin kalian dapat hidup tanpaku. Adanya aku di sini merawat kalian pun demikian, kalian berdua tampak sangat kurus dan tak terawat. Bagaimana mungkin kalian dapat merawat diri sendiri, bagaimana kalian makan nanti?" ucap Gressylia yang sangat mencemaskan kedua adiknya.
Rana dan Rina tersenyum kecil kepada kakaknya. Mereka memeluk kakaknya bersamaan membuat Gressylia sangat terharu dengan semua yang dilakukan adiknya itu.
"Jangan cemas Kak. Kau tidak perlu merasa bersalah karena tidak memenuhi kebutuhan kami. Kau lebih berharga dari apa pun, pergilah dan pulang dengan cepat dan hidup Kak. Kau tahu kita tidak dapat hidup tanpamu, jadi hiduplah untuk kami Kak," ucap Rana dengan yakin membuat air mata Gressylia lolos.
Dia menangis sambil memeluk kedua adiknya. Sungguh dia merasa sangat bahagia memiliki mereka berdua dalam hidupnya, setidaknya dia tidak sendiri di dunia yang luas ini.
"Kau harus percaya pada kami Kak, kami akan menunggumu kembali," ucap Rina lagi dengan tenang.
Gressylia melepaskan pelukannya dan tersenyum kecil di depan mereka, menciumi pucik kepala keduanya dengan penuh kasih sayang. Dia menarik napasnya dengan perlahan, sungguh berat jika harus meninggalkan keduanya di tempat ini.
"Baiklah jika itu mau kalian. Aku akan melakukannya. Jaga diri kalian di sini, aku percayakan semuanya pada kalian. Kakakmu ini akan segera pulang dengan hidup dan akan terus hidup untuk kelian berdua," ucap Gressylia kembali menciumi pucuk kepala keduanya.
Dia sama sekali tidak dapat meninggalkan mereka, baru beberapa jam saja dia meninggalkan keduanya sudah ingin segera pulang untuk melihat keadaan mereka, bagaimana jika berhari-hari, Gressylia akan merasa tersiksa karena ini.
Rana memberikan perbekalan Gresaylia, dia tersenyum kecil kepadanya. Begitu pula dengan Rina. Mata mereka sedikit memerah, mungkin mereka tengah menahan air mata yang akan jatuh agar Gressylia tidak ragu meninggalkan keduanya.
"Jaga diri kalian, jangan pernah buat aku khawatir, aku akan menyalahkan diriku sendiri jika kalian terjadi sesuatu," ucap Gressylia lagi mengucapkan kalimat terakhirnya untuk meninggalkan keduanya.
"Kami berjanji Kak!" seru Rana dan Rina bersamaan sambil tersenyum kecil.
Gressylia segera berpamitan kepada kedua adiknya itu dan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat tinggalnya selama satu tahun ini. Meninggalkan rasa cemasnya untuk mencari sang putri yang entah pergi ke mana. Saat ini pikirannya pula sedikit kacau karena meninggalkan kedua adiknya dan mencemaskan Putri Cerllynda saat ini.
Sedangkan Rana dan Rina yang melihat kakaknya itu menjauh dari mereka berdua, keduanya saling merangkul. Perlahan air mata mereka jatuh begitu saja, hingga suara isak tangis yang pelan keluar dari lisan mereka. Selama ini mereka belum pernah merasakan sendirian berhari-hari tanpa sang kakak.
"Hey jangan menangis! Nanti Kak Gress akan kembali lagi!" ucap Rina sambil menyeka air matanya dengan kasar yang dibalas anggukan oleh saudari kembarnya itu.
Keduanya berusaha tersenyum meski lagi-lagi air mata itu menetes hingga tak ada lagi punggung sang kakak yang selama ini menghidupinya di depan sana. Gressylia sudah hilang termakan oleh jarak yang tidak akan dapat keduanya lihat lagi.
"Lalu, sekarang apa yang harus kita lakukan hiks," ucap Rana yang masih berusaha menyeka air matanya yang terus meluncur bebas itu.
"Aku tidak tahu!" seru Rina yang malah terisak lebih kencang membuat Rana langsung memeluknya. Mereka berdua saat ini terlihat sangat menyedihkan.
"Hey tadi kau yang bilang jangan menangis! Kenapa sekarang kau malah menangis lebih kencang!" seru Rana sambil memukul pelan kepala saudarinya itu.
"Kau seperti tidak tahu aku saja yang cengeng ini hiks," ucap Rina membuat Rana tersenyum miris.
Rina yang memang adik kembarnya itu lebih cengeng dan lebih kekanak-kanakan darinya. Meski mereka kembar tentu saja ada perbedaannya.
Sedangkan di dalam Kerajaan Carvandalle, Raja Carlin terus mengamuk dan menggerakkan pasukannya untuk menmukan putrinya. Dia merasa sangat kesal dan sedih dengan kepergian putrinya. Bagaimanapun dia adalah seorang ayah yang selama ini membesarkan anaknya sendirian, tentu saja tidak mudah baginya berpisah dengannya. Sudah cukup dia berpisah dengan istrinya, tidak lagi dengan putrinya.
Rumor-rumor aneh pun muai menyebar di Carvandalle, dari hubungan sang putri dengan tukang kayu bakar yang memiliki dua adik kembar, tentang kepergian snag putri dari kerajaan, tentang Raja Carlin yang mencemooh Gressylia di hadapan semua orang. Semua itu menjadikan para warga memandang jelek pemimpin mereka, karena selama ini dia baru mengetahui betapa tidak dapat menghargai orang miskinnya sang raja.
Selain menggerakkan pasukannya untuk mencari sang putri, dia juga mengadakan sayembara kepada seluruh warga. Yang menemukan sang putri akan dia beri harta dan jabatan. Tentu saja itu sangat menggiurkan kaum-kaum miskin, bahkan para bangsawan pun tergiur dengan hadiah yang akan Raja Carlin berikan.
Sehingga sangat banyak orang yang berlomba-lomba untuk mencari Putri Cerllynda di seluruh Carvandalle atau ke wilayah keekuasaan orang lain. Tentu saja masuk ke dalamnya sangatlah tidak mudah, selalu saja harus ada ijin resmi dan juga pasti ada saja pertarungan sengit atau tiba-tiba bertemu dengan perampok ataupun bandit yang menyeramkan itu. Semua orang akan melakukannya demi harta dan jabatan.